Minggu pagi biasanya Adis masih berada di balik selimut dan bangun siang. Kali ini sejak matahari belum menampakkan diri pun Adis sudah bangun. Hari lombanya telah tiba. Semua rasa Lelah latihan selama satu bulan belakangan akan dibuktikan hari ini.
Tim hore Adis kini bertambah 4 orang karena enam hari juga akan ikut menonton Adis. Sesuai perjanjian semalam, mereka akan berangkat lebih awal karena lomba dimulai jam 10 dan mereka harus sudah sampai GBK jam 9.
"Kak, yang lain udah dimana?" Tanya Adis pada Joshua yang sibuk membersihkan lensa kamera dengan kuas khusus.
"Udah deket. Soalnya mereka berangkat ke sini pake mobil Sandy." Jawab Joshua.
Joshua, Adis dan yang lainnya akan jalan lebih dulu. Orang tua mereka akan menyusul, katanya ada hal yang harus diurus terlebih dahulu. Sambil menunggu enam hari Adis mengecek kembali perlengkapan dalam tasnya. Suara klakson mobil mendistraksi kesibukkan Adis dan Joshua.
Adis setengah berlari mengarah ke pintu untuk membuka pintu. Bersamaan dengan terbuka pintu, Adis langsung disuguhi Yuda yang menyengir lebar, "Selamat pagi, mbak atlet"sapa Yuda yang dibalas Adis dengan memutar mata malas.
"Hih apaan, sih. Udah yuk jalan." Titah Adis.
Ucapan Adis dibalas dengan helaan napas Yuda, "Napas dulu lah, Dis. Goleran bentar."Keluh Yuda.
"Josh, lo yang nyetir ya. Nanti pulangnya baru gue lagi yang nyetir." Kata Sandy sambil menyodorkan kunci mobil ke Joshua. Adis memimpin jalan dan enam hari mengikuti Adis dari belakang. Seperti biasa, Adis menempati bangku paling belakang.
"Siapa nih yang di belakang?" Tanya Dimitri. 4 orang itu, tidak termasuk Joshua, saling lirik satu sama lain. Adegan itu berlangsung selama lima detik hingga akhirnya Yuda buka suara.
"Lama. Gue aja yang di belakang." Yuda berjalan berlalu melewati mereka, menyusul Adis yang sudah masuk lebih dulu.
Yuda sebenarnya geregetan. Diantara 4 orang yang saling lirik tadi, termasuk dirinya, ia sebenarnya terfokus pada dua orang yang Bahasa tubuhnya sangat ingin berkata 'íya' namun tertahan. Dua orang itu Sandy dan Wara.
Yuda sering bertingkah konyol, tapi Yuda adalah pengamat yang baik. Beberapa bulan belakangan, Yuda merasa yang aneh dengan Sandy dan Wara.
Kalau Wara, jangan ditanya. Dia telah menaruh hati sejak lama tapi belum ada nyali untuk maju, sampai sekarang. Yang aneh itu, Sandy. Menurut pengamatannya, Sandy terlihat lebih.... Ceria? Sandy memang mempunyai kepribadian ceria namun tertutupi oleh sifat kalemnya. Nah! Semenjak Sandy berstatus sebagai tutor Adis, Yuda merasakan perbedaan dari Sandy yang sering kali tersenyum tanpa alasan.
"Hayuk bapak bapak. Saya udah telat ini. Nanti kalo telat urusannya ribet." Omel Adis.
"Tuh, nyonya besar udah ngomel. Bapak supir ayok jalan." Ujar Yuda cekikikan di sebelah Adis.
**
Adistya
Sesampainya di GBK, gue memisahkan diri dari enam hari. Gue ke titik temu bersama club gue dan yang lainnya berjalan masuk arena akuatik, mencari tempat duduk.
"Adis nyamperin coach, ya! Kak Josh, jangan lupa foto gue!" Ucap gue begitu mendekati area pintu masuk.
Kak Joshua merangkul pundak gue dan yang lainnya memberikan tatapan dengan senyum lebar mereka. Entah bagaimana, rasa gugup gue berkurang begitu mendapat dukungan penuh dari orang – orang sekitar gue
"Doain gue, ya. Semoga medali emas."
"Pasti bisa! Kasih yang terbaik ya!" Dimitri menepuk pundak gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME, YOU AND US
Fanfiction"Oh... Ya udah. i'm ok, sih. Tapi balik lagi ke anaknya, mau gak kalau gue yang ngajar?" -Arsandy "Lain kali lebih teliti dong. Lo gak mungkin nanya ke gue kalo lo ujian." -Arsandy "Jadi orang tuh jangan galak, nanti gak ada yang mau deket baru tau...