Chapter 12 | Senja Terluka

433 49 21
                                    

NOW PLAYING|LAST CHILD--DIARY DEPRESIKU

SELAMAT MEMBACA CERITA TMS [4] SENJA

SELAMAT MEMBACA CERITA TMS [4] SENJA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER DUA BELAS| SENJA TERLUKA

Jangan biarkan ego merusak sebuah ikatan. Karena ketidaksadaran akan waktu bersama yang bisa berakhir kapan saja. Seringkali penyesalan hadir tatkala semua sudah berakhir dan tak ada jalan untuk kembali memperbaiki.

***

Malam menutup terang, menyeret karpet biru. Menciptakan remang pada lampu jalan. Menyamarkan bayang yang semula hitam legam. Butiran air yang lepas dengan ikhlas masih menggantung, masih menggenang. Seperti kenangan, ia ingin dikenang. Aroma pethricor menguar meluas, menggelitik luka yang dirasa kering, seketika basah kembali. Banyak para pengendara memilih berteduh. Namun cowok yang basah kuyup itu terus melajukan mobil dengan gores pilu di sepanjang jalan hingga sampai di pekarangan rumah mewah milik ayahnya.

Senja memarkirkan mobil sport hitamnya ke garasi rumah megah keluarga Dewandanu lalu berjalan menuju teras. Cowok itu berhenti saat dilihatnya Linggar bersedekap di balik pintu.

"Dari mana aja lo?" Tanya cowok itu ketus.

"Bukan urusan lo! Kemarin lo kemana aja baru nanya sekarang?" Balas Senja tak kalah sengit.

"Gue sibuk!" ujar Linggar mengalihkan pandangannya.

Senja semakin meradang dengan tangan mengepal sempurna, "Mending lo pikirin pekerjaan lo daripada pusing mikirin gue,"

Senja melanjutkan langkahnya, membuat Linggar mengambil napas gusar. Emosinya makin tak terkendali ditambah penat sehabis beberapa hari ini ia disibukkan oleh sebuah project besar perusahaan. Kesabarannya sudah diambang batas.

"Lo emang anak yang gak tau di untung, selalu nyusahin dan bikin kecewa Papa,"

Yang diajak bicara enggan memalingkan muka, Senja mematung dengan sunggingan tawa terus melanjutkan langkah namun langkahnya berhenti di depan ayahnya yang sedang duduk dengan tampang yang sangat kusut. Lengan kemeja pria itu digulung serta dasinya sudah dilonggarkan. Jemari tangan kanan ayahnya terlihat sedang memijat kening.

"Papa," Panggil Senja cukup terkejut lantas mendengus, ada sekelumit rasa bebal disana, "tumben inget rumah, kirain udah gak peduli buat pulang!" Senja memandang ayahnya dengan berani.

Rahang ayahnya mengeras, tatapannya sangat tajam seperti bicaranya, "Jangan mengalihkan topik. Papa tanya dari mana saja kamu?"

"Cuma jalan-jalan, nongkrong gak jelas," jawab Senja enteng.

TMS [4] - SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang