Chapter 20 | Terungkap

366 30 6
                                    

NOW PLAYING| UTOPIA--BENCI

SELAMAT MEMBACA TMS [4] SENJA

CHAPTER DUA PULUH | TERUNGKAP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER DUA PULUH | TERUNGKAP

Selama apapun niat jahat tersembunyi pada nantinya juga akan diketahui. Ibarat bangkai yang akhirnya dibongkar oleh angin hingga yang semu dan tertutup dapat terlihat jelas oleh semua pasang mata.

***

Dunia dipenuhi berbagai macam hati dan kepribadian yang tidak semuanya baik. Beberapa menyimpan benci, dendam, amarah ataupun sesuatu yang buruk seandainya terealisasikan.

Tindakan gegabah disertai niat yang tidak baik akan memudahkan jalan Tuhan membongkar segalanya.

Melihat Senja terkapar Rajendra dan Sadewa mendongak ke atas. Melihat seseorang meninggalkan lantai atas. Kedua cowok itu yakin bahwa orang itu adalah pelakunya. Mereka buru-buru mengejar jejak si pelaku.

Langkah keduanya terhenti di lantai atas bebarengan dengan si pelaku yang gelagapan menuruni tangga. Rajendra langsung menarik Sadewa bersembunyi di balik salah satu tiang yang ada di sana. Cukup untuk menyembunyikan keberadaan mereka.

"Mau kemana tuh orang?" Gumam Rajendra lebih untuk dirinya sendiri.

Si pelaku dengan gesit bergerak kembali. Sadewa maju selangkah hendak mengejar namun ditahan oleh Rajendra.

"Gak bisa kita biarin dia lolos gitu aja, Je. Setelah apa yang dia perbuat sama sohib kita."

"Kita ikutin dia!" seru Rajendra tatkala si pelaku berjalan melintasi tembok-tembok belakang sekolah yang sepi.

Dua cowok itu mengendap-endap dan menemukan si pelaku berada di gudang belakang sekolah yang sepi dan sedikit gelap. Sunyi. Dinding-dinding berlumut serta cat yang kusam menambah kesan seram. Banyak kayu berserakan.

Rupanya, si pelaku berbincang dengan seseorang. Seorang dengan seragam SMA Gita Bahari.

Rajendra tidak bisa melihat karena orang itu terhalang oleh si pelaku yang menggunakan pakaian serba hitam serta sebuah masker yang menutupi sebagian wajahnya. Alhasil, cowok yang tengah mengintai itu mengisyaratkan Sadewa untuk merekam perbincangan antara dua orang itu.

"Suara itu--" kalimat cowok itu tertahan.

"Suara mereka kedengeran gak asing, Je!"

Saling terka dalam asumsi yang terkapar meminta dituntaskan. Kepulan asap yang muncul meminta ditemukan asal apinya, sisa kopi semalam meminta untuk ditemukan penyeduhnya. Lantas siapa? Siapa yang harus dipersalahkan? Siapa yang harus bertanggung jawab?

TMS [4] - SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang