LMBYRW 16

392 29 3
                                    

Punya rumah sendiri itu enak. Bebas.... Lapang.... Lega.... Jadi begini rasanya jadi nyonya rumah. Tidak ada yang mengatur kapan aku harus bangun tidur, membereskan rumah, mencuci piring, mencuci pakaian, menyiram tanaman, memasak. Tapi pekerjaan rumah yang harus kuselesaikan jadi menggunung semua!

"Untuk apa pakai asisten rumah tangga segala? Reina tinggal berdua saja sama Handoko, nggak ada yang berantakin rumah mereka," tukas ibu saat kami berkumpul di ruang keluarga kemarin, saat pak Syarif mengusulkan akan mengirim salah seorang ART di rumahnya ke rumah baru kami-rumah Han maksudku, yang secara tidak langsung sudah menjadi rumahku juga. "Kalau mereka sudah punya anak, barulah cocok kalau memang mau pakai jasa asisten."

Beautiful pun ikut-ikutan bicara, "Tenang aja, Kak Reina. Beautiful sama Pretty bakal sering-sering main kemari, bantu Kak Reina beres-beres rumah."

Namun belum apa-apa, dia dan kembarannya sudah berhasil mengotori banyak sekali peralatan makan. Bayangkan, mereka mau makan saja kebanyakan gaya. Beda lauk beda piringnya, sendoknya juga beda. Apa salahnya digabung semua di satu piring? Toh ujung-ujungnya makanan-makanan itu berakhir di satu lambung. Entahlah mereka dapat panutan cara makan dari mana. Alhasil aku harus bekerja keras mencuci tumpukan piring bekas makan mereka yang baru sempat (dan baru niat) kulakukan sehari setelah kepulangan mereka. Dasar anak dua itu.

Karena berberes rumah ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama, rencana belanja keperluan sehari-hari baru bisa kurealisasikan siang ini. Malah cuacanya panas sekali. Kucari-cari payung di gudang, tempat barang-barang yang belum sempat ditata dikumpulkan. Dan kutemukan sebuah payung berwarna kuning cerah. Ada tulisan 'Pretty' pada pegangannya. Kusingkirkan payung itu, mulai mencari payung lain.

Mengesalkan. Aku tidak berhasil menemukan payung lain. Sepertinya aku lupa mengingatkan ibu untuk mengirimkan payungku pada para tukang angkat barang kemarin.

Aku menatap payung Pretty jengah. Warna kuningnya itu.... Yah, apa boleh buat. Aku mau ke supermarket komplek, sementara matahari seolah bermain tembak-tembakan laser di atas sana, dan aku butuh pelindung berupa payung. Jadi dengan berat hati kuambil payung itu. Tak lupa kukunci pintu rumah dan pagar. Aku pun memulai petualanganku menjelajah komplek lagi.

"Beli susunya banyak banget, Mbak? Anaknya kuat minum susu, ya?"

Suara merdu seorang perempuan menahanku yang sedang semangat melemparkan kotak susu cair kelima ke dalam troli belanja. Kukira dia SPG yang suka sok kenal sok dekat padaku. Soalnya seringkali ada SPG yang kepo menanyakan apa yang kubutuhkan padahal aku terang-terangan sedang berjalan mendorong troli berisi barang-barang yang belum kubayar. Tidak mungkin aku menyandarkan tanganku di rak dan mendiktekan barang-barang di dalam troliku padanya, karena barang-barang itulah yang kubutuhkan. Tapi ya apa mau dikata, itu sudah pekerjaannya. Mungkin dia akan kena semprot atasannya kalau ketahuan tidak berbasa-basi denganku.

Dan aku salah. Dandanan dan pakaian perempuan yang berbicara denganku itu tidak seperti SPG di supermarket tempatku berbelanja sekarang.

Aku mengernyit. Pertama, karena perempuan itu sok tahu dan secara tidak langsung telah menjudge: susu hanya boleh dikonsumsi anak-anak. Padahal aku membeli berkotak-kotak susu itu untuk Han, supaya dia sehat, kuat, rajin belajar, setiap hari bermain bersa-eh. Maksudku supaya dia tidak lesu di pagi hari. Apa sebaiknya kutukar susu cair ini dengan susu bubuk pencegah osteoporosis saja?

Yang kedua, aku seperti tidak asing dengan wajah perempuan itu. Aku merasa pernah melihatnya, tapi tidak ingat di mana. Atau barangkali itu hanya halusinasiku saja.

Dan yang ketiga, ini yang membuatku tidak suka. Perempuan itu mengira kotak-kotak susu yang kumasukkan ke troli... adalah susu untuk anakku. Dia mengira aku sudah punya anak. Memangnya badanku seperti badan emak-emak di matanya? Aku tidak habis pikir. Aku sadar aku tidak lagi muda, tapi perempuan yang sudah punya anak dengan yang belum kan kelihatan bedanya.

Let Me Be Your Real Wife [Repost, Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang