Chapter 17| Pertemuan Semua Mata

403 42 8
                                    

NOW PLAYING| JAZ--KATAKAN

SELAMAT MEMBACA CERITA TMS [4] SENJA

CHAPTER TUJUH BELAS | PERTEMUAN SEMUA MATA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER TUJUH BELAS | PERTEMUAN SEMUA MATA

Bila Layla taman melati di musim semi dan Majnun padang rumput di musim gugur. Mereka sama seperti kita. Mencintai meski berbeda; meski cinta bukan harapan atau ratapan. Seperti kisah klasik itu, aku akan tetap mencintaimu

***

Senja
Gue otewe ke rumah lo :-*

Shanum
Ngapain? Jangan bilang mau modusin nyokap gue.

Senja
Nganter pacar lomba sekalian kenalan sama calon mertua, sayang!

Shanum membaca pesan terakhir cowok itu berulang-ulang. Pasalnya nyawanya belum terkumpul seluruhnya. Gadis itu baru bangun tidur karena dering ponselnya. Lamat-lamat mata yang semula rekat terbuka lebar saat menyadari maksud pesan Senja barusan. Dia menepuk dahinya pelan.

Astaga gue lupa!

Gadis dengan piyama blue bird itu beranjak dari kasur dan berderap menuju kamar mandi. Gadis itu meratapi kebodohannya, bagaimana dia bisa lupa kalau hari ini dia akan mengikuti lomba yang dia bicarakan dengan Senja kemarin.

Beberapa menit kemudian gadis itu keluar dengan memakai sweeter bergaris hitam putih dan celana jeans hitam. Rambutnya dibiarkan indah tergerai di atas pinggang, tak lupa dia memakai topi hitam. Tangan mungil itu bergerak mempersiapkan peralatan lukisnya. Memasukkan alat itu pada ranselnya, agar tidak ketahuan oleh ayahnya atau pun eyang. Mereka benci akan impiannya tanpa sebuah alasan atau penjelasan yang bisa dia pahami.

"Duaaarrrr!"

Suara cempreng dengan nada tinggi mengagetkan Shanum dari balik pintu. Untung saja jantungnya tidak melompat dari tempatnya. Siapa lagi kalau bukan Qia. Shanum menatap Qia tajam lalu mengelus dadanya.
Sedangkan cewek yang bersandar di pintu itu menatap Shanum dari atas sampai bawah.

"Lo mau kemana? Kencan? Lo tau kemarin lo kencan sampe malam kaga bilang. Papa sama Mama bingung, alhasil gue yang kena omel." Sungut Qia merasa kesal.

Shanum menyumpal kedua telinganya dengan jari. Namun segera ditarik oleh Qia. Shanum kadang merasa risih jika Qia mencampuri urusannya tapi dia juga merasa sepi jika Qia tidak berada di rumah ini. Kalau ada berantem jika tidak ada saling mencari. Itulah mereka.

"Panjang banget sih, Qi. Masih pagi juga udah bikin gue kenyang denger omelan lo,"

"Abis bandel, sih. Pergi sama Gama bilang tapi kenapa nggak kalau sama Senja," Dengkus Qia merasa sedikit kesal karena sepupunya itu tidak bilang jika ingin pergi dengan cowok bernama Senja.

TMS [4] - SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang