44|Qiandra's Revenge

203 5 0
                                    


"Jika aku tidak bisa memilikinya, maka tidak ada seorang pun yang pantas memilikinya"

_Qiandra_

❇❇❇

Qiandra melempar semua barang yang ada di kamarnya. Semuanya berantakan bagaikan kapal pecah. Sampai papa dan mamanya menghampiri anaknya itu sambil bertanya kebingungan.

"Kamu kenapa Sayang?" tanya Mamanya.

"Aaaaaa!"

"Qiandra, cerita sama kami, kamu kenapa?" tanya papanya sambil memegang tangan putrinya. Qiandra menangis histeris dengan rambut berantakan.

"Kenapa Pa? Apa aku nggak pantas dicintai? Aku cinta sama Nando! Aku cinta sama anak Papa itu!" teriaknya. Pria paruh baya itu mengusap kasar wajahnya, kemudian memegang bahu Qiandra agar tenang.

"Dengar, Nak. Masih ada laki-laki lain yang bisa mencintai kamu, begitu pun sebaliknya. Papa mohon, lupakan dia, biarkan dia bahagia dengan pilihannya. Cinta itu nggak bisa dipaksa, Nak. Papa mohon sama kamu, mengertilah."

Qiandra menepis tangan papanya.

"Harus aku yang mengerti, iya Pa?! Aku nggak akan rela dia bahagia sama perempuan lain!"

Karena geram melihat putrinya seperti orang kehilangan akal, mamanya menampar Qiandra agar bisa mengendalikan emosinya.

"Mama nampar aku?" tanya Qiandra tak percaya. Wanita paruh baya itu menggeleng.

"Dengerin Mama, Sayang."

"Nggak! Kalian nggak pernah mengerti aku! Aku cuma mau Nando, bukan yang lain! Pa, aku mohon bujuk dia supaya mau sama aku," mohonnya.

"Sayang, bukan seperti ini caranya. Papa nggak mau bantu kamu, karena itu hanya buat kamu menyesal nantinya," jelas pria itu.

"Oke. Kalau kalian nggak mau, biar aku aja!" Qiandra mengusap kasar wajahnya lalu mengambil tasnya.

"Kamu mau ke mana, Qi?!" teriak Mamanya.

"Ma, kita ikutin dia sekarang." Mereka mengikuti Qiandra yang telah melajukan mobilnya lebih dulu. Dengan senyum liciknya, Qiandra mengintai Seina. Dia semakin geram ketika tahu wanita incarannya itu sedang bersama Nando menuju restoran. Setelah itu, Qiandra mengambil sebuah pisau lipat dari tasnya, lalu keluar dari mobil.

Kelima dari mereka melihat Qiandra yang berjalan mendekat dengan tatapan benci. Ical dan Gege memandang wanita itu heran.

"Tu cewek ngapain ke sini?" bisik Ical pada Gege.

"Nggak tau."

"Kayak orang gila tau nggak? Berantakan banget," komen Aryo yang melihat penampilan Qiandra.

Seina menatap Qiandra juga penuh keheranan. Sedangkan Qiandra semakin cepat berjalan lalu mengarah pada Seina yang berdiri di samping Nando. Dengan gerakan cepat, Qiandra menusuk perut Seina dengan kejam, lalu tersenyum penuh kemenangan.

"Seina!" teriak Nando saat menyadari arah tangan Qiandra yang membawa pisau.

"Anjir! Dia nikam Seina, Bro!" teriak Gege panik, diikuti Ical dan Aryo yang mendekat. Seina terjatuh ke pelukan Nando dengan darah yang mengalir di perutnya.

"Gila lo! Maksud lo apaan?!" bentak Aryo menarik Qiandra sedikit menjauh.

"Gue mau dia mati!" ucap Qiandra.

"Psycho banget lo!" sentak Gege.

Nando panik luar biasa, dia mencoba menepuk pipi Seina agar tetap tersadar.

Yang Kembali (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang