Aku menunggu waktu yang tepat untuk datang ke rumah Ustad tersebut, namanya Ustad Ali. Aku memutuskan ke rumah Ustad Ali di hari sabtu sore setelah pulang kerja. Berhubung aku tidak tahu rumahnya Ustad Ali, Aku mampir ke rumah Dhoge dan meminta Puput untuk mengantarkan aku ke rumah Ustad Ali.
Namun sesampainya dirumah Ustad Ali, ternyata pak Ustad sedang tidak ada dirumah. Istri Ustad Ali memberikan aku nomer hanphone Ustad Ali, dan berpesan sebelum ke rumah, untuk membuat janji terlebih dahulu.
Esoknya aku mencoba menghubungi Ustad Ali, tapi teleponku tidak diangkat-angkat, bahkan hampir 5 kali aku mengubungi Pak Ustad, tidak ada jawaban juga. Akhirnya aku putuskan, untuk mengirimkan SMS kepada Ustad Ali yang isinya
"Apakah hari senin sore, pak Ustad ada dirumah?" tanyaku via sms.
Tidak lama Pak Ustad membalas Smsku, dan mengatakan kalau senin sore itu pak Ustad Ali ada dirumah.
Setelah pulang kerja di hari senin itu, aku putuskan, untuk langsung ke rumah Pak Ustad Ali bersama Puput. Sesampainya dirumah Pak Ustad, ternyata sudah ada beberapa orang yang sedang bertamu, aku dan Puput menunggu diteras rumahnya.
Dan tibalah giliran aku dan Puput yang dipanggil oleh Pak Ustad Ali."Assalamu'alaikum, Pak Ustad" ucap aku dan Puput memberi salam.
"Wa'alaikumsalam" jawab Pak Ustad dan mempersilahkan kami duduk, kami pun duduk tepat dihadapan Pak Ustad.
"Ada keperluan apa datang kesini mba?" tanya Pak Ustad Ali.
"Begini Pak Ustad, anaknya temen saya ini sering sakit-sakitan, bahkan sampai masuk rumah sakit berkali-kali. Kalau malam juga sering menangis" jawab Puput menjelaskan maksud kedatangan kami.
"Iya pak Ustad, anak saya sudah 5 kali masuk rumah sakit, bahkan yang terakhir sampai kejang-kejang" aku menimpali omongan Puput.
Nama anaknya siapa Bu? coba ditulis dikertas ini yah, dan tulis juga nama ibunya" tanya Pak Ustad sambil memberikan sehelai kertas dan sebuah pulpen.
"Namanya Devika Kirani Syawaluna, Pak Ustad, dan nama saya Salwa" ucapku sambil menulis nama anakku di kertas yang diberikan oleh Ustad.
Aku memberikan kertas yang sudah aku tulis nama putriku, dan juga namaku. Pak Ustad Ali kulihat diam sejenak, seperti sedang memikirkan sesuatu atau mungkin juga sedang menerawang. Pak Ustad menatapku dan mulai menjelaskan apa yang mungkin telah dilihatnya.
"Begini Bu Salwa, saya belum bisa melihat dengan jelas karena ini masih sore, tapi memang sakitnya putri ibu ada dua penyebabnya. Yang pertama dari gangguan Mahluk Gaib, dan yang kedua dari nama juga memberatkan. Oh ya, nama panggilannya siapa bu anaknya?" tanya Pak Ustad.
Sebelum diganti nama panggilannya Devika Pak Ustad, tapi ada yang bilang kurang cocok dan masih keberatan, makanya diganti menjadi Nisya pak Ustad" jawabku.
Pak Ustad terlihat sedikit tersenyum mendengar penjelasanku.
"Nama panggilannya Nisha! kok tidak ada di nama aslinya yah?" ucap Pak Ustad sedikit bingung.
"Aku ambil dari akhiran nama Kira-NI dan awalan nama SYA-waluna pak Ustad" jawabku.
"Begini ya Bu, nama panggilan semestinya diambil dari nama aslinya, karena nama itu yang akan dibawa sampai akhir hayatnya nanti, jadi tidak boleh sembarangan memanggilnya" ucap Pak Ustad menjelaskan.
"Kalau kasus yang seperti ibu ini berarti yang dicatat nanti itu nama anak ibu ada 4 kata Devika, Kirani, Syawaluna dan Nisya ( maksud pak Ustad "dicatat nanti" kalau aku tidak salah mengartikan, yaitu dicatat di kitabnya Allah Swt)" kata Ustad Ali menambahkan.
"Klau ibu mau panggil bisa Devika, Devi, Vika, Kirani, Rani asal jangan dipanggil Kiran ya Bu, karena sama saja dengan Qirun yang biasanya, untuk panggilan anak laki-laki" penjelasan Ustad Ali kembali.
"Dari hasil perhitungan saya, nama Syawaluna ini yang memberatkan, jadi untuk Devika Kirani tidak masalah, tapi nanti setelah usianya 6 tahun, nama ini sudah tidak memberatkannya lagi" sambung Pak Ustad Ali.
"Kalau nama panggilannya Kirani bisa kan pak Ustad?" tanyaku.
"Iyah boleh dipanggil Kirani, tapi harus lengkap yah Kirani, nanti kalau mau ganti nama panggilan syukuran, lalu sediakan kue 7 macam sebagai syaratnya" jawab Ustad Ali kembali menjelaskan.
"Baiklah pak Ustad, InsyaAllah kalau ada rezeki saya akan melakukan syukuran untuk ganti nama panggilan anak saya. Untuk masalah MG yang ada dirumah bagaimana ya Pak Ustad?" ucapku dan bertanya masalah MG.
"Untuk mengusir MG yang mengganggu di rumah dan menggangu anak ibu, sebenarnya ada obatnya langsung dari Mekkah. Bentuknya berupa serbuk dan harga dari masing-masing obatnya Rp.500.000, kalau ibu berminat nanti bisa saya orderkan" jawab Ustad Ali.
Demi kesembuhan putriku aku langsung menyetujui untuk membeli obat tersebut, ya walau menurut aku itu mahal sekali. Tapi saat itu aku tidak membawa uang sebanyak itu dan Pak Ustad bilang bisa ditansfer ke rekeningnya nanti.
Pak Ustad Ali mencatat nama dan nomer teleponku dibukunya, yang menandakan aku telah memesan obat tersebut. Sebelum aku pulang, Pak Ustad Ali memberikan air mineral yang didalamnya terdapat 1 lembar kertas bertuliskan bahasa Arab, untuk membasuh badan putriku juga untuk diminum. Dan Pak Ustad juga berpesan agar air itu jangan sampai habis, kalau isi airnya sudah tinggal setengah botol, harus diisi dengan air kembali.
Setelah selesai semua, aku dan puput pamit pulang dari rumah pak Ustad. Lalu aku kembali ke rumah Puput, tidak lama aku di rumah Puput, sehabis Maghrib aku pamit pulang karena takut kemalaman dijalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahluk Hitam Itu Menyukai Putriku
Misterio / SuspensoIni adalah cerita tentang putri kecilku bernama Kirani, yang disukai oleh Mahluk tak kasat mata, berbulu hitam dan bermata merah, atau sering disebut Gandaruwo. Sejak usia 5 bulan putriku mulai jatuh sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit. Keterbata...