PI [15] - I,YOU,WHO?

91.2K 4.3K 232
                                    

"Masak apa nih?" Tanya Fathan sambil memeluk pinggangku dari belakang.

"Jangan manja dulu, nanti gosong. Sana minggir!" Gusahku pada Mas Fathan yang menggeliatkan pelukannya pada pinggangku

Mas Fathan tetap tidak melepaskan pelukannya, dia semakin mempererat pelukannya di pinggangku

"Mas, kemarin itu mas ngelakuin atas dasar apa?" tanyaku saat mematikan kompor. Aku berbalik dan melihat wajah Tampan Mas Fathan

"Cinta" jawabnya dengan lembut,sambil tersenyum hangat padaku.

"Mulai saat aku memelukmu, sampai kamu memakai cadar di kampus, aku merasakan jantungku yang berdebar tak keruan, aku rasa itu cinta yang sudah tumbuh untukmu" penjelasan mas Fathan membuatku tersenyum bahagia

Greb

"Mulai sekarang, kamu milikku,Crystal" ucap Mas Fathan sambil memelukku hangat. Aku suka situasi seperti ini. Hangat,Romantis.

"Jatahku belum kelar loh ya" ucap Mas Fathan kembali dengan berbisik tepat di samping telingaku

Pipiku memerah mengingat kejadian malam kemarin, Apakah harus diulang kembali? Bahagia memang. Mas Fathan yang Enak, Akunya yang sakit.

"Mas ngerasain gak? Mas Fathan tuh Enak kalo dapet jatah, Akunya yang kesakitan" ucapku cemberut pada Mas Fathan sambil memukul pinggangnya

Mas Fathan tertawa kecil

"Makanya jangan jadi singa kelaparan" ucapku lagi sambil memanyunkan bibriku

"Sapa suruh menggoda suami dulu?" Jawab mas Fathan tak mau kalah

Aku diam membeku, aku juga baru sadar bahwa akulah dulu yang menggodanya saat itu.

•••


Kami berdua berangkat kuliah bersama menaiki mobil seperti biasa.

Sekarang, hubungan kami tidak disembunyikan lagi, kecuali ada rumor bahwa Mas Fathan sudah mempunyai istri namun tidak disebutkan siapa istri nya. Yaiyalah gue istrinya.

"Mas, kok ada rumor tentang pernikahan kita?" Tanyaku pada Mas Fathan yang siap memasang seatbelt

"Waktu itu siswi aku tanya aku udah nikah apa belum, aku jawab jujur. Hanya bilang kalau aku sudah nikah" jelas Mas Fathan. Aku menganggukkan kepalaku.

"Crystal" panggil mas Fathan lembut padaku, setiap Mas Fathan memanggilku lembut, hatiku menghangat, itu yang kurasakan.

Aku menengok kearah Mas Fathan dengan tersenyum

"Kamu ingin Bulan Madu?" Tanya Mas Fathan padaku.

Sebenarnya aku ingin sekali berbulan madu dengan mas Fathan, apalagi hubungan kita saat ini sangat baik. Rencanaku sih aku ingin ke Arab, umroh istilahnya. Tapi, aku tahu kalau Mas Fathan sepertinya belum punya cukup uang untuk Umroh.

"Pingin Mas, kalau kemananya sih terserah" jawabku dengan nada yang kubuat biasa saja. Padahal aku benar benar ingin berbulan madu dengan Mas Fathan di Arab

Mas Fathan tersenyum padaku sembari mengelus pucuk kepalaku

"Dalam negeri atau Luar negeri?" Tanya Mas Fathan

"Di Indonesia aja Mas, Indonesia itu Indah aslinya, cuman banyak yang meragukan keindahannya dan malah ke luar negeri" ucapku

Fathan mengangguk dan menyupir kembali menuju kampus

Jawabanya mana? Hanya mengangguk? Entahlah.

Selama perjalanan tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami, sama sama fokus pada satu tujuan, Mas Fathan fokus nyupir, aku Fokus berpikir.

Pelengkap ImankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang