🌊 Chapter 10: Problems

47 3 0
                                    

"Eh eh" Nathan terperanjat ketika Dito tiba-tiba menariknya secara paksa menuju halaman belakang sekolah yang sepi.

"Aduuuh lepasin tooo" nathan meronta-ronta karena cengkraman Dito ditangannya benar-benar kuat.

Nathan bingung kenapa ia tiba-tiba dibawa menuju belakang sekolah seperti ini. Dito nafasnya memburu. Urat-urat otot dilehernya sangat terlihat dengan jelas.

"Dugh"

Dito melempari beberapa lembar foto cetak dihadapan nathan. Mata nathan membelalak ketika melihat apa yang dilihatnya. Apa lagi jika bukan foto saat ia memeluk Adit tadi malam karena tragedi si pemabuk itu.

"Jelaskan apa ini maksutnya!"

"Ini cuma salah paham"

"Ini jelas bukan salah paham! Lihatkan lo kelihatan nyaman banget waktu meluk adit sedangkan lo pasti nolak kalo gue peluk. Iya kan?!!"

"Idih apaan sih! Itu beneran salah paham!"

"Kok lo ngegas sih!"

"Ya elo yang ngegas duluan ke gue! Ini tuh gue hampir mau mati tau gak?! Untung adit dateng nggak kayak elo gue telpon malah ga diangkat! PUAS LO?!"

"Hampir mati gimana? Buktinya lo masih sehat gini!"

"Kepala gue mau dipukul pake botol bir. Dimana lo semalem waktu gue telpon?!"

"Halah alesan aja lo! Lo gaperlu tau gue kemana semalem. Dasar cewek ganjen"

"Yaudah lagian gue juga ga peduli. Assalamualaikum" nathan meninggalkan dito yang masih diam disana sendirian.

Sebenarnya hati nathan sakit-benar-benar sakit saat dituduh seperti itu oleh pacarnya sendiri. Dimanakah kepercayaan diantara mereka berdua? Apa memang ini akhir dari hubungan mereka berdua? Entahlah.

🌊🌊🌊

Sepanjang pelajaran, nathan dan dito tidak berbicara satu sama lain. Emosi mereka masih belum stabil. Yaa akhirnya terpaksa tadi bertukar tempat duduk. Nathan sama Lify, dito sama nugroho.

"Elo kenapa sih kok diem gini. Aneh tau ga" aliya melontarkan pertanyaan itu tapi si empunya cuma ngelamun doang sambil ngaduk es jeruk.

"Jawab blok orang tanya itu"

"Anjing bacot lu"

"Lo kenapa siiih astaga tolokuu"

"Lolo kenapaaa" tiba-tiba nathan menangis dihadapan para sahabat sepertololannya itu.

"Ada masalah apa sama dito?"

"Masa gue dikatain cewek ganjen coba cuma gara-gara semalem"

"Emang semalem lo ngapain? Keluar sama om-om?"

Ctak nathan menyentil dahi karin. Yang disemtil mah cuma cengengesan.

"Gue meluk adit"

"HEH?" Ucap botjah-botjah tolol itu bebarengan.

"Ya mesti lah dia ngatain lo gitu. Emang ngapain sih lo meluk-meluk adit?"

"Kepala gue hampir kena pukul botol bir sama orang mabuk"

"Astaghfirullah terus lo gapapa kan? Otak lo masih di kepala kan?"

"Alhamdulillah otak gue masih ditempatnya" nathan mulai tersenyum lagi. Teman-temannya ikut tersenyum.

"Nah gini dong. Lo jangan diem kek gitu lagi, serem gue liatnya"

"Bacot njeng"

Kriiiiing......

"Skuy gan masuk, udah bel"

🌊🌊🌊

Semenjak saat itu nathan dan dito tidak pernah berkomunikasi lagi namun mereka belum putus. Hati mereka sudah tertutup oleh rasa ego namun sama-sama masih sayang. Buktinya dito masi sering membelikan coklat untuk nathan tapi melalui perantara orang lain begitu pula sebaliknya. Nathan masih selalu menatakan meja dito setiap pulang sekolah tanpa sepengetahuan yang punya.

"Eh nat" nathan menoleh dan kaget ketika yang memanggil adalah dito.

"Iya?"

"Maafin yang waktu itu ya". Nathan diam sejenak. Sebenarnya ia masih sakit hati namun rasa rindunya terhadap remaja laki-laki ini juga begitu besar.

"Kayaknya masih belum bisa maafin ya?". Nathan cuma tersenyum simpul mendengar ucapan dito tadi.

"Untuk sekarang mungkin iya tapi nggak tau lagi kalo besok"

"Yaudah, itu terserah mau maafin atau nggak. Yang penting mau nggak kalo kita balikan kayak dulu lagi?"

Nathan diam sejenak lalu akhirnya dia mengangguk.

Bodoh sekali kamu nathan

🌊🌊🌊

Tinggalkan jejak🐾

Tsunami ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang