(13) panggung pertama

1.2K 188 14
                                    


"Dis, nanti dateng ke opening kan?" Tanya Wara.

Adis sedang mengekor ke tempat latihan kakaknya, lebih tepatnya dipaksa ikut oleh Joshua karena kakaknya itu butuh komentar tentang penampilan mereka. Ini kali pertama enam hari tampil di depan banyak orang. 

"Iya, dateng kok." Jawab Adis.

"Bagus deh. Lo audiens pertama kita jadi harus liat juga penampilan perdana kita." Tambah Yuda.

"Jadi lagu yang tadi udah final tuh?" Tanya Adis.

Joshua mengangguk, "Yoi. Paling latihan sekali atau dua kali lagi udah rampung. Ye gak, San?" 

"Semoga begitu." Kata Sandy setuju.

Adis menggeser plastik berisi snack dan air minum ke depan enam hari yang duduk di lantai, tentu saja semua ini dibeli dengan uang kakaknya. Sandy membagikan air kepada yang lain lalu membuka satu satunya cemilan yang mengandung MSG, sisanya Adis membeli biskuit karena Adis pikir mereka tidak boleh mengkonsumsi cemilan tersebut terlalu banyak.

"Pensi udah sampe mana, Dis?" Ujar Dimitri.

Adis terdiam sejenak, "hhh, gitu deh. Lagi tahap cari bala tentara sama rapat, tapi gue kayaknya udah fix jadi panitia, padahal gak mengajukan diri. hfftt."

"Kok bisa gitu?" Tanya Wara

"Iya, tugas gue cuma 1, assist kalian alias jadi LO selama acara. Katanya kalo gue yang jadi LO enak jadi gak ribet tektokan sama kalian." Jawab Adis.

"Yaaa ada benernya juga, Dis. Lebih enak sama orang yang dikenal sih. Terus tugas lo juga cuma komunikasi sama kita, sisanya lo bebas mau keluyuran. Dengan syarat hp lo harus selalu standy by, apalagi deket jam tampil artis yang lo assist." Jelas Yuda yang kini pembicaraannya agak berbobot.

"Wihhh kita artis dong? Anjaayyy." Timpal Joshua.

"Artis gadungan lu!" Kata Sandy terkekeh.

"Makasih lho kak Yuda insight barunya. Sangat berguna." Ujar Adis.

"Kalo mau tau soal pensi pensi gitu noh Sandy lebih pro. mantan wakil ketua tuh." Joshua menunjuk Sandy dengan dagunya.

"Bang Sandy diem diem aja lo. Tipes lo ya?" Ujar Dimitiri yang langsung membuat semua orang di studio tertawa. Sandy memicingkan matanya, badannya bersiap berdiri menghampiri Dimitri dan orang incarannya tersebut dengan gesit berdiri menghindar. 

"Ayo ribut. Gue suka liat orang ribut." Kata Joshua yang mengompori. Adis menggeleng pelan, ternyata umur hanyalah angka. Mereka yang noteben lebih tua dari dirinya masih tetap seperti Kelvan dan teman laki-lakinya di sekolah, rusuh.

Ponsel Adis menyala, mata sang pemilik ponsel melirik isi chat yang masuk. Dengan cepat ia meraih ponselnya. Sembari membalas pelan, kerap kali Adis terkekeh yang mana membuat lima pemuda di sekitarnya heran. 

Angga
Dis
Nanti malem ada di rumah ga?

Adistya
Ada. Kenapaa?

Angga
Mau bawa martabak
HAHAHAAHHA
GAK DENG
Mau main ajaa, boleh gak?

Adistya
........
Lo kurang kurangin kayak gt deh.
Yaudah dateng aja.

Angga
Okeee!! Jangan lupa sediain tamunya cemilan ya~

Adistya
Sinting.

"Kak, ini gue udah boleh balik? Mau ada temen gue main nih nanti malem." Tanya Adis pada Joshua.

"Bareng aja, bentar lagi juga bubar. Jam sewa dah mau abis. Yuk guys kita closing dulu." Ajak Joshua. Sementara enam hari briefing Adis sesekali terkekeh karena setelah pesan tadi Angga membalas. Sepasang mata milik salah satu pemuda yang sedang briefing itu diam diam melirik Adis dengan penuh tanya.

ME, YOU AND USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang