Enjoy it.
❇♥❇
Hari H telah tiba. Senin yang menegangkan bagi para siswa kelas X dan XI. Kenapa tidak kelas XII juga? Karena mereka sedang mid semester. Kalau ditanya perbedaannya, karena kelas atas sudah mau masuk ujian lebih ganas. Maka dari itu, ujian mereka adalah mid, sedangkan untuk kelas sepuluh dan sebelas menjadi ujian semester kenaikan kelas.
Artinya dua tingkatan itu akan libur. Libur yang selalu dinanti oleh para siswa yang notabenenya suka libur. Bisa tidur panjang, main ke sana ke sini. Kecuali untuk empat pemuda yang tak lain dan tak bukan ya Nando, Aryo, Gege dan Ical. Meskipun mereka libur, tapi libur kerja tidak ada.
Mereka baru saja masuk kelas. Seperti biasa setelah pengawas masuk, semua tas dikumpulkan. Hanya boleh tersisa pulpen dan alat tulis yang dianggap penting. Tidak boleh ada kertas meskipun kertas polos. Karena itu tidak diperkenankan.
Pengawas di kelas XI IPA di mana Nando dan Ical bermukim, diawasi oleh guru pria berkumis tipis dan berkepala botak.
Pria itu membagikan kertas soal dan lembar jawaban satu per satu. Suasana hening seketika. Jadwal hari ini adalah Bahasa Indonesia yang selalu didahulukan dalam setiap ujian.
"Nando," bisik Ical yang mulai kebingungan dengan soal di hadapannya.
"Hm," gumam Nando.
"Bantu gue dong nomer 3, kagak ngarti gue. Kok soalnya mblubet gini, sih?" omel Ical dengan pelan.
"Gue bantu doa."
Ical mencubit perut Nando karena kesal.
"Aw!"
Sontak saja cubitan Ical membuat Nando refleks menjerit. Semua pasang mata menatap ke arah Nando. Tak ketinggalan pengawas mereka.
"Kamu. Kenapa teriak?" tegur pria berkumis itu.
Nando menormalkan ekspresinya menjadi datar.
"Maaf Pak. Kaki saya kena meja."
"Ya sudah. Kalian kembali fokus ke soal," perintahnya. Nando menatap tajam ke arah sahabatnya dengan perasaan jengkel. Ical hanya nyengir polos dan pura-pura menulis.
"Sialan lo! Bikin gue malu," omel Nando.
"Sorry. Refleks gue." Ical mengangkat dua jarinya membentuk peace sambil nyengir.
✴♥✴
Ujian pertama sudah selesai. Tinggal satu mata pelajaran lagi yang akan dimulai dalam satu jam. Karena ujian dilaksanakan hanya seminggu, otomatis satu hari itu dua mapel jadi bahan ujian. Di sinilah, di taman samping sekolah keempat pemuda itu sedang duduk sembari membaca ulang materi yang ada.
"Gimana ujian lo pada?" tanya Gege.
"Lancar," sahut Nando yang masih fokus dengan bukunya.
"Yo, gue pinjem buku matematika lo dong? Gue mau nyatet yang belum gue pelajari," ucap Gege. Waktu itu Gege lupa mencatat materi yang kebetulan menyusul belakangan saat bukan jamnya.
"Nanti gue bawain pas kerja."
"Guys, nggak minat nyalon jadi ketua Osis?" tanya Ical.
"Pengen sih, tapi kayaknya bakal repot deh. Soalnya kan kita kerja, sedangkan Osis kadang ada rutinitas sore," jelas Aryo.
"Gue mau nyalon." Nando bersuara dan membuat ketiganya memandang bingung.
Detik berikutnya tawa mereka bertiga pecah. Nando menaikkan alisnya tanda bertanya karena bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Kembali (Selesai)
Novela Juvenil*** Yang pergi pasti akan kembali. Entah itu benar atau itu hanya sebuah kata penghibur. Setiap orang pasti pernah merasa kehilangan. Apalagi jika kehilangan seseorang yang berharga. Rasanya seperti mimpi di siang bolong. Kenyataan pahit yang mungki...