🌊 Chapter 2: Miss him

210 6 0
                                    

Sorry for typo
Selamat membaca :D
.
.
.

tepat pada pukul 00.00 petasan diledakkan. semua orang membunyikan terompet mereka kecuali malaikat Isrofil dan Nathan. kalau bukan karena teman-teman bobroknya ini, Nathan tidak akan mau merayakan tahun baru. Kenangan tentang tahun baru terakhirnya bersama sahabat kecilnya itu terulang kembali. Bahkan hanya butuh menghitung hari menggunakan jari, kejadian naas itu menimpa mereka. Rasanya hati nathan tersayat-sayat mengingat bagaimana keadan sahabat kecilnya tersebut. Sudah 10 tahun ia kehilangan kontak dengan sahabatnya.

'lo sekarang dimana nath? gue rindu ama lo. Sekarang tahun baru. Semoga tahun baru ini gue bisa bertemu sama lo.'

Setetes air bening meluncur mulus dari mata Nathan. Sungguh, rasa rindu didadanya menyeruak begitu besar hingga berani membuat air mata berharga nathan keluar begitu saja. Tanpa nathan ketahui, ada sesosok manusia yang memperhatikannya dari tadi dalam diam. Tak lain dan tak bukan adalah Lify, teman seSMPnya yang kebetulan juga satu SMA dengannya.

"lo gapapa nat?" . Nathan terperanjat kaget ketika sebuah tangan menyentuh pundaknya. Segera dihapusnya air mata itu lalu tersenyum-lebih tepatnya fakesmile.

"gapapa kok. Gue mau kekamar duluan. Kalo yang lain nanya gue dimana bilang aja gue gak enak badan. Makasih lif"

🌊🌊🌊

Entah memang karena suhu udara yang sedang terasa dingin atau memang karena hari ini adalah tahun baru semakin membuat nathan terasa emosional. Kenangan tentang seorang bocah itu terulang-ulang kembali. Membawanya hanyut terbawa mimpi yang tak akan pernah terulang lagi.

Seorang gadis kecil berambut hitam tersebut menangis dibawah pohon rindang didaerah sekitar sekolahnya. Ia menangis sebab diejek teman-temannya 'gendut seperti babi'. Awalnya ia telah melawan sekelompok teman-temannya tadi namun yang terjadi adalah sebaliknya. Ia kalah dan kembali diejek oleh sekelompok pembully tersebut. 'babi sok kuat', 'udah gendut sok kuat lagi', 'ara si babi' dan masih banyak ejekan lain yang diberikan kepadanya.

Ara itu masih saja menangis walaupun sekarang adalah jam masuk pelajaran. Gadis kecil itu merasa bodoamat tentang pelajaran dari pada harus bertemu kembali dengan para pembully biadab. Gadis itu mendongakkan kepalanya ketika suatu benda bersuhu dingin menyentuh kulit kepalanya yang terasa panas tersebut. Dilihatnya seorang anak laki-laki yang mungkin seumuran dengannya. Ia membawa dua kotak susu rasa coklat yang masih dingin. Anak laki-laki tersebut memberikan susu itu kepada  gadis kecil yang baru saja ditemuinya tadi.

"kamu mau nggak?" Ara menangguk. ditangkapnya susu kotak tersebut lalu diminumnya. Anak laki-laki tersebut mengambil posisi disebelah Ara untuk duduk bersamanya menikmati semilir oksigen hasil fotosintesis tumbuhan yang mereka tumpangi lalu terhembus oleh angin menciptakan suasana yang menyenangkan saat matahari telah berada tepat diatas kepala.

Ara menatap orang asing disampingnya dengan seksama. Ia dapat melihat darah kering disudut bibir anak laki-laki ini. Ara juga dapat melihat luka memar yang mulai menghitam disekujur tubuh kurusnya. karena rasa ingin tahunya, Ara pun menyentuh luka memar tersebut dan langsung mendapatkan teriakan kesakitan dari sang empu.

"aduh! sakit! jangan dipegang ya" gadis kecil tersebut hanya mengangguk-angguk. mereka berdua lalu melanjtkan acara meminum susu kotaknya.

Tsunami ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang