Anay Menjawab Semua Pertanyaanku

1.3K 48 1
                                    

"Assalamu'alaikum Anay, sudah balik ke Indonesia belum yah"? tanyaku via WA kepada Anay. Anay minggu sebelumnya memang sedang di luar negeri.

"Wa'alaikumsalam, kenapa mbak Salwa? Anay baru balik nih tadi pagi" WA balasan dari Anay.

"Wah aku ganggu istirahatnya dong!" balasku di WA.

"Enggak kok Mbak" ucap Anay di WA.

"Mau minta bantuan Anay lagi, kemarin kan anak aku sakit, kira-kira ada yang ganggu gak yah?" tanyaku.

"Maaf mba nama anaknya siapa dah?" tanya Anay.

"Devika Kirani Syawaluna Nay" jawabku.

"Ini yang rumah baru renovasi ya mbak?" tanya Anay.

"Bukan Nay, aku balik lagi kerumah lama, tapi kamarnya sudah direnovasi jadi ada jendelanya" jawabku.

"Oh.. rumah lama, nama suami mbak siapa deh Anay lupa? Tapi InsyaAllah hari rabu Anay bantu doanya mba. Devika Kirani Syawaluna binti.......?" tanya Anay.

"Nama suamiku Nople Nay" jawabku.

"Dengan dzikir rumah jadi adem mba dan InsyaAllah rezeki ada aja" tambah WA Anay.

"Tapi bener ya Nay, si hitam sudah enggak ada lagi di rumah?" Tanyaku lagi memastikan di WA.

"Dengan izin Allah, aman mbak dari si hitam" jawab Anay.

"Oh ya Nay, kalau masalah nama anakku gimana, aku dan suami ikhlas kalau memang harus diganti" ucapku bertanya di WA.

"Baiknya sih diganti mbak, nanti kalau Anay main kerumah anaknya guru Anay ditanyain deh arti nama anaknya mbak dan bagusnya ditambah apa?. Soalnya Anay belum belajar hitungannya" WA Anay sambil memberikan emoticon sedih.

"Rumahnya jauh ya Nay?" tanyaku.

"Lumayan mbak, cuma enggak tau orangnya ada apa tidak " balas Anay dengan memberikan emoticon senyum di WA.

"Iyah kalau masih dalam kota, aku juga bisa yang kesana Nay. Mumpung anakku masih belum sekolah jadi enggak ribet ngurusnya" ucapku.

"Masih dalam kota kok mbak, Kembangan, he..he.." balas Anay.

"Itu mah deket rumah kamu Nay" ucapku.

"Tapi semenjak guru meninggal, rumah itu selalu tertutup, tidak seperti dulu lagi". Anay memberikan emoticon menangis.

"Oh... begitu toh" balasku

"Nanti kita atur waktu aja mbak" ucap Anay.

"Oke deh, nanti kalau sudah dapat waktu yang pas info yah" balasku

"Oke!" jawab Anay.

"Oh ya Nay, aku mau cerita lagi nih. Almarhum kakek aku ada yang punya keris dan keris itu diwariskan ke ibu dan ayah aku. Tapi karena ayah aku tidak mau merawat, keris itu akhirnya diberikan ke orang tapi keris itu selalu kembali ke rumah dengan sendirinya. Sudah beberapa orang yang pegang tapi selalu balik lagi kerisnya dan yang terakhir dipegang oleh seorang yang sudah berumur dan sampai sekarang sih enggak balik lagi. Apakah keris itu mempunyai pengaruh atas kehidupan orang tuaku yang suka sakit-sakitan?" lanjutku bertanya pada Anay.

"Kerisnya balik dengan sendirinya atau dikembalikan oleh yang pegang?" tanya Anay.

"Wah kalau itu kurang tau aku" jawabku

"Berarti sudah enggak ada kan kerisnya?" tanya Anay.

"Iya sudah enggak ada dirumah Nay" jawabku.

"Tergantung penghuni dalam keris itu mbak, kalau dia kafir ya bikin susah. Tapi kalau dia Jin muslim, InsyaAllah bantu jaga rumah kita dan bantu doa juga. Secara mereka juga beribadah seperti kita, shalat, ngaji dan lain-lain. Itu kalau jin muslim yah" terang Anay.

"Berarti jin kafir dong tuh yang didalam keris?" tanyaku.

"Ya Anay enggak tau mbak, kan belum lihat kerisnya" jawab Anay.

"Nanya satu lagi ya Nay, kalau macan hitam itu tunggangannya siapa ya, Anay tau enggak?, aku masih penasaran nih?" tanyaku lagi kepada Anay.

"He...he... he..., emang sudah punya kandangnya mbak?" tanya Anay bercanda.

"Ada kandang kucing, Nay" Aku juga menjawab candaan Anay.

"Ha..ha.. ha... ya kali muat mbak" balas Anay.

"Muatlah, kan aku masukin kantong doraemon dulu. Ih... belum dijawab, aku kan kepo" ucapku penasaran.

"Kepo yang buat ngebersihin kotoran yak?" tanya Anay bercanda.

"Itu mah topo Nay, hayo atuh Nay dijawab punya siapa macannya, apa punya kakek buyut aku?" tanyaku memaksa.

"Iya mbak punya salah satu orang tua dulu, macan itu suka aja jaga di depan rumah mbak" jawab Anay.

"Tapi enggak ikut ganggu si kecil kan yah?" tanyaku memastikan.

"Baik kok mba macannya" jawab Anay.

"Tapi kenapa enggak bisa bantu ngusir si hitam Nay?" tanyaku penasaran.

"Mungkin kalah kekuatannya sama si hitam mba, lagian macannya kan jaga di depan. Dan mungkin juga si hitamnya lewat belakang masuknya" jawab Anay sambil memberikan emoticon tertawa.

"Tapi waktu temen suami aku datang kerumah, macannya malah ikut masuk Nay" ucapku masih penasaran.

"Mau kenal mbak, kan orang asing buat dia, si hitam juga lebih kuat dari macan. Terus si hitam sudah Anay usir nih dari rumah,tinggal yang punya rumah dah banyak dzikiran dan baca Al-Quran, biar macannya juga tambah kuat" balas Anay.

"Alhamdulillah Nay, aku masih suka dzikiran dan baca doa yang dari Anay itu, kalau ngaji sih kadang-kadang aja" ucapku

"Alhamdulillah, maksud mbak Doa Syekh Abdul Qodir Djaelani?" tanya Anay.

"Iya Nay, oh ya kalau wanita lagi datang bulan apa boleh baca doa itu Nay?" tanyaku.

"Kalau lagi halangan, megang sih kalau bisa jangan, tapi kalau sudah hafal mau dibaca juga tidak apa-apa, asal niatnya buat doa dan dzikir" jawab Anay.

"Alhamdulillah Nay bacaannya sih sudah hafal tapi artinya sih belum, he..he..." ucapku

"Alhamdulillah mbak" balas Anay.

"Tapi seringnya sih kalau lagi halangan total aku berhenti baca doa dan dzikir Nay" ucapku.

"Nanti lama-lama kalau ada orang yang kesurupan lihat mata mbak Salwa juga pada takut, he..he.." balas Anay.

"Ya kali bisa begitu Nay, jangankan buat lihat orang yang kesurupan, baru denger ada yang kesurupan aja aku mah sudah takut duluan" ucapku heran.

"Iya mbak, karena doa-doa kita pada Allah Swt" balas Anay.

"Aamiin" jawabku.

"Tapi tetap ya mbak, dzikiran hanya karena Allah Swt semata" Anay mengingatkan aku lagi.

"Iyah Nay pastinya hanya karena Allah Swt. Makasih ya Nay sudah mau meluangkan waktu buat balas WA dariku. Maaf banget sudah ganggu waktu kerjanya nih" ucapku.

"Iya mbak sama-sama, kebetulan Anay lagi di area nih jadi masih bisa kerja sambil pegang handphone kok" balas Anay.

Anay adalah salah satu orang yang merubah pola pikirku tentang mahluk gaib, dan membuatku jadi lebih nyaman berada di rumah, juga membuatku tidak terfokus dengan si hitam melainkan lebih fokus untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah Swt.

Karena pada dasarnya manusia itu lebih mulia, dan lebih kuat dari pada Jin, bagi manusia yang bertaqwa dan berilmu.

Mahluk Hitam Itu Menyukai PutrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang