Tubuhnya seolah tidak lagi mendengarkan apa yang diperintahkan oleh otaknya. Anak itu tampak hanya bisa berbaring, bahkan kesadarannya seolah sudah menghilang dari tubuhnya dan meninggalkan tubuhnya begitu saja. Apakah ia akan mati? Ia bahkan tidak lagi merasakan sakit yang selalu ia rasakan beberapa tahun yang lalu.
Meskipun ia tidak mau untuk menyerah, namun ia bahkan tidak bisa lagi untuk bernapas sendiri tanpa ada alat bantu yang terhubung pada saluran napasnya. Ia hanyalah seonggok mayat yang masih bernapas.
"Keluarganya satu-satunya benar-benar tidak bisa dihubungi."
"Ibunya? Pengadilan memutus hak asuh ibunya karena ia melakukan kekerasan pada anak ini sejak kecil. Tentu ia tidak akan bisa dihubungi."
"Kudengar jika hingga satu minggu lagi tidak ada yang bisa dilakukan, maka pengobatan padanya akan dihentikan."
"Apakah kalian tidak lihat? Ia masih hidup, dan kalian hanya akan membunuhnya!"
Dokter perempuan itu tampak menemui beberapa petinggi rumah sakit yang tampak memberikan keputusan sepihak tersebut. Christine Palmer adalah dokter yang tidak pernah menyerah untuk menyembuhkan anak yang berada dalam keadaan koma tersebut.
"Tidak akan ada yang bisa membiayai semua hal yang diberikan untuk anak itu. Dan hingga sekarang kita bahkan tidak bisa menemukan cara untuk menyembuhkan kelainan anak itu. Ini hanya akan menghabiskan biaya rumah sakit," gadis itu membulatkan matanya mendengar hal itu. Mengeratkan genggaman tangannya, ia benar-benar akan melayangkan tinjunya pada dokter-dokter didepannya jika ia tidak sadar akan posisinya.
"Itu adalah permasalahan kalian?" Bukan Christine yang menjawab hal itu, namun seseorang yang dengan seenaknya masuk bahkan tidak mengetuk ataupun memberikan sinyal jika ia akan masuk, "bukankah jika masalah kalian hanya itu maka semuanya akan mudah?"
"Bahkan kau juga setuju bukan Dr. Strange, kita akan melepaskan--"
"Aku akan membiayai semuanya," ia membenahi lengan kemejanya dengan santai mengatakan hal itu. Semua orang disana menatapnya heran dan juga kaget.
"Tunggu--apa?"
"Aku akan membiayai pengobatan anak itu sampai ia sembuh atau meninggal dengan sendirinya tanpa kalian 'bunuh'," jawab pria bernama Strange itu sambil menatap semuanya dengan pandangan lebih heran, "kelainan yang ia alami sangat menarik. Anggap saja aku ingin melihatnya bertahan hingga kapan, dan meneliti lebih dalam penyakit yang ia alami."
Semua orang disana hanya terdiam mendengar hal itu.
"Semua sudah terpecahkan bukan? Kalau begitu berhentilah untuk membicarakan itu, telingaku benar-benar sakit mendengarkan gosip dari semua orang tentang anak itu."
.
.Strange menatap kearah pemuda itu sambil berjalan di tengah keramaian tempat itu. [Y/N] tampak seolah tidak menyadari tatapan itu dan hanya berjalan disampingnya mengikuti Mordo yang membawa mereka kembali ke Kamar Taj.
"Aku tahu banyak pertanyaan yang anda ingin sampaikan padaku Dr. Strange," [Y/N] tampak bergumam, "tetapi kurasa pertanyaanmu itu bisa ditunda hingga kau bertemu dengan Ancient One sendiri."
Strange akan menanyakan apa yang membuatnya bingung saat suara langkah kaki Mordo tampak berhenti di sebuah tempat yang terlihat kecil dan juga kumal. Ia bisa melihat papan yang ada diatas pintu itu bertuliskan nama 'Kamar Taj'.
YOU ARE READING
Hate to Love You [P. Parker x Male!Reader]
Fiksi PenggemarCover by @ILoxeYou3000 Dimana [Y/N] yang membenci Tony Stark melebihi apapun memilih bertarung di sisi Kapten Amerika disaat Civil War terjadi. Ia sendiri adalah penyihir muda yang dilatih oleh Ancient One di Kamar Taj sejak usianya 12 tahun. Berte...