04. Kataksaan

1.4K 67 42
                                    

Senja tidak menyangka bahwa Rajendra akan menunjuk seluruh anggota The Monsters untuk berpartisipasi dalam acara Dies Natalies kali ini. Menolak pun rasanya sia-sia terkungkung oleh Rajendra dengan segala kewenangannya. Bukan untuk menindas atau memperkuat posisinya, tetapi Senja tau ia ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa sampah yang kebanyakan orang lupa keberadaannya dan sering dianggap tak berguna, nyatanya bisa menjadi hal yang tak terduga. Sampah bisa menjadi indah dan bernilai jika di olah sepenuh hati.

Tim Basket SMA GITA BAHARI, Harpy Eagle tanpa Senja tidak mungkin bisa sejaya ini, menyabet segudang prestasi dari tingkat nasional hingga internasional. Rencananya, Senja memutuskan mengadakan latihan bersama esok hari sebelum puncak pertandingan di mulai. Merasa tidak punya kerjaan disaat yang lain mempersiapkan segala sesuatunya. Senja mengambil kopiah hitam milik Awan dan memakainya terbalik dengan masing masing tangannya memegang sendok.

Mencelupkannya pada toples ikan milik Sadewa. Mencoba mengejar Abigail Encup yang berlarian dengan gesitnya.

"ENJAA... SENDOK GUE AMIS DONG!!" Awan merengut kesal, gagal sudah makan siangnya. Rajendra pun menghela napas, lelahnya belum terpuaskan sudah diberi cobaan, "Bangsad, Encup di aniaya Enjaa... jomblo modal madil kayak dia jangan lo ampunin," Lanjut Jeje mengadu pada Sadewa yang baru saja menggoda Samantha di seberang panggung.

"Ampun Sad, gue khilaf. Gue cuman mau Encup ngerasain rasanya kuah bakso," Senja mengangkat tangan, memohon pada Sadewa yang menatapnya tajam. Sejurus kemudian terjadi aksi kejar-kejaran.

"Sini lo!" Teriak Sadewa di hadiahi gelengan oleh cowok itu, Senja memilih berlari namun, Sadewa berhasil menangkap dan mengunci kepala cowok tengil itu di antara lengannya. Membuat Senja mengaduh, "Ahgg, ampun bau ketek lo! Bacin sumpah."

Sadewa melepaskannya lalu meraih toples ikannya yang lupa ia tinggalkan di atas meja kantin, "Jangan gangguin Encup lagi. Sekali lagi lo ngusik Encup abis lo,"

"Rasain lo Nja, Encup di cinta Enja pun diketekin aja," celetuk Romeo

Aksi tadi mengundang gelak tawa ketiga sahabatnya, Mulailah Senja mengusap hidungnya, lalu menari asal--diiringi lagu yang dia gubah liriknya. Baginya tidak ada salahnya menebar tawa daripada luka. Memberi penawar untuk denyut nyeri yang tak terobati. Toh, tawa dan luka tidak akan pupus seketika. Romeo menyusul Senja ke atas panggung-- sekedar menggoyangkan pantat.

Jodoh telah tiba
Jodoh telah tiba
Hore! Hore! Hore!

Simpanlah aku di hatimu
Lupakan mantan mantanmu

Jodohku telah tiba
Hore! Hore!
Emakku bahagiaa

"BAHAHAHA," sembur Awan, Sadewa, juga Jendra kompak.

"Heh, jomblo kagak berkembang . Tetep jomblo? Silahkan ke klinik JOMNI FENG. Melayani jomblo kurang belaian kasih sayang, jomblo yang ditinggalkan pas lagi sayang sayangnya dan jenis jomblo lainnya," timpal Jeje menirukan aksen iklan klinik pengobatan alternatif di Tv.

"Matur suwun Pak Jen. Berkat JOMNI FENG. Alhamdulillah penyakit jomblo saya sudah pindah ke orang lain," Senja menyatukan kedua telapak tangannya di bawah dagu.

"Ck..ck..TUMAN!!" Seru Awan

Mereka menggelengkan kepala sambil sesekali tertawa, untung kantin sudah sepi. Tidak sengaja netra Senja menangkap sosok Shanum saat tengah menata stand bazar di pinggir lapangan. Terik sinar mentari tanpa sadar menyengat kulit putihnya, menjatuhkan butiran peluh di wajah cantiknya.

"lo mau kemana, Ja?" Tanya Romeo saat Senja berjalan ke arah kantin lalu keluar menenteng sekotak susu dingin.

"Gue mau nyamperin bidadari gue, takut dia mati kehausan,"Kedua pipi Senja tertarik membentuk lengkungan dengan satu tangan di masukkan saku.

TMS [4] - SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang