"Biarkan malam ini menjadi sesuatu yang berharga dan sulit untuk dilupakan"
😆 😆 😆Acara prom night akan dimulai sekitar dua jam lagi. Nando sedang memilih beberapa kemeja untuk dipakai. Berkali-kali mengacak-acak isi lemarinya, namun tidak ada baju yang menurutnya cocok. Sampai sang bunda memasuki kamarnya, dan mendapati kamar putranya berantakan.
"Astagfirullah, Abang. Ini kenapa berantakan kayak kapal pecah?"
Nando melihat bundanya dengan wajah memelas. "Bun, bantuin dong pilih baju untuk nanti," rengeknya.
Wanita itu menggelengkan kepalanya seraya berjalan mendekat. "Belum ketemu juga? Padahal dari tadi loh kamu di kamar? Kenapa nggak beli aja, Bang?"
"Sayang uangnya, Bun. Lagian cuma sekali pakek kok."
"Ya kan bisa dipakek kapan-kapan lagi." Bundanya menghela nafas, "Sini coba Bunda cariin. Kamu pakek kemeja?"
"Iya, yang simple aja."
Nando duduk di tepi ranjang, sedangkan bundanya mencari kemeja yang cocok dipakai.
"Warna ini aja mau? Bagus loh. Coba pakek." Wanita itu menyerahkan kemeja polos bewarna biru muda. Nando langsung mencobanya dan ternyata pas di tubuhnya.
"Tuh, bagus, kan. Ini kerahnya nggak usah di kancing, biar kebuka satu."
"Serius nih, Bun? Cocok sama aku?" tanya Nando sambil berkaca.
"Iya bener. Coba aja tanya adekmu. Icha, sini dulu!" panggil wanita itu.
"Iya, Bun, kenapa?" Icha muncul dan berdiri di depan pintu.
"Coba deh, liat penampilan Abangmu," suruhnya.
Icha meneliti penampilan abangnya, lalu senyumnya mengembang."Bagus ini. Abang tambah cakep deh," puji Icha.
"Ah, udah cakep tambah cakep gue ya? Haha."
"Serah deh. Itu bajunya bagus, mau ke mana?" tanya Icha.
"Prom night sekolah gue."
"Oh. Bawain makanan dong?" pinta Icha yang langsung mendapat cubitan dari bundanya. "Aw, ih Bunda. Kok aku dicubit sih?"
"Kamu ini, makanan mulu. Di rumah kan ada."
Icha hanya nyengir.
"Ya udah, aku siap-siap dulu," ucap Nando.
"Eh, itu kak Sei juga ikutan?"
"Iya. Kami kan seangkatan."
"Salamin dong. Ajak gitu main ke sini lagi. Bilang aja, salam kangen dari si cantik Icha," ucapnya dengan semangat.
"Hm."
"Ayo keluar, abangmu mau ganti baju dulu itu." Wanita itu langsung menyeret putrinya keluar, lalu menutup pintu.
Sekitar satu jam merapikan penampilan, Nando berdiri di depan kaca sambil mengatur arah rambutnya.
"Makin cakep aja gue ya?" gumannya disertai kekehan darinya. Ponselnya bergetar, lalu pesan dari whatsapp mulai memenuhi grup yang dia buat bersama tiga temannya itu.
Ical: Spadaaaa!! Woy, udah pada ngopi belom?
Gege: Alhamdulillah, belum. Kirim dong, Abang Ikhsan.
Ical: Beli aja sono, enak aja lu.
Aryo: Lo pada ngapa nongol di mari?
Ical: Lah? Ini lapak bersama asal lo tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Kembali (Selesai)
Fiksi Remaja*** Yang pergi pasti akan kembali. Entah itu benar atau itu hanya sebuah kata penghibur. Setiap orang pasti pernah merasa kehilangan. Apalagi jika kehilangan seseorang yang berharga. Rasanya seperti mimpi di siang bolong. Kenyataan pahit yang mungki...