Enjoy it!
*******
"Nando!!" teriak Ical saat melihat pemuda itu berjalan di koridor sekolah. Yang dipanggil langsung menoleh ke belakang. Terlihat ketiga temannya sedang mengejar Nando.
"Gila. Eh, lo makan apaan sih? Jalan kok ngebut gitu," tanya Gege sambil mengatur nafasnya. Begitupun Aryo dan Ical.
"Lo pada ngapa sih? Bukan jam olahraga juga."
"Eh, somplak. Kami ini ngejer lo dari jalan sono noh, dipanggilin nggak nyaut," omel Aryo.
"Ho'oh, wangi gue sampai kebuang gara-gara lari," timpal Ical asal.
"Lo ngomong apa sih Ical? Larinya kok ke wangi, sih?" Nando yang bingung menggelengkan kepala.
"Abisnya lo jalan kayak lari dah. Cepet bener."
"Lo aja lelet. Udah ah, gue ke kelas dulu." Nando ingin melangkah tapi tangannya langsung ditarik oleh Ical.
"Ntar dulu, lo udah jadi pr Kimia?"
Nando langsung menepuk jidatnya saat mengingat ada pr Kimia.
"Argh! Mampus gue, mampus! Cepet Cal, kita kerjakan bareng. Mumpung masih lama masuk!" Nando langsung menarik tangan Ical dan berlari.
"Woi, tunggu kami ngapa. Bro ke kelas tuh bocah dua dulu yok," ajak Aryo.
"Cuslah." Gege dan Aryo ikut berlari mengejar dua temannya yang sudah duluan. Mereka duduk di kursi masing-masing sambil sibuk membuka buku yang ada tugasnya.
"Tumben banget Nando sampai lupa kerjakan tugas," sindir Gege sambil menarik kursi.
"Namanya juga manusia. Lagian gue langsung tidur semalem, lupa kalau ada tugas," sahut Nando sambil fokus dengan bukunya.
"Ge, bantuin gue dong?" pinta Ical.
"Apa sih?"
"Bujuk mbak Dian biar mau kasih nomer adeknya itu loh."
Gege memutar bola matanya kesal. Lagi dan lagi masalah itu. Masih sempat saja anak itu merengek saat sedang sibuk dengan pr yang menjadi ps saat ini.
"Ya ampun Ikhsan, lo belum kapok juga ya kena pukulan sadis mbak Dian?"
"Ya elah, kan usaha Ge."
"Ogah gue! Lagian yakin banget sih kalau adeknya mbak Dian cewek."
"Kan gitu katanya. Ayolah Ge, bujuk mbaknya, kali aja kalau lo yang minta bakal dikasih." Ical menarik lengan Gege yang duduk di sampingnya.
"Nggak Ical, males gue. Gue tuh cowok yang dikejar cewek, bukan sebaliknya." Prinsip ala Gege.
"Ge, ini kan buat kebaikan dan masa depan sahabat tertampan lo ini. Masa sih nggak mau? Gege..." rengek Ical. Gege yang jengah menarik tangannya kasar hingga rangkulan sahabatnya terlepas.
"Males! Titik, kagak ada koma," final Gege. Ical tak berhenti sampai disitu, jurusan mautnya dia berikan kepada Nando.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Kembali (Selesai)
Teen Fiction*** Yang pergi pasti akan kembali. Entah itu benar atau itu hanya sebuah kata penghibur. Setiap orang pasti pernah merasa kehilangan. Apalagi jika kehilangan seseorang yang berharga. Rasanya seperti mimpi di siang bolong. Kenyataan pahit yang mungki...