Dirumah ternyata suami dan ibuku sibuk mencari kontrakan untukku dan keluargaku, tapi mereka belum dapat yang cocok. Karena belum dapat kontrakan, akhirnya ibuku meminta salah satu orang yang ngontrak di rumah kontrakan orangtuaku untuk pindah dari sana.
Ibuku memberikan waktu sampai mereka mendapat kontrakan yang baru. Tapi entah karena apa, yang ngontrak tersebut keesokan harinya langsung pindah setelah ibuku memberitahu mereka. Aku hanya takut penyampaian ibuku disalah-artikan oleh yang ngontrak tersebut, karena mereka begitu cepatnya langsung pindah dari rumah kontrakan ibuku.
Setelah rumah kontrakan itu kosong ayahku mulai mencari orang, untuk sedikit merenovasi kontrakan itu sebelum aku menempatinya.
Tiga hari ditangani oleh Dr. Khatin, akhirnya Kirani diperbolehkan pulang.
Berhubung kontrakannya belum selesai direnovasi, untuk sementara waktu aku dan Kirani masih tinggal dirumah itu, tapi aku tidak tidur dikamar. Walau aku tau si hitam sudah tidak ada lagi dirumahku, tapi aku masih merasa takut untuk menempati kamar itu lagi. Akhirnya aku putuskan untuk sementara tidur diruang tamu.Tiga minggu kontrakan baru selesai direnovasi, dan selama 3 minggu aku tinggal dirumahku, aku memang tidak merasakan lagi gangguan si Hitam itu. Karena biasanya waktu si hitam masih ada dirumah, mahluk itu sering sekali menggangguku, mungkin karena dirumah hanya aku yang paling penakut.
Mahluk itu tidak pernah sedikitpun menampakkan wujud aslinya kepadaku, hanya pernah mendengarkan suaranya, sekilas bayangan hitam dan membuat suara ketukan dipintu kamar mandi. Tapi semenjak Kirani pulang dari RS, aku sudah tidak lagi merasakan gangguan mahluk itu.
Kontrakan selesai direnovasi, aku sekeluarga akhirnya pindah kesana, kecuali ayah dan ibuku masih tetap tinggal dirumah itu. Sebenarnya kontrakan orang tuaku sangat dekat dengan rumah yang aku tempati, posisinya ada dibelakang rumahku.
Aku pindah dari kontrakan bukan untuk menghindar dari si Hitam, karena aku pikir mahluk hitam itu sudah pergi dari rumahku.
Aku pindah karena ayahku mau merenovasi kamarku, dengan membuat jendela dan memasang hexos fan, agar kamarku tidak lembab lagi dan sirkulasi udara yang keluar masuk lebih baik.Beberapa hari tinggal dikontrakan itu, Kirani kembali panas badannya. Kali ini aku mencari alternatif Dokter lain. Akhirnya aku memutuskan untuk menemui salah satu Dokter anak yang direferensikan teman FBku. Dokter tersebut praktek di salah satu RS di Kota Tangerang, letaknya lumayan jauh dari RS yang biasa aku datangi.
Aku dan suamiku membawa Kirani ke Dokter tersebut di sore hari, karena beliau praktek hanya pagi dan sore saja. Tiba di RS yang kami tuju, aku melakukan pendaftaran pasien baru disana, karena itu memang pertama kalinya Kirani berobat disana.
Kirani mulai melakukan penimbangan berat badan dan mengukur suhu tubuhnya oleh Suster yang bertugas disana, saat diukur suhu tubuh Kirani masih diangka 37.6°.
Tidak lama menunggu akhirnya Kirani dipanggil untuk diperiksa oleh Dokter, namanya Dr. Haris SpA."Sore Dok" sapaku kepada Dokter tersebut.
"Sore Bu, silahkan duduk. Apa keluhan putrinya, Bu?" tanya Dr. Haris.
"Panas Dok, baru semalam sih tapi anak saya punya riwayat kejang" jawabku
"Oh.. pernah kejang sudah berapa kali sampai saat ini kejangnya?" tanya Dr. Haris.
"Sudah 3 kali kejang Dok" jawabku.
"Ada batuk pilek tidak?" tanya Dr. Haris.
"Mau pilek sepertinya Dok, kalau batuk sih tidak ada" jawabku.
"Coba diperiksa dulu ya putrinya" pinta Dr. Haris.
Aku pun membaringkan putriku di tempat tidur yang ada. Dr. Haris mulai memeriksa Kirani, karena baru pertama kali melihat Dokter tersebut Kirani berontak dan menangis. Dr. Haris termasuk Dokter yang rapih dalam memeriksa pasiennya, beliau tidak hanya memeriksa perutnya, tapi juga memeriksa tenggorokan Kirani.
Ternyata setelah diperiksa oleh Dr. Haris, ada banyak sekali bercak putih ditenggorokannya, yang menandakan Kirani mengalami radang tenggorokan, itulah sebabnya Kirani demam. Setelah selesai diperiksa, aku dan Kirani kembali duduk didepan meja Dokter.
"Gimana Dok, putri saya sakit apa?" tanyaku
"Tadi lihatkan Bu, banyak bercak putih di tenggorokannya, itu yang menyebabkan putri ibu panas badannya, dedeknya suka makan kerupuk yah?" jawab Dokter dan bertanya makanan yang sering di makan Kirani.
"Iya Dok, putri saya memang suka makan kerupuk, kalau makan pasti yang dicari kerupuknya" jawabku.
"Jangan sering-sering Bu, pasti akan radang seperti ini terus" ucap Dr. Khatin.
"Kalau ada saya sih pasti saya larang Dok. Oh ya Dok semalam saya dengar nafasnya seperti ada lendirnya, dan bulan lalu habis dirawat karena penyakit BP, apa penyakit BPnya masih belum sembuh?" tanyaku.
"Bunyi nafasnya itu karena batuk saja Bu, nanti saya beri obat untuk pengencer dahak" penjelasan Dr. Haris
"Oh.. karena batuk ya Dok, boleh minta diresepkan vitamin penambah nafsu makan Dok, soalnya putri saya susah sekali makannya" ucapku.
"Iya nih, berat badannya untuk anak seusianya itu 10-11 kg, tapi putri ibu hanya 7,2kg jauh sekali dari normal, dirumah masih ada obat penurun panas?" balas Dr. Haris bertanya.
"Masih banyak Dok" jawabku.
"Untuk obat kejangnya ada tidak dirumah?" Tanya Dr. Haris lagi.
"Kalau obat setelah kejang ada Dok yang lewat Dubur" jawabku.
"Kok setelah kejang Bu!! jadi Ibu tunggu putri Ibu kejang dulu baru diberikan obat?" tanya Dokter terkejut mendengar jawabanku.
"Iyah saya hanya punya itu Dok, karena saya hanya diberikan itu oleh Dokter sebelumnya" jawabku.
"Kasian Bu kalau sampai nunggu kejang dulu baru diberikan obat, anak yang punya riwayat kejang lebih banyak kemungkinan akan kejang kembali ketika tubuhnya panas. Dan hal tersebut akan berkelanjutan sampai usianya 6 tahun. Suhu tubuh berapa ketika putri ibu kejang?" ucap Dr. Haris.
"Diatas 40° Dok" jawabku singkat.
"Begini ya Bu, sekarang saya berikan obat kejang, jadi kalau badan putri ibu panas nanti diberikan obat penurun panas, dan diberikan obat kejang ini. Obat kejang ini adalah obat oral jadi diminum setelah minum obat penurun panas. Obat kejang ini kegunaannya untuk mencegah terjadinya kejang. Saya juga meresepkan vitamin racikan untuk penambah nafsu makan 1 x sehari" penjelasan Dr. Haris mengenai obat-obatan yang diberikan untuk Kirani.
"Iya Dok" aku hanya meniyakan semua penjelasan Dokter tersebut.
Dr. Haris memberitakuku kalau bulan depan Kirani harus kembali lagi, untuk melihat perkembangannya setelah meminum vitamin racikan yang diberikannya. Selesai dari Dr. Haris aku pun antri untuk mengambil obat. Sore itu begitu banyak pasien yang berobat baik pribadi maupun menggunakan asuransi.
Di RS itu aku tidak menggunakan BPJS, aku berobat sebagai pasien umum tanpa jaminan ataupun asuransi, yang berarti semua biaya aku yang tanggung. Dari Dr. Haris, Kirani begitu banyak mendapatkan obat, diantaranya 2 racikan, obat flu dan batuk, antibiotik, obat kejang dan obat panas.
Begitu banyaknya obat yang diberikan sampai aku bingung untuk memberikannya kepada Kirani. Tapi aku harus tetap memberikan obat-obat tersebut kepada Kirani agar panasnya cepat turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahluk Hitam Itu Menyukai Putriku
Misteri / ThrillerIni adalah cerita tentang putri kecilku bernama Kirani, yang disukai oleh Mahluk tak kasat mata, berbulu hitam dan bermata merah, atau sering disebut Gandaruwo. Sejak usia 5 bulan putriku mulai jatuh sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit. Keterbata...