19# Hujan

15 5 0
                                    

Setelah mengambil uang secukupnya dari mesin ATM aku berjalan keluar.
Langkah kaki aku percepat menyusuri trotoar jalan arah kos. Sesekali aku melihat keatas untuk mengetahui fakta malam ini mendung. Hembus angin berbau hujan yang aku curigai kurang dari 30 menit lagi akan turun hujan.

Keputusan salah malam ini aku keluar tanpa mengenakan jaket atau kaos lengan panjang. Hari ini terasa lebih dingin dengan hembusan angin dari arah selatan. Kendaraan lalu lalang tanpa jeda. Aktivitas malam yang aku alami dikota ini. Derung suara kendaraan bermotor bersahutan. Sesekali  saling bersalinan pejalan kaki yang berjalan berlainan arah.

Hmmm bau sedap tercium dari jarak beberapa langkah dari tempat aku berada. Warung bakso.

"Pak baksonya satu dibungkus ya, pedes" sambil ku menarik nafas dalam mencium aroma kuah bakso Pak Mamat.

"Siap dek" sahut Pak Mamat penjual bakso

Aku suka makan bakso disini bagiku murah. Maklum standar anak kos. Kalau enak menurutku relatif saja, enak-enak saja bagiku. Suasana warung cukup ramai aku harus antre dengan beberapa pelanggan yang lain yang sudah antre terlebih dahulu.

"Pak bakso satu dibungkus ya" salah satu pelanggan datang

Deg!

Suara itu tidak asing. Aku siap untuk melihat siapa sumber suara itu. Aku masih menunduk kebawah mempersiapkan mental bila harus melihat hal yang tidak aku inginkan seperti beberapa hari yang lalu.

Tapi aku berharap suara ini bukan siapa yang aku maksud.

"Arya, ketemu lagi, kita mesti ketemu hehehe" suara Kak Gadis.

"Kak Gadis" kataku pelan.

"Beli bakso ya" ia langsung duduk tepat  disampingku.

Aku mengganguk sambil tersenyum. "Iyaa kak lagi pengen" kataku. "Sendirian?" sambungku

Ia diam sejenak seperti berfikir. "Hmmm iya sendiri"

"Kak Robi kemana?" sebenarnya aku tidak ingin bertanya tentang hal ini tapi aku hanya ingin basa-basi saja.

"Sudah pulang ke kos tadi habis ngerjain tugas juga di kampus sama aku"

"Oalah" kataku pelan.

Suatu fakta yang harus aku ketahui. Sebuah kode atau sebuah tanda untuk aku harus memulai bersikap biasa. Perlu dicatat aku tidak boleh baper.

Kak gadis tiba-tiba melihat wajahku. "Lihat-lihat" ia memeriksa wajahku. Setelah itu melihat lenganku. "Udah sembuh kan?"

Udah sembuh kan?

Jantungku seperti mau copot. Tiba-tiba reaksi tubuhku menguap aneh. "Uu...dah kak" jawabku sedikit terbata. "Udah nggak sakit lagi kok"

"Auwwww aduhhh" ia mencubit tangan ku tanpa basa-basi.

"Tetep aja manja hehehe"

"Aku nggak manja kak" kataku sedikit protes.

Bresssss

Diluar dugaan hujan turun lebih cepat dari yang aku duga. Hantaman air hujan kali ini cukup deras. Aku melihat jalan raya sedikit kacau akibat hamburan manusia yang bingung berteduh.

"Yah hujan" keluh Kak Gadis.

"Kayaknya lama redanya" kataku sambil melihat frekuensi hujan yang jatuh ketanahh.

"Ihhhh sok tau, emang ada tandanya gimana?" Kak Gadis sambil menengok ke luar.

"Ada kak" aku berlagak tahu

Definisi RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang