LMBYRW 23

502 25 5
                                    

Setelah berhasil kabur dari hadapan Budi Pengkhianat di lantai dasar plaza ini tadi pagi, aku dikejutkan dengan hal lain yang masih berkaitan dengan mantan yang tidak ingin kuingat itu. Bisa-bisanya booth pameran milik perusahaan tempat dia bekerja letaknya tepat di sebelah booth pameran kantorku. Dari situ aku baru tahu kalau dia bekerja sebagai sales asuransi sekarang. Melihat cara rekan-rekan kerjanya berbicara dengannya—aku bukannya sengaja mengawasi dia, hanya kebetulan kelihatan saja, karena posisi booth kami begitu dekat. Ya ampun, kenapa aku jadi merasa dicurigai—sepertinya jabatannya lebih tinggi dari sales-sales itu. Mungkin dia sales supervisor-nya, atau semacamnya. Sebenarnya ada keterangan di bawah name tag pada kemejanya, tapi ya sudahlah aku juga tidak mau tahu.

Aku kesal karena terus melihat Budi Pengkhianat sepanjang setengah hari itu. Dia tak berhenti mondar-mandir seperti orang paling sibuk sejagat raya. Dia juga bersikap sok kenal dengan sales-sales di booth kantorku, ikut menimbrung percakapan, padahal mereka sedang sibuk melayani customer. Mungkin dia ingin sekalian mempromosikan asuransinya, tapi ya kenapa hanya di booth kantorku? Kenapa tidak di booth lain saja? Nyatanya ada banyak sekali booth pameran yang diadakan di lantai 3 gedung plaza ini.

Namun setidaknya makan siang bersama pak Bos dan rekan-rekan kerjaku di bagian administrasi yang terkenal berisik dapat mengurangi kadar mood burukku. Kami memutuskan untuk makan di restoran dengan hidangan serba wagyu yang letaknya masih satu lantai dengan lokasi pameran kami. Siang-siang makan steak pasti rasanya puas sekali. Apalagi ini gratis, pak Bos yang mentraktir kami. Meskipun kepalaku mau meledak rasanya saat tadi tidak sengaja melihat sosok Budi Pengkhianat dari belakang di restoran ini juga.

"Reina, suami kamu apa kabar?" tanya pak Bos tiba-tiba saat aku sedang bercokol dengan hatiku sendiri yang bersikap begitu kekanakan setiap mengingat atau melihat atau bahkan merasakan kehadiran Budi Pengkhianat. Pertanyaan pak Bos itu mau tak mau membuat senyumku tersungging secara otomatis. Seperti ada mesin yang mengaktifkannya dari dalam.

"Dia sehat walafiat, Pak," jawabku sambil membayangkan Han yang tidak kuketahui sedang mengerjakan apa di kantor Big FM saat ini. Mungkin sebaiknya aku meneleponnya setelah makan siang. "Setiap hari saya hanya menyajikan makanan sehat buat dia. Hehehe."

Pak Bos ikut tertawa di sela-sela kunyahannya. "Wah, beruntung sekali pak Handoko itu, ya. Tahu begitu, mungkin dia mikir juga, 'kenapa tidak dari dulu-dulu saja saya menikahi Reina?'"

Delia, Akbar, Sarah, Linda, dan Reynold sama-sama mengerling ke arahku. Aku pura-pura tidak lihat karena aku tahu mereka sedang bersiap mengadukan sesuatu yang tidak-tidak kepada pak Bos. Aku tahu betul isi hati mereka tentang aku. Mereka kalau sudah berkumpul bersama kan hobinya mempermalukan aku, sama dengan karyawan-karyawan yang lain.

"Rencana sih gitu ya, Pak, ya." Benar dugaanku. Reynold sudah mulai menyampaikan gosip yang dihapalnya. "Tapi mau gimana lagi, Reina nggak mau langsung nerima. Dulu aja pas dilamar lewat telepon, dia keras-keras bilang nggak mau. Saya yakin itu lamaran yang kesekian. Saya yakin suami Reina itu udah naksir dari dulu, tapi Reina aja yang bebal entah seleranya itu cowok yang bagaimana."

"Jadi itu sebabnya kamu lama menikah, Reina?"

"Masalahnya Reina ini bukan cewek matre, Pak," Akbar tidak mau ketinggalan, tidak memberiku kesempatan menyela, "Lihat aja, walaupun suaminya itu tajir—suaminya itu pengusaha kaya lho, Pak—"

"Iya, saya tahu. Restorannya ada di mana-mana."

"Nah, tapi Reina nggak memperlakukannya berbeda. Bisa aja kan Reina mengambil kesempatan, memanfaatkan kekayaannya dengan cara langsung menerima ajakan nikah itu, atau pacaran dulu kek, apa kek. Tapi Reina nggak melakukan itu. Reina malah menolaknya—walaupun pada akhirnya mereka berhasil menikah. Reina menolaknya, sama seperti dia menolak laki-laki lain juga."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let Me Be Your Real Wife [Repost, Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang