PI [21] - KEPUTUSAN TERBERAT

67K 3.3K 340
                                    

Crystal mengetuk ngetukkan jarinya di meja kamarnya, rasanya dia gelisah sekali ketika mendapat ancaman dari Atha dan Adinda.

Fathan memeluknya erat, hangat, dia takut jika Istrinya cemas tak berhenti, seharusnya dia menjaganya lebih

"Mulai sekarang, Kamu kalau pergi kemanapun harus telefon aku, Nanti aku antar, walaupun ke pasar" Fathan memeluk Crystal lebih dalam lagi

"Tunggu saja, akan kuhabisi kau,Berengsek!"

•••

Langit sudah mulai Gelap, Sepasang suami istru itu saling bertatapan penuh senyuman

"Kok bisa secantik ini ya?" Fathan mengelus wajah Crystal yang halus dan putih

"Gombal nanti aku tonjok!" Crystal mulai memelototkan matanya pada Fathan yang membalasnya dengan senyuman termanisnya

"Lepas dulu ya, Aku buatin Cap Cay Hongkong" Fathan mengangguk dan melepaskan pelukannya

Crystal segera menuju ke dapur untuk memasaknya, Dapurnya yang bersih membuat Crystal nyaman memasak.

•••

Fathan sudah berangkat kerja, Crystal memutuskan untuk menelefon Bela,Tia,Azizah. Pokoknya Crystal akan mempengaruhi mereka bertiga agar mbolos kuliah demi menemani Crystal

Setelah beberapa jam, Akhirnya Bela dan Tia yang datang kerumah Crystal dengan membawa dua wadah CHATIME

"Azizah mana?" Crystal yang menyadari ketidakhadiran Azizah saat ini

"Biasa, urusan nikah sama Pak Steven" Crystal manggut manggut sambil tersenyum bahagia.

Mengetahui sahabat terdekatnya--Azizah-- Yang terbilang 'Anti Pacaran' sudah mau menikah membuat Crystal semakin bahagia

"Ceritanya Kedua Sahabat nikahnya ama Dosen sendiri nih! Hahaha" Tia menertawakan apa yang dibilang oleh Bela

"Iya juga ya"

"Btw, Gimana kandungan lo?" Bela menanyai Crystal dengan menghentikan tawanya dan menggantinya dengan senyuman

"Allhamdulillah, baik"

"Gimana sih rasanya GITUAN sama Dosen Tertampan di Kampus?" Crystal memelototoi Bela yang tak menjaga ucapannya

Bagaimana bisa Sahabtnya berotak mesum seperti ini?

"Gila lo ya! Pada mesum semua!" Crystal tak henti hentinya tertawa dan curhat sana sini pada kedua sahabtnya itu

•••

Aku menunggu Mas Fathan pulang, Bela dan Tia sudah pamit duluan, dengan perasaan campur aduk aku memutuskan menelefon Mas Fathan

Ini sudah malam, dan belum pulang pulang, aku khawatir jika terjadi apa apa padanya

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk.."

Aku langsung mengecek lagi dan lagi,mencoba menelefon lagi dan lagi, namun tak ada jawaban darisana.

Tak ada pilihan lain, aku menelefon Lily, wanita yang berusaha merebut suamiku.
Terpaksa!

Tuut

Pelengkap ImankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang