01|Empat Sahabat

3K 39 0
                                    


Selamat datang... dan salam kenal.

♥♥♥


Cuaca panas membuat ke-empat pemuda SMA itu merasa haus berlebih. Mereka baru saja pulang sekolah hampir pukul 2, hanya kurang sedikit saja. Panas terik seperti ini membuat siapa saja menyengir tidak menentu.

Pemuda pertama yaitu Arnando Firdaus. Dia sekolah di salah satu SMA Negeri kota Jakarta. Saat ini masih kelas XI, jurusan IPA. Bukan sombong, tapi Nando itu pintar. Banyak orang-orang di sekolah yang membanggakan dirinya. Dia juga sering mengikuti olimpiade tingkat daerah atau nasional, mewakili sekolah tercinta.

Nando punya sahabat karib sejak SMP. Kebetulan mereka satu sekolah juga saat ini. Namanya Ikhsan Septiano, dipanggil Ical. Kenapa Ical? Itu bermula dari sang ibu yang kepeleset menyebut nama anaknya, dari Ikhsan menjadi Ical. Jauh memang. Ical cowok yang jahil kelewatan, tingginya sama seperti Nando sekitar 180 cm. Dia juga suka basket, dan suka makan. Tapi tidak pernah bisa gemuk.

Lalu ada Gege Atmaja. Dia pemuda sok cool kalau di depan perempuan, aslinya suka memberikan gombalan receh. Mantannya jangan ditanya, lumayan bisa jadi pajangan.

Terus yang terakhir ada Aryo Maulana. Anaknya rajin, agak kalem tapi dia sudah seperti kakak panutan karena suka memberikan nasihat pada Nando, Ical, maupun Gege kalau ada yang salah. Mereka sohib terbaik dan juga sama-sama menghargai. Mereka hidup di kalangan keluarga yang sederhana namun bahagia. Intinya, mereka yang terbaik untuk masalah pertemanan. Mereka juga saling support, dan suka menghabiskan waktu bersama kalau ada waktu kosong.

"Aaaaaa! Gila! Panas banget, Ya Allah. Hamba mohon, buatlah tempat ini teduh sedikit saja," ucap Ical saat kami baru keluar dari gerbang sekolah.

"Iya nih, muka gue panas banget. Jadi merah-merah kayaknya," sambung Nando sok dramatis.

"Makanya, jalan tuh yang cepet. Biar sampe rumah, terus ngadem deh," timpal Aryo.

"Gue maunya juga begitu kali, Yo. Elah! Ujan kek gitu sekali, atau nggak payungin gitu," gerutu Gege. Mereka hanya bisa menghela nafas, sudah biasa memangnya jalan di tengah teriknya matahari seperti saat ini. Namun begitulah, manusia suka mengeluh.

"Mending ngadem dulu yok. Di warung biasa. Swear, haus gue, Bro!" ajak Nando.

"Oke!" Mereka bertiga serempak menjawab. Keempat pemuda itu berjalan agak cepat menuju warung langganan saat pulang sekolah. Letaknya di pinggir jalan, tidak jauh dari sekolah. Namun, jarak rumahnya rata-rata cukup jauh. Itulah mengapa, mereka selalu mampir dulu di warung itu.

"Mang, es biasa, empat ya," ucap Ical kepada mamang yang berjualan di warung itu.

"Siap!" sahut mang Ari.

Mereka duduk saling berhadapan di meja yang disediakan. Posisi pojok paling favorit mereka.

"Silakan dinikmati. Wah, pada keliatan lesu banget kalian ini," ucap mang Ari.

"Biasalah Mang, panas banget, capek lagi," jawab Nando sambil meneguk es campur.

"Ya sudah, Mamang balik lagi ke sana. Dinikmati saja." Mang Ari meninggalkan mereka yang sedang menyantap es campur masing-masing.

"Ya ampun! Yang gue rasain nih ya, pas airnya masuk dari mulut gue, ngalir terus sampai berasa ke rongga terdalam. Gila! Mantap, Bro!" ucap Ical lebay.

Mereka terkekeh.

"Ho'oh. Adem banget dah. Es mamang emang juara deh," puji Gege.

"Oi Bro, katanya sih ada yang buka loker gitu. Mau coba nggak?" tawar Aryo tiba-tiba.

"Loker? Wah! Lo mau ngajak kami maling ya?" celetuk Ical. Nando yang gemas, langsung menjitak kepala Ical sampai pemuda itu meringis.

"Bego lo nggak ilang rupanya. Loker itu lowongan kerja!" sahut Nando agak kesal.

"Ya elah Ndo, kagak usah jitak gue juga kali. Sakit, loh! Kejam amat," rajuk Ical. Nando langsung tersenyum jijik.

"Ah, terus gimana Yo?" tanya Gege antusias.

"Gue kemarin lagi beli belanjaan nyokap, nah pas gue pulang, ada selebaran yang ditempel di tiang gitu deh. Gue ambil, cuma gue taro di rumah," jelas Aryo.

"Isinya apa?" timpal Nando lagi.

"Itu salah satu rumah makan. Cukup besar, cabangnya udah banyak nyebar. Nah, mereka butuh karyawan baru karena cabang di sini baru resmi dibuka kemarin," jelasnya lagi. Ical dan Gege manggut-manggut.

"Lumayan kayaknya. Lo masih punya nomernya?" tanya Nando.

"Ada kok di selebaran itu."

"Gini aja, lo hubungi nomer itu. Tanya terus, bisa nggak kita masuk kerja di sana. Gue mau kerja di situ, kalau kalian gimana?" Nando bertanya untuk meminta pendapat.

"Boleh aja. Lagian, kan, kita banyak waktu kosongnya. Tapi emang mereka mau gitu nerima karyawan yang kerja part time?" tanya Ical agak ragu.

"Nah, itu dia gue nggak tau. Tapi nanti gue coba hubungi dulu. Kali aja mereka mau nerima," ucap Aryo.

"Ya udah, lebih baik begitu. Mending sekarang kita pulang dulu. Gue capek banget," ajak Nando sembari bangkit dari duduknya.

"Oh, siap!" sahut Ical semangat. Setelah membayar es tadi, mereka bergegas pulang ke rumah. Sampai di pertigaan, mereka harus berpisah karena arah rumah yang beda. Tapi, tidak terlalu jauh. Sehingga kalau ada keperluan, bisa langsung kumpul.

✴✴✴✴


Nando menarik nafas berat. Kepalanya sedikit pusing. Dia memutuskan istirahat sebentar sehabis mandi. Baru saja ingin tidur, suara ketukan pintu dari luar membuatnya mendengus kesal. Buru-buru Nando turun dari kasur, dan membuka pintu ternyata adik tengilnya sedang berdiri sambil membawa paper bag.

"Apa?" tanyanya datar. Icha cuma nyengir sambil menyodorkan paper bag yang dipegangnya.

"Titipan dari bang Atta, tadi ke sini baru pulang dari Bandung."

"Oke. Makasih. Udah sana, Abang ngantuk," usir pemuda itu tanpa pikir panjang.

"Ya udah sih, jangan galak amat. B aja!" ucapnya nyolot.

"Nada bicara kamu turunin. Abang males ya debat sama kamu."

"Iya, iya. Bye!" ucapnya kesal sambil pergi dari hadapan Nando. Nando menutup pintu kamar, dan meletakkan benda itu di meja belajar. Gadis kecil tadi adalah adik Nando satu-satunya, namanya Icha Novarina. Masih SMP kelas 3, Icha salah satu musuh bebuyutan Nando jika di rumah. Berbicara dengan Icha terkadang membuat Nando naik darah. Ada saja omongan pedas dari Icha untuk kakaknya. Nando rasa ia butuh tidur sekarang agar otaknya fresh seperti buah yang dijual di swalayan.

❇❇❇❇

Cerita express!

Ceritanya b aja dan nggak yang gimana-gimana. Kalau suka silakan dibaca sampai habis, kalau nggak tinggalin aja nggak papa. Enjoy this story. Happy reading.

Salam dari "YK" ♥♥

Yang Kembali (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang