END

433 30 5
                                    


      Di atap sebuah gedung sebuah Rumah Duka, Yebin yang tengah terbalut hanbok hitam tengah duduk di sebuah kursi yang ada di atap gedung Rumah Duka tersebut.

Dengan pandangan kosong, ia menatap ke arah langit dengan sepotong surat yang ada di genggamannya, lama-kelamaan air mata mulai lolos dari sudut luar mata Yebin.

Hingga, pada akhirnya, air mata yang tadinya cuma menetes secara perlahan, kini mulai menjadi air mata yang begitu kian derasnya mengalir di pipi Yebin.

"K-Kenapa? Hiks, kenapa harus seperti ini? Kenapa kau harus pergi meninggalkanku dengan cara seperti ini Ayah!? H-Hanya karena ingin melindungi aku, kau sampai- hiks, ini semua salahku, kenapa aku harus terlahir di Dunia ini!? kalau hanya untuk menyebabkan semua masalah ini terjadi, K-KENAPA!!!!? " Yebin menangis sesenggukan sembari sesekali berteriak histeris juga mencengkram surat tersebut.

"Karena itulah pilihannya!" Tiba-tiba, seseorang berucap dari arah belakang Yebin.

Saat tersorot, kita bisa langsung mengetahui, kalau orang itu adalah Minkyung.

Minkyung mulai duduk di sebelah Yebin, menatap wajah Yebin yang sudah basah akibat air matanya yang terus mengalir.

"Kau tidak salah Kang Yebin, kalaupun ada yang harus di salahkan, salahkan lah pada pilihan," Minkyung mengambil jeda, "memang jalan yang ayahmu pilih, adalah sebuah kesalahan besar, tapi kesalahan itu menyelamatkanmu Yebin-ah, meskipun harus membuat beberapa orang kehilangan nyawa mereka," Jelas Minkyung.

"Termasuk orang tuamu bukan?" Sahut Yebin, hingga membuat Minkyung terdiam.

"K-Kalau, kalau seandainya aku tidak ada, ayah tidak akan pernah menuruti perintah bajingan itu, dan orang-orang itu tidak akan mati di tangan Ayahku, dan kau-" Yebin mengambil jeda untuk menarik nafas dalam, "kau pasti masih bahagia dengan adanya kedua orang tuamu di sampingmu Kim Minkyung," Ucap Yebin yang masih menagis sesenggukan.

"Yah, kau tahu, aku memang menginginkan hal itu, berkumpul bersama kedua orangtuaku saat ini, tapi-" Minkyung kembali mengambil jeda untuk membuat Yebin menatap dirinya,  "hal itu tidak ditakdirkan untukku, yang saat ini ditakdirkan untukku adalah, di sini, duduk di sini bersamamu dan menenangkan dirimu, itulah yang saat ini sudah ditetapkan." Jelas Minkyung sembari memegang kedua pundak Yebin.

"Kau tahu, kalaupun kau menangis dan terus menyalahkan dirimu atas apa yang terjadi. Semua itu sia-sia, waktu tidak akan pernah kembali, jadi jangan pernah menangisi sesuatu yang sudah berlalu," Jelas Minkyung sembari mengusap air mata Yebin dengan Ibu jarinya.

"Yang perlu kau lakukan jika dirimu benar-benar merasa bersalah atas kesalahan Ayahmu adalah, mengingat semua keburukan yang Ia lakukan, lalu, menjadikan hal itu sebagai pedoman agar saat melangkah kedepan, kau tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang pernah ayahmu lakukan, itulah satu-satunya yang bisa kau lakukan untuk menebus kesalahan tersebut," Sambung Minkyung.

  Setelah mendengar semua ucapan Minkyung, Yebin kini malah menatap Minkyung dengan dalam.

"Kau, apabila kau tidak mencintaiku, apa kau juga akan memaafkan semua kesalahan yang sudah Ayahku perbuat? Apa kau benar-benar bisa melupakan semua hal yang sudah ia lakukan padamu?" Tanya Yebin, masih menatap Minkyung sedalam-dalamnya.

Sebelum menjawab pertanyaan dari Yebin, Minkyung menatap Yebin terlebih dahulu.

"Walaupun aku tidak mengenalmu dan walaupun seandainya ayahmu memang sengaja melakukan hal tersebut, aku harus bisa memaafkannya, karena apapun yang terjadi di dunia ini, itu semua sudah ditakdirkan, baik pada dirimu, diriku, dan orang lain," Ucap Minkyung sembari mengusap pipi Yebin.

Healty Love(GxG) "MINKYEBIN" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang