🌊 Chapter 19: Memory

48 2 0
                                    

Sorry for typo


"NATHAAN!" Teriak seorang gadis kecil yang diketahui bernama ara saat sahabatnya laki-lakinya terjatuh lalu dahinya membentur sebuah batu. gadis itu berlari mendekat dengan mata berlinang air mata.

"nathan gapapa?"

"aku gapapa kok ara. kamu jangan nangis dong". bocah bernama nathan ini mengelap tangannya yang kotor dengan bajunya lalu menghapus air mata yang ada dipipi ara.

"tapi kepala kamu berdarah" ara menunjuk dahi nathan yang mengucurkan darah.

"oh iya hehe"

"ayo pulang kerumah"

🌊🌊🌊

"kepala nathan nggak sakit?"

"nggak. soalnya tadi udah dijahit sama bu dokter"

"maafin ara nathan huhu" gadis kecil itu mulai terisak kembali.

"ara nggak salah ngapain minta maaf", nathan mendekatkan dirinya lalu memeluk ara.

"lucu banget sih bocah-bocah ini" ini suara maknya ara.

"maaf ya anak-anak tapi mama mau kerja lagi. mama udah minta tolong temen mama buat ngantar kalian. oh iya nathan gak boleh lari-larian dulu ya"

"iya tante. terima kasih"

"iya. ara, mama kerja dulu ya sayang"

"iya mama"

"hati-hati dijalan yaa"

"iyaa" ucap kedua bocah itu bebarengan. mama nathan adalah seorang dokter spesialis di rumah sakit dahi nathan dijahit tadi. akhirnya kedua bocah itu pulang dengan selamat"

🌊

1 minggu kemudian

hari ini nathan sudah melepaskan perban yang melekat dikepalanya seminggu ini. ara pun menyambut dengan bahagia kabar ini. sekarang kedua bocah ini sedang berbain di halaman rumah ara.

"nathan, cobak lihat kepala kamu", ara mendekatkan tubuhnya ke nathan.

"emang kenapa kepalaku?"

"lihat lukanya"

"oh", nathan menyibakkan poninya dan muncullah sebuah bekas jahitan yang berbentuk seperti bulan sabit.

"ih lucu kayak bulan"

"hehe iyakan lucu", ara mulai menjauhkan badannya lalu nathan meletakkan kembali poninya yang menutupi bekas jahitan itu.

"nathan"

"iya?"

"jangan pernah dijahit lagi ya?"

🌊

"udah selesai" ucap nathan sambil meletakkan catokan rambut dimeja rias.

setelah bertarung melawan rasa rindu, kesal dan juga berbagai macam rasa yang ada akhirnya nathan dapat menyelesaikan misinya. sedangkan manusia sang pemberi misi masih duduk diam. sepertinya ia sedang melihat kembali masa lalunya.

"dit?"

"eh iya? udah? makasih ya"

"hmm"

"terus makeup lo gimana?"

"gue panggil putri aja"

"oh yaudah. maafin gue ya ara. nanti dilanjut lagi". mendengar adit mengucapkan nama lamanya membuat sekujur tubuh nathan seperti tersengat listrik dan juga kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya.

"iya nathan. cepetan kesana gih". adit mengusap pelan pipi nathan lalu pergi mendekati teman-teman bandnya. nathan mulai mengetikkan bala bantuan kepada putri. lalu tak lama manusia yang biasanya dipanggil mami oleh kaum jomblowati datang.

"ya ampun nat. perasaan tadi lo dateng kek princess disney eh sekarang mak lampir gini. kenapa lo?"

"ntar aja gue ceritain gimana. sekarang lo make up in gue yaa pliss" ucap nathan memohon sambil ala-ala puppy eye

"iyee"

🌊🌊🌊

Tinggalkan jejak 🐾

Tsunami ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang