PI [4] - KEKACAUAN

79.6K 4.6K 257
                                    

2 minggu kemudian

Disinilah aku sekarang, di bangku kuliahku yang sangat malas kududuki, melihat papan tulis yang malas kulihat karena dosen yang tua.

Setelah pelajaran dan materi selesai, aku berlari menuju kantin kampus dengan Azizah yang sudah menjadi sahabatku

Aku dan Azizah memilih memesan bakso dan es teh, dan berbangku di dekat taman kampus.

Akupun tak sengaja melirik Pak Fathan duduk sendiri dan merenungi dengan melihat langit biru yang cerah. Ah, kurasa ini waktu yang tepat untuk pdkt pada Pak Fathan

Aku langsung berjalan menuju banhku pak fathan dan duduk dihadapannya

"Hai pak!" Sapaku ceria pada pak fathan. Dia hanya melirikku sebentar lalu mengalihkan penglihatannya kearah lain

"Pak, aku punya ide pak khusus buat bapak fathan tercinta" ucapku dengan PD yang mendapat balasan kacang dari pak fathan

"Gimana kalau aku buat nama panggilan khusus pak fathan?" Lanjutku dengan bibir terangkat membuat lengkukan senyum yang manis di wajahku

"Jadi pak fathan saya panggil ustadz fathan. Kan pak Fathan orangnya aliiiimmm banget" lanjutkyu dengan mengiringi gerakan gerakan yang pantas dengan ucapanku

Pak Fathan masih saja diam tak memperhatikanku

"Ustadz Fathan yang ganteng dan sholeh, noleh ke aku dong" rengekku pada ustadz fathan yang sudah berstatus sebagai incaran pengabdi cintaku

Aku menarik lengannya untuk menghadap ke aku

Pak Fathan menoleh ke aku saat aku menarik paksa lengannya, dia menatapku tajam tanpa berbucara sepatah katapun

Dengan kode itu, akupun langsung melepaskan tanganku pada lengan tangan pak fathan

"M-maaf ustadz" ucapan permintaan maafku tidak dibalas oleh ustadz fathan, dia malah pergi meninggalkanku sendirian

Azizah masih menetap di bangku yang tadi kududuki dengannya, dia menatap tajam kearahku. Mengapa semua orang menatap tajam ke arahku?

•••

Aku berjalan menuju pintu rumah dan membuka pintu putih besar itu

"HAI ADIKKU YANG MANJA"

Aku menoleh pada asala suara tersebut

"KAK ADRIANN" Gilaku yang langsung menyambar dipelukan kak adrian dan dilihat oleh Mama dan Papa yang juga berpelukan romantis

"Ihhh mana janjinya suruh beliin motor crystal" tagihku pada Kak Adrian dengan tatapan manja bin imut

"Ihh jijiq deh liat muka adekku yang ini" jawabnya dengan ekspresi jijik padaku

Aku langsung memukul lengan kak adrian walaupun baginya tak sakit sama sekali.

"Beli motor apasih? Gaya banget. Masih bocil pula" lanjutnya dengan nada ketus dan penekanan di setiap kata

"Iiihh kan udah punya SIM" elakku dengan menunjukan SIMku yang berada di dompetku

"Beliin moge warna pink ya" ucapku pada kak adrian

"Aku ke kamar dulu ya kakaku yang terganteng sedunia"

Aku langsung berlari menuju tangga rumah untuk menuju ke kamarku

Pelengkap ImankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang