#18 Definisi Rindu Sementara

16 2 0
                                    

Mendadak memoriku memutar apa yang terjadi sebelumnya. Tentang apa yang terjadi beberapa hari lampau. Aku tak mengerti bila akan begini jadinya. Rasa yang aneh, marah, bingung dan gelisah. Satu lagi kenapa aku harus cemburu dengan orang yang bukan siapa-siapaku.

Aku berjalan naik menuju lantai atas kos. Tempat biasa anak-anak menjemur pakaian. Tapi disinilah tempat yang tenang dari keramaian serta disini pula aku bisa langsung bertatap muka dengan bintang. Meskipun hari ini tidak secerah kemarin aku masih dapat melihat bintang-bintang yang tak malu menampakan wujudnya.

"Kak Gadis" ucapku lirih

"Kakak sedang apa?" Tanyaku dalam hati sembari aku duduk menatap langit.

"Kak, sepertinya aku sedang rindu kakak"

"Kakak rindu enggak?"

....

Untuk Kamu: Rindu..

Rindu ialah hak setiap orang. Hak untuk menyatakan pendapat ia ingin merindukan siapa.

Tuhan telah berikan sebuah anugerahnya, terhadap seluruh makhluk ciptaannya, sapi, kambing, bunga Kamboja, bunga anggrek, belalang, kupu-kupu, tanpa harus minum susu.

Maaf bukan maksud menyetarakan kakak dengan makhluk yang aku maksud tadi, hanya saja kakak bagian makhluk Tuhan yang indah bagiku.

Aku sedikit bingung mendefinisikan perasaan ini. Beberapa literatur tidak menjelaskan apa-apa. Dosen pula tidak menjelaskan yang demikian aku cari. Akhirnya diriku bersama  jari-jemariku aku mencurhatkan pada kertas, malam, sunyi, dingin, lembut, dan kefanaan yang ada. Menuliskan dan mencurahkan rasa.

Sebenarnya rasa ini bermula saat itu, saat kapan? Jawabnya aku tak tahu kapan rasa ini muncul. Namun harapan itu selalu ada untuk selalu dinanti.

Meskipun aku tahu kalau aku bersamamu hanya berupa fenomena dan keindahan yang bersifat fana atau tidak mungkin terjadi.

Rindu,

"Selesai" kataku.

Aku menarik nafas dalam-dalam dan memandang langit-langit kelas sambil meletakkan bolpoin yang baru aku gunakan. Aku sedikit ucapku pelan.

"Arya Wiguna ada?" Panggil Bu April namun aku tidak menyadarinya.

"Arya Wiguna?" Panggil untuk yang kedua kalinya.

"Ar, Ar dipanggil" Iblim menyenggol tanganku.

Aku yang tadi tidak fokus tersentak kaget dan langsung berdiri."Apa-apa! Maaf bu saya tadi nggak tidur cuma nulis-nulis aja kok" sontak semua teman satu kelas tertawa atas kelakuanku.

"Ahahaha hahahaha" teman-teman satu kelas tertawa. Aku hanya cengar-cengir sendiri.

Sambil membetulkan kaca mata Bu April sedikit heran. "Kamu sehat?" Tanya Bu April

Aku langsung tersenyum manis. "hehe sehat kok Bu" balasku

....

"Kamu tadi ngapain Ar, konyol banget" tanya Irma

"Aku sehat" sambil membolak-balik buku yang aku baru aku ambil dari tak perpustakaan.

Hari ini aku tidak terlalu fokus. Beberapa tulisan udah numpuk di dikejar deadline. Apalagi ditambah tugas dadakan seperti hari ini. Belum lagi pikiran dan suasana hati yang makin campur seperti nasi campur.

"Aneh! Udah ketemu belum materinya-"

"Belum ini masih nyari". Saat aku merogoh saku aku menemukan sesuatu di saku celanaku. "kertas apa ini" kataku pelan.

Aku mengamati potongan kertas ini. Kertas kecil yang bertuliskan Rp 6000. Seketika aku langsung tersenyum-senyum sendiri. Bagiku ini adalah saksi bisu pada malam itu dengan seseorang yakni: Kak Gadis.

Beberapa Minggu lalu...

"Kak

"Arya kamu harus sama aku"  kak gadis sambil mencomot Snack di sebelahnya

"Kenapa?" Tanyaku heran

"Kita udah komitmen di atas materai lohh" kak gadis kembali mencomot dan mengunyah Snack lagi. "Jadi kamu harus sama aku hehehe"

"Lohhh kapan? Nggak pernah" secara cepat Kak gadis memegang pergelengan tanganku.

Mengenggamkan keras seperti berjabat tangan."Oke mulai sekarang kita udah saling komitmen" ucapnya.

"Materainya mana?" Tanyaku lugu

"Oh ini" Kak gadis mengambil kertas yang ia potong kotak, lalu menuliskan bilangan Rb 6000 lalu menempelkan ditangan ku.

"Udah kita udah sahh, Arya hehehe" membuat ku tertawa terpingkal-pingkal. Kenapa orang ini konyol sekali sih, kataku.

"Kakak becanda deh" sambil ku tertawa

"Udah kamu sekarang resmi jadi pangeranku hehehe" katanya.

Namun semua yang hanya diingat itu hanya yang usang dan kini telah lalu. Karena semuanya telah jadi kenangan. Karena semuanya yang lalu hanya menjadi kenangan, tinggal itu kenangan manis atau sebaliknya.

Mungkin benar kata Lina kalau aku memang terlalu baper atau berlebihan. Seharusnya baku harus menyadari apa yang terjadi. Perlakuan itu hanya sebuah wujud perduli sebagai orang pernah ia kenal, sekali lagi hanya wujud kepedulian.

Salah besar bila aku mengartikan itu sebuah perhatian apalagi rasa kekaguman. Mungkin saja aku yang terlalu yakin dan salah penilaian lebih awal.

Akhirnya yang terjadi aku seperti ini, suka dengan seseorang iya, tapi ia merasakan hal yang biasa-biasa saja dengan kita, dan akhirnya kita yang sakit hati sendiri.

....

Aku langsung mendangakan kepala kearah Irma.

"Irma aku nggak apa-apa" aku melihat Irma masih asik mencari materi untuk presentasi tugas besok.

Ia memicingkan mata serta mengerutkan dahi. Ia langsung menyentuh keningku. "Nggak panas Ar, kamu nggak sakit kayaknya" ia heran

Aku tersenyum simpul kepada Irma. "Aku baru saja merenung sebentar" kataku

"Bentar-bentar aku ajak kamu perpus buat cari buku, terus buat persiapan kita presentasi besok, tapi kamu bilang habis merenung?" ia masih heran.

"Kamu baiiiikkkk deh hehehe"

"Ngomong apa sih Ar" ia menggaruk-garuk kepala

"Aku mau balik ke kos dulu ya" aku berdiri membereskan buku-buku ku

"Eh ehh besok presentasinya gimana?" Tanya Irma bingung

"Gampang Hehehe" aku melangkah menuju pintu keluar. "Da da irma" sambil melambaikan tanganku aku tersenyum semanis mungkin kearahnya.

"Jangan-jangan Arya?. Udah tidak waras?"

.....

Sebelum aku pulang aku berdiri di jendela besar yang sedang terbuka. Aku merasakan semilir angin yang berhembus tinggi. Pucuk sura yang aku buat tadi waktu dikelas aku masih simpan dalam saku. Hingga aku bentuk menjadi sebuah origami berbentuk pesawat. Aku siap luncurkan dari lantai lima perpustakaan ini.

"Terbanglah" aku melempar kuat

Semoga kamu tidak nyasar di tempat sampah atau mampir di tukang gorengan ucapku dalam hati.

Aku mendefinisikan rindu sebagai rasa yang indah, singgah, datang, dan dapat aku rasakan. Serta aku simpan meskipun kadang sakit. Walaupun sering menelan rasa kecewa karena terlalu berharap rasa ini tetap aku jaga dan selalu kuucap lewat doa.

Itulah Definisi Rinduku sementara.

Definisi RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang