LMBYRW 10

344 21 6
                                    

Aku belum berteman dengan pak Han di media sosial manapun. Jadi dengan bekal keinginan mengakrabkan diri dengannya, aku mulai mencari namanya dari beberapa akun yang kupunya. Ternyata sangat mudah menemukan pak Han. Dia menggunakan nama lengkap aslinya. Meskipun hati kecilku kecewa saat tidak menemukan jejak berarti seperti foto close up dirinya di hampir semua media sosial yang ada. Dia bahkan tidak meletakkan gambar apa pun sebagai foto profilnya. Jadi begitu, dia tidak aktif menggabut di dunia maya.

Lalu untuk apa membuat akun?

Baiklah, mungkin saja saat itu pak Han tidak ada kerjaan, jadi dia iseng membuat akun di sana-sini. Atau mungkin karena hal lain. Seketika itu bayangan Beautiful yang berkedip-kedip sambil tersenyum tiga jari muncul di kepalaku. Aku hampir lupa kalau pak Han punya adik seperti Beautiful. Besar kemungkinan, Beautiful memegang peran penting di balik pembuatan akun-akun media sosial pak Han.

Tapi, tunggu. Aku tidak menyadari sesuatu yang mengganjal sejak tadi karena terlalu sibuk mencari akun medsos pak Han. Di akun Instagramku, ada pesan masuk dari Budi Pengkhianat!

Dipengaruhi keterkejutan maksimal, aku dengan impulsifnya membuka pesan itu. Kutepuk keningku setelah itu. Sial sekali. Seharusnya aku tidak boleh buru-buru membuka pesannya. Bisa saja dia mengira aku geer sehingga ingin cepat-cepat membaca pesannya. Walaupun ya, kalau boleh jujur, aku memang ingin secepatnya membaca pesan itu. Bukan karena geer, tapi karena penasaran.

Secara, ini Budi Pengkhianat yang mengirimiku pesan. Mengingat kami tidak pernah sekalipun menjalin komunikasi lagi, tentu saja kejadian ini terkesan sangat aneh.

'Selamat weekend, Reina. Maaf kalau tiba-tiba menyapa. Apa kabar? Pertemuan kita kemarin sangat nggak menyenangkan, ya. Aku kira wajar, mungkin kamu kaget bisa melihatku lagi. Oh ya, ada yang mau kutanyakan tentang pertemuan kita kemarin yang nggak diduga-duga itu. Apa benar kamu akan menikah dengan pak Han? Bukannya pak Han itu, maaf, homo? Dulu aku pernah mengantarnya ke restoran dan dikenalan dengan teman spesialnya. Atau mungkin, pak Han udah normal sekarang makanya mau menikah sama kamu?'

Aku mengerjapkan mata, merasa tak yakin atas apa yang barusan kubaca. Di saat aku baru saja bertekad menerima pak Han sebagai calon suamiku, kenapa Budi tega menyiramkan bensin ke atas bara emosiku yang mulai mereda? Di saat aku tidak punya pilihan lain karena kesalahan ayahku, kenapa Budi tega mengungkit gosip lama yang sekarang terdengar seperti fakta?

Hiks. Apa aku boleh menangis sekarang?

Selain pengkhianat, Budi ternyata juga seorang pendengki. Lihatlah, dia mengirim pesan lain lagi. Eh, bukan pesan. Kali ini adalah link akun. Dengan perasaan campur aduk, kuklik link itu.

Huaaaaa!

Tangisku tak terbendung lagi saat mataku menyaksikan ke mana link itu membawaku. Hatiku sakit dan kecewa. Di laman smartphoneku terpampang jelas akun seorang pria bernama Dani Ardyandi. Foto profilnya sungguh menyakitkan mata. Foto profilnya itu adalah foto dirinya dengan pak Han! Mereka berdua tersenyum ke arah kamera. Lalu di album fotonya juga ada beberapa foto yang mirip. Dia dengan pak Han, selfie berdua. Aku benci. Aku benci. Aku tidak mau menikah dengan pak Han. Aku tidak mau. Huhuhu.

Padahal aku sudah bisa berdamai dengan hati dan menerima pak Han....

Seperti orang kesetanan, kulaporkan semua foto-foto itu. Meskipun jelas foto-foto itu tidak akan dihapus dari pabriknya karena tidak melanggar aturan apa-apa. Aku tidak peduli. Klik, laporkan. Klik, laporkan. Klik, laporkan. Kalau ini bisa membuatku merasa lebih baik, aku akan terus melakukannya. Akan kulaporkan semuanya.

Let Me Be Your Real Wife [Repost, Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang