🌊 Chapter 15: Downpour

36 2 0
                                    

sorry for typo

extra banyak awas bosen hehe



"let me just cry for a moment

as i lean on the rain so you won't see our sad tears

now... goodbye"

bahkan dalam keadaan hujan sekalipun nyanyian parau dari nathan terdengar sangat menyakitkan. memang ia tidak benar-benar putus namun rasanya semua hubungan yang ia jalani bahkan hampir satu tahun ini terasa hampa. tak berarti lagi. memang semenyakitkan ini kah rasanya diduakan? entahlah, nathan seumur hidupnya saja tidak pernah berpacaran.

saat ini adalah hujan angin. begitu sangat dingin dan juga menyakitkan. pohon-pohon yang tumbuh pun bergoyang mengikuti arah angin. ponselnya ia matikan jadi ia pasti tahu kalau saat ini para jomblowati itu sedang mencemaskannya. siapapun yang melihat nathan saat ini pasti orang ini sudah sangat tidak waras. bahkan orang gila pun berteduh disaat hujan seperti ini tapi mengapa orang waras seperti nathan malah berjalan seperti mayat hidup ditengah-tengah hujan. ia tidak memperdulikan rasa sakit dikulitnya karena terkena tetesan air hujan atau ia akan sakit flu selama berhari-hari. ia sangat tidak peduli.

"NATHAAN", nathan menoleh dan mendapati seorang adit sedang berlari menuju kearahnya sambil membawa sebuah payung dan kantong belanjaan dari supermarket.

kini jaraknya dan juga adit hanya berjarak kira-kira 100 cm. adit menyodorkan payungnya kearah nathan yang sudah basah kuyup sedangkan ia membiarkan dirinya basah terkena air hujan. adit bodoamat jika nanti ia dimarahi mamanya karena belanjaannya basah semua atau lebih parahnya lagi sesak karena alergi dinginnya kambuh.

kedua insan tersebut masih membeku ditempat. kemudian nathan tersadar lalu ia memeluk sahabat laki-lakinya ini secara tiba-tiba dan payung adit seketika jatuh bersamaan dengan belanjaannya. otak adit masih mencerna apa yang terjadi sekarang sedangkan nathan sudah menangis tersedu-sedu didada adit.

"eh lo kenapa?" adit membalas pelukan nathan sambil mengelus-elus pelan rambuh nathan yang basah. nathan tidak menghiraukan pertanyaan adit dan tetap menangis didalam pelukan sahabatnya.

dan semua pohon yang bergoyang, jalan aspal yang basah dan juga hujan angin yang menyelimuti mereka berdua menjadi saksi sebuah kisah baru tanpa akhir akan segera dimulai

🌊🌊🌊

"lo tuh kenapa sih? ada masalah sama dito?"

"maaf ya, belanjaan lo jadi basah semua gini"

"gak usah ngalihin pembicaraan. jawab gue! lo kenapa? dito selingkuh lagi?". nathan hanya menunduk. menatap susu kotak rasa pisangnya yang sudah terbuka. seketika tragedi pelabrakan pacarnya dan pelakor terngiang dengan jelas diotaknya.

ah, bodoh sekali pacarnya itu. bagaimana bisa ia terciduk selingkuh untuk kedua kalinya dengan mata kepalanya sendiri. ia tidak habis pikir. jujur, nathan ingin sekali putus dari pacar bangsatnya itu tapi hatinya masih ingin bersama lelaki itu. cinta memang menyebalkan.

"dih goblok banget pacar lo. udah sia-siain lo eh kepergok selingkuh lagi. mana dua kali kepergoknya. haha"

"bisa gak sih lo diem! pusing gue denger omongan lo"

"ya maap". nathan hanya melirik teman laki-laki disampingnya ini yang lagi nyeruput susu kotak rasa coklatnya. gadis itu menghembuskan nafasnya panjang, membuat atensi manusia disebelahnya teralihkan.

"sebenernya gue malu bilang gini tapi apa yang lo omongin tadi bener. dito selingkuh dan kepergok sama gue. bahkan sama anak-anak sih"

"pfft", adit hampir tersedak mendengar omongan nathan barusan.

Tsunami ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang