05.Titik Terang

793 68 59
                                    

Hidup itu ibarat sebuah halte. Tempat pemberhentian bagi orang-orang yang silih berganti datang dan pergi dari kehidupan; menjadi tempat kita menanti seseorang yang tak pasti. Tidak selamanya hidup terus berlanjut baik mimpi dan cinta kadang beberapa diantaranya harus pupus pada suatu titik. Titik yang dinamakan takdir--jalan Tuhan yang tidak mungkin kita langgar-- selayaknya Senjakala yang tak abadi di barat cakrawala. Ia pun harus digerus pekat sang malam setelah datang untuk dinikmati bumi dalam sekejap. Senja pun juga harus memutuskan lebih lama atau lebih cepat rekahnya mega ia genggam atau lepaskan dari langit malam.

Hari ini Dies Natalies sudah resmi dibuka dengan beberapa sambutan dari pihak OSIS yang diwakili Rajendra dan sambutan dari kepala sekolah SMA GITA BAHARI juga penampilan Romeo dan Jazzi sebagai pembukaan. Beberapa lomba akan ditampilkan hari ini hingga petang di antaranya pidato, musik, lukis, jurnalistik, dan masih banyak lagi hingga dua hari ke depan.

HarpyEagleClub

KETUA

Habis istirahat, Kumpul di lapangan basket semua! Tanpa pengecualian.

Setelah mengirim pesan tersebut kepada para anggotanya. Cowok berbalut hoodie gelap itu melangkah menuju ruang ekskul basket guna memeriksa peralatan yang diperlukan. Dilihatnya seorang cewek berpita merah berjalan mondar mandir--tampak gelisah di lorong tersebut.

"Ra, ngapain lo di sini sepagi ini?" tanya Senja, mengernyitkan dahi.

Merasa namanya terpanggil kontan, cewek bernama Lara itu menoleh dan berjalan mendekat, "Gue cuma mau tanya nanti anak cheers ikutan latihan sekalian, gimana?" Lara menunggu Senja, harap-harap cemas dengan respon cowok tersebut. "Soalnya, gue kemarin mau tanya... eh, lo udah pergi duluan," sambungnya, menggigit bibir bawahnya guna menetralisir gugup yang menghinggapi.

Senja menimang-nimang lantas mengangguk--mengiyakan, "Boleh juga tapi, Pertandingan basket ini bakal diadain besok malem. Lo yakin?!"

"Yakin. Kenapa nggak?"

"Banyak nyamuk, nggak takut bentol-bentol?"

Lara tersenyum dengan sendu, "Tenang aja! gue sanggup kok,"

Yang nggak sanggup gue lakuin itu nahan rindu dan jauh dari lo, Nja! Cuman itu,--gumam Lara dalam hati.

"Oke, gue kasih izin hari ini dan besok buat tim cheers lo," tegas Senja.

Lara tampak sangat senang mendapat persetujuan itu, dia punya alibi untuk semakin dekat dengan Senja. Rasa suka datang dalam sekejap, bukan sebuah kesalahan jika kita memiliki sebuah rasa sebab rasa adalah hadiah terindah yang Tuhan berikan. Tapi seindah indahnya rasa pasti bisa menyakiti jiwa.

Dylara Agni, cewek cheers idaman banyak cowok karena parasnya yang sempurna itu sering berkoordinasi dengan Senja, menjadi pembuka dan pemandu sorak untuk tim basketnya saat mengikuti perlombaan. Jadi, wajar mereka saling mengenal. Waktu seringkali mempertemukan mereka. Saat itulah rasa menyapa setiap kali waktu mengizinkan mereka pada titik temu yang berkelanjutan namun, tak disangka rasa hanya datang sepihak saja.

"Makasih," pungkas Lara refleks memeluk Senja erat hingga cowok itu hampir tercekik.

"Ra, lepasin! Gue ngg.. gak bisa na.. pas," ujar Senja terbata-bata.

TMS [4] - SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang