Aku mengerti suatu hal akan indah apabila kita ikhlas. Ikhlas hanya dapat di tunjukkan tanpa perlu harus diucapkan.
....
Kalau tidak ada beasiswa ini mustahil sekarang aku disini. Namun aku harus selesaikan kuliahku maksimal 8 semester. Tidak ada toleransi lagi bila masa kuliahku melebihi dari itu, jika lebih tentu otomatis akan dicabut.
Bagiku ini sebuah jendela baru, jendela baru untuk menyusun banyak mimpi-mimpi ku. Hari inipun aku berjalan menuju ruang Ruang 3.201 Fakultas Pertanian yang dijelaskan tempat persiapan acara bakti sosial dari perhimpunan beasiswa dikampus. Kemarin iseng-iseng daftar sebagai relawan bakti sosial disalah satu desa terpencil.
Lalu lintas malam ini cukup padat. Derungan motor dan mobil lalu lalang tanpa koma. Kios-kios makanan dan toko mulai buka dengan lampu yang bersinar menyilaukan. Malam ini lumayan dingin, tidak salah aku memakai jaket untuk melindungi serangan udara dingin yang ada. Aku berjalan menyusuri trotoar yang disepanjang jalan menuju areal kampus yang sisinya ditumbuhi pohon-pohon besar dengan daun-daunnya jatuh berguguran diterpa angin.
Seketika langkahku terhenti hanya untuk mengamati daun-daun yang runtuh jatuh ke bumi. Memandang kearah atas dengan seksama. Melihat bagaimana angin menerpa pohon dan menarik daun-daun untuk terbang dan jatuh. Perasaan kadang pula seperti itu pernah dilambungkan namun adakalanya harus jatuh untuk dihembuskan. Daun bolehkah aku bertanya, pernahkah kau menyesal untuk jatuh dari indukmu? Atau memang sudah takdir mu untuk jatuh malam ini?
Aku mengambil satu daun yang baru saja terjatuh. Daunnya berwarna kuning, yang tepat jatuh disisi kakiku. Mengamatinya dengan teliti namun tidak ada nada ucapan penyesalan darinya. Aku mengerti suatu hal akan indah apabila kita ikhlas. Ikhlas hanya dapat di tunjukkan tanpa perlu harus diucapkan.
.....
Sepertinya aku sedikit terlambat. Beberapa anak sudah berkerumun melingkar dan aku tidak tahu apa sudah dimulai apa belum.
"Permisi kak, apa sudah dimulai?," tanyaku dalam gerombolan tersebut. Sekilas saat itu ada 15 orang yang sudah berkumpul.
"Belum, ayo silahkan duduk kami akan mulai sebentar lagi," salah satu kerumunan itu menjawab.
Rasanya ini suatu hal yang baru aku lakukan. Melakukan kegiatan bakti sosial didaerah yang masih terisolir. Pendidikan kurang, listrik yang masih belum menyeluruh. Bagiku ini sebuah tantangan bagi aku sendiri. Serta mencari suana yang benar-benar baru. Tak lama berselang briefing persiapan dimulai. Salah seorang kakak panitia menjelaskan bagaimana konsep acaranya. Lalu menjelaskan pula apa yang harus kami bawa.
"Kita berangkat Jumat sore, dan kegiatan kita hari Sabtu pagi sampai sore sesuai dengan jadwal masing-masing sekolahhnya," jelas ketua pelaksana kegiatan.
Salah satu dari kami mengacungkan tangan. "Lalu bagaimana pemberangkatanya kak,"
"Kalau pemberangkatan-,"
"Assalamualaikum kak," suara yang datang memberhentikan sementara briefing kali ini. Ternyata ada yang baru datang, menyusul. Aku tidak kenal dengan empat perempuan yang hadir kali ini. Kemunigkinan salah satu bagian dari tim relawan untuk kegiatan kali ini.
"Ayoo duduk, cepet," suara mereka sedang asik berselisih posisi duduk.
"Ih sebentar, aku sini, aku sini kamu agak sana, geser-geser-," salah satu dari mereka terus berselisih hanya karena masalah tempat duduk. Dari keempat perempuan itu aku melihat salah satu yang sepertinya aku pernah melihat. Tempat duduknya tidak jauh denganku. Aku merasa aneh saja, semacam Deja Vu. Pernah bertemu tapi kapan, siapa kamu sebenarnya?
"Hehehe maaf kak sedikit berisik," sambung salah satu perempuan yang baru datang tadi.
"Baik yang baru datang tadi, nanti kalau yang dibingungkan bisa langsung tanya disesi terakhir ya," ucap Ketua Pelaksana.
......
Sepulang dari briefing tadi aku langsung berjalan keluar. Kembali menyusuri jalan yang tidak berbeda saat aku berangkat tadi. Ada yang aneh dalam benakku. Masih
Tadi siapa ya, tanyaku dalam hati. Sepertinya aku pernah bertemu. Tapi kapan? Lalu dimana? Inikah yang dimasud Deja Vu?
Deja Vu setahu suatu peristiwa atau kejadian yang sudah diketahui sebelumnya. Entah muncul dari alam bawah sadar atau mungkin lewat mimpi.
Jadi sebenarnya kamu siapa? Jika kamu benar dari masa depan, lalu masa depan yang bagaimana?
Mungkinkah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Definisi Rindu
Teen Fiction| Romance | Fiksi "Bagiku rindu adalah hak setiap, termasuk rindu denganmu" ..... Malam yang selalu menyanyat direlung hati yang dalam. Menepis dingin dengan kelembutan rasa. Melangkah dan berjalan di sisi yang sepi. Aku tetap ada disini, sama keti...