SERIES KEEMPAT DARI NOVEL THE MONSTER SERIES -- UPDATE SETIAP SATU MINGGU SEKALI
Senja yang nyata dihadapan mata diabaikan. Namun, yang diangkasa malah diperhatikan.
Anugerah yang Tuhan berikan memang seperti candu yang ingin dihentikan, tapi malah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CHAPTER DUA PULUH DUA | EPHEMERAL
Rasanya baru kemarin kita mengecap manis di ujung senja lantas mengapa setelahnya pahit yang terasa. Kita yang awalnya saling menjaga, tak sengaja berakhir menumpahkan lara.
Senja mengapa kau lepaskan genggamanmu dari semesta, padahal aku masih ingin mengikatmu di angkasa.
***
Jingga diujung langit memudar dan Senja pun ikut hilang. Membiarkan malam menjemput sang rembulan. Memaksa mentari untuk tenggelam. Setiap ratapan keputusasaan tak bisa mengembalikan keadaan.
Dua pasang yang sempat ditekatkan semesta itu berjalan berdampingan. Cowok itu memapah si gadis yang terlihat kacau. Wajah gadis itu pucat, tidak ada tenaga serta penuh dengan peluh. Gadis itu berantakan.
It's okay not to be okay!
Semua sandiwara dalam hidup ini kadang harus diakhiri. Dan inilah yang sebenarnya, tatkala topeng itu terbuka. Kenyataan tidak pernah baik-baik saja seperti mindset kita.
Sekarang keduanya sudah sampai di sebuah pintu. Jari cowok itu mengetuk pintu dengan keras. Takut gadisnya keburu pingsan.
Pintu itu terbuka dan memperlihatkan wanita paruh baya yang berdiri bersama suaminya. Wajah mereka berubah panik dan marah seketika.
"Shanum! Kamu kenapa, Nak!" Gumam Alyssa syok
Akbar menatap Gama tajam setelah melihat putrinya, "Gama apa yang terjadi sama Shanum?! Kenapa putri saya bisa begini? Ha?!"
"Sebelum saya jelasin semua ke tante sama om. Izinkan saya bawa Shanum ke kamarnya," Jawab Gama tenang.
Keduanya mempersilahkan Gama membawa Shanum ke kamar.
It's okay to cry!
Ada raut sedih dan sedikit isak dari wanita itu. Akbar memeluk istrinya dan menenangkannya. Meski tak bisa dipungkiri hatinya pun ikut terluka di sini.
Ingin menjaga putrinya tapi dunia masih saja tega melukainya. Ingin memberi tawa dan bahagia untuk wajah putrinya namun yang dunia perlihatkan hanya luka dan tangisan saja.
Ingin rasanya Akbar menyalahkan semua realita yang ada tapi dia tahu bahwa sekeras apapun dia menjaga apa yang dijaga tak bisa diselamatkan sepenuhnya. Layaknya Gama, cowok itu menghela napas berat. Diselimutinya gadis itu yang sudah setengah tidak sadarkan diri.