TMS [4] - SENJA

Chapter 19 | Berdua Saja

NOW PLAYING| UNGU--DIRIMU SATU

SELAMAT MEMBACA TMS [4] SENJA

CHAPTER SEMBILAN BELAS| BERDUA SAJA

Biarkan kali ini aku membalas perasaanmu. Biarkan kali ini aku saja yang mencintaimu. Senja, beristirahatlah aku akan ada untukmu sembari menggenggam tanganmu

Tuhan berpesan sudah saatnya kita menyatu. Cukup aku dan kamu.

***

Hari masih sore namun matahari sudah enggan berteman dengan langit yang semula terang lantas meredup tanpa peringatan. Seakan tahu bahwa mentari baru saja terluka.

Mendung datang menyelimuti bumi, membawa dingin di seluruh penjuru hati. Menelisik sebuah hati yang baru saja rapuh ke bumi. Lalu ada beberapa orang menanti hujan ada juga yang berteduh berharap hujan tidak dijatuhkan. Mendung macam apa ini yang tidak menjanjikan hujan tapi menemanimu mengecap segala rasa pahit dan sakit?

Setelah kejadian tadi, Senja dilarikan ke UKS dan diobati segera oleh para tenaga medis yang disewa oleh sekolah. Untung saja lukanya tidak terlalu parah, hanya ada goresan yang cukup lebar di bagian tengkuk serta goresan-goresan kecil dengan jumlah yang banyak di bagian punggung. Terlihat juga beberapa memar kebiruan tercetak jelas di sana.

Gadis dengan raut cemas itu mengamati Senja di balik kaca UKS. Dia berharap cowok itu akan baik-baik saja. Dia berharap Tuhan menyelamatkan cowok itu. Meski luka tidak parah tapi tetap saja nyawa cowok itu sempat menjadi taruhan.

Jadi, sekecil apapun luka yang ada jangan diabaikan begitu saja.

Shanum menghela napas pelan lalu saat pandangannya beralih. Dia bertemu pada sosok beku di sana. Berdiri dengan raut yang tak bisa dia baca. Siapa lagi kalau bukan Gama. Lelaki yang hanya diam saja tatkala dirinya dalam bahaya. Lelaki yang sepertinya sudah kehilangan preduli dan memilih menjauh pergi darinya.

Seperti pasang surut air laut. Gama yang semula pergi menjauh kini datang menghampiri. Saat dirinya sudah memantapkan hati pada satu nama, yakni Senja.

Cepat-cepat Shanum membuang muja dan berjalan melewati Gama tanpa menganggap lelaki itu ada.

"Sye, tunggu! Gue mau ngomong sama lo," ujar Gama mencengkal tangan gadis itu.