Pertemuanku dengan Anay Teman Kerjaku di Kantor lama.

817 45 0
                                    

Di depan toko kelontong, aku bertanya kepada ibu yang sedang berjaga disana.

"Assalamu'alaikum " sapaku.

"Wa'alaikumsalam" jawab ibu yang ada ditoko.

"Ibu... apa benar ini rumah Anay ?" tanyaku

"Iyah benar mbak, ada didalam kok Mas Anaynya, masuk saja!" jawab Ibu itu.

"Alhamdulillah, terima kasih Bu" ucapku senang.

Aku menunggu suamiku memarkirkan motornya, barulah aku dan suamiku masuk ke teras rumah Anay. Di teras rumah Anay, ada satu anak muda dan satu anak kecil. Saat masuk kedalam teras rumah Anay, aku mencium parfum yang sangat wangi sekali.

"Assalamu'alaikum" aku mengucap salam kepada anak muda tersebut.

"Wa'alaikumsalam" jawab pemuda itu.

"Anaynya ada mas?" tanyaku.

"Iya, bang Anay ada di dalam mbak, sebentar yah saya panggilkan" jawab pemuda itu sambil berjalan ke depan rumah Anay. Rumah Anay tepat di depan rumah orangtuanya.

"Bang Anay ada tamu nih" panggil anak muda itu di depan rumah Anay.

"Iya sebentar" kudengar suara Anay dari dalam rumah dan tidak lama Anay membukakan pintu.

"Silahkan masuk mbak Salwa dan bang Nople" ucap Anay saat melihatku dan suamiku.

" iyah Nay" jawabku sambil masuk kedalam rumah Anay bersama suamiku.

"Silahkan duduk, bentar yah Anay tinggal ke dalam dulu" ucap Anay sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya, dan tidak lama ia keluar membawa air untukku dan suamiku.

"Aduh Anay tidak usah repot-repot" ucapku sungkan.

"Enggak repot kok mbak, silahkan diminum" balas Anay tersenyum.

"iya Nay, terima kasih" sahutku.

"Gimana mbak susah enggak cari rumah Anay?" tanya Anay membuka pembicaraan.

"Alhamdulillah enggak Nay, kebetulan suamiku orang Jakarta jadi lumayan tahu daerah sini" jawabku.

"Malah tadi sebelum ke Masjid, aku sempat mampir ke toko kelontong yang di depan itu buat beli air mineral" tambahku.

"Oh ya, semoga itu salah satu petunjuk ya mbak, pas banget mampirnya ke rumah Anay. Tadi sebelum kesini sudah shalat Hajat kan yah?" ucap Anay tersenyum dan kembali bertanya padaku.

"Alhamdulillah sudah tadi di masjid Nay" jawabku.

"Semoga Allah Swt, mengabulkan segala hajatnya mbak Salwa dan bang Nople, yang lagi ikhtiar buat kesembuhan si dedek, siapa deh namanya, Anay lupa?" ucap Anay berdoa dan menanyakan nama putriku.

"Devika Kirani Syawaluna panggilannya Kirani" jawab suamiku.

"Semoga Anay juga bisa membantu mbak sama abang, buat ngebersihin rumahnya dari si hitam" ucap Anay.

"Aaamiin..." balas aku dan suamiku bersamaan.

"Kirani sama siapa di rumah?" tanya Anay.

"Sama nenek dan kakeknya Nay, tapi lagi rewel dari tadi sore, padahal sudah ke Dokter dan badannya juga sudah adem, tapi bingung masih rewel aja" jawabku.

"Baguslah sudah ke Dokter, kalau memang indikasinya ada penyakit ya harus dibawa ke Dokter mbak, kalau Anay tidak bisa bantu. sudah bener nih mbak bawa Kirani berobat ke Dokter, nah kalau masalah si Hitam InsyaAllah Anay bisa bantu" ucap Anay.

"Tapi dirumah bukan 1 atau 2 Nay si hitamnya, mereka banyak sudah kayak keluarga besar yang tinggal disana. Sudah ada beberapa orang yang coba membersihkan rumahku, tapi sampai sekarang mahluk hitam itu masih ada, karena menurut si Hitam, itu adalah rumahnya" sahutku.

"Iyah Anay paham kok mbak, namanya juga ikhtiar bisa kemana aja, semoga sama Anay jodoh ya mbak. Anay sama ayah Anay sudah biasa nanganin si Hitam" ucap Anay.

Di sini Anay mulai menceritakan perjanjian bangsa Jin dengan Nabi Sulaiman A.S., yang inti dari perjanjian itu "Bangsa Jin tidak boleh mengganggu Manusia". Anay juga menjelaskan "Berapa banyak pun jin yang mengganggu, bisa dimasukkan kedalam sebuah batu sekaligus dengan izin Allah Swt" kata Anay.

Aku dan suamiku dengan begitu seriusnya mendengarkan penjelasan dari Anay.
Anay juga memberikan aku selembar kertas yang berisi doa, diatas kertas itu diberi judul " Doa Tuan Syekh Abdul Qodir Jilani Al-Baghdadi" yang arti dari doa tersebut adalah

"Hai Tuhanku sesungguhnya aku terkalahkan, maka berilah aku kemenangan. Dan hiburlah hatiku yang patah. Dan himpunkanlah yang berserakan daripada urusan-urusanku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Lagi Maha Kuasa. Tolonglah aku hai Tuhanku Yang Maha Penolong dan aku adalah hamba-Mu yang membutuhkan pertolongan-Mu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung bagiku. Dan cukuplah Allah yang menjadi Penolong bagiku. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezoliman yang besar. Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezoliman terhadap hamba-hamba-Nya. Maka orang yang berbuat zolim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala Puji bagi Tuhan Semesta Alam".

Anay meminta aku dan suamiku untuk membaca doa tersebut setiap selesai Shalat Subuh dan setelah selesai shalat Maghrib.

Setelah menjelaskan semuanya Anay memberikan 2 botol air mineral ukuran 1,5 liter dan 3 botol air mawar yang sudah dibacakan doa-doa malam sebelumnya.
Anay menggunakan air mawar dan air mineral miliknya, sedangkan air mawar yang aku bawa, Anay bilang nanti digunakan untuk berjiarah.

Mahluk Hitam Itu Menyukai PutrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang