Chapter Empatpuluh Lima

6.2K 504 50
                                    

🌹Kalau sudah begini, aku harus apa?🌹

👀

Aska melangkah dengan terburu-buru ke dalam resto, masuk dan langsung mencari di mana keberadaan keluarganya di sana. Hingga akhirnya pada satu sudut ia dapat melihat semua keluarganya berkumpul dalam satu meja besar sembari tertawa riang. Namun ada satu sosok yang membuat keningya berkerut, mengapa ada sosok tersebut di antara keluarganya? Apa yang sedang mereka bicarakan? Aska merasa ada yang aneh dengan ini semua.

Menghampiri, akhirnya Aska menghampiri keluarganya dan membuat semuanya tiba-tiba terdiam termasuk sosok tersebut juga. Sosok tersebut menunduk takut seolah-olah Aska adalah pemangsa paling kejam di muka bumi ini.

"Kamu sudah sampai?" tanya sang Papa yang terlihat sangat santai berbeda dengan Aska yang sudah benar-benar tak tahan dan ingin mengahikhiri ini semua.

"Kenapa ada dia di sini, Pa?" bukannya menjawab, Aska malah berbalik tanya. Karena menurutnya, sosok di sana sama sekali tak penting untuk hadir di antara keluarganya saat ini.

"Duduklah." perintah Papa. Tak ingin membantah dan masih bisa menahan kekesalannya, Aska menurut, ia duduk di samping Mama.

"Ma?" Aska bertanya pada sang Mama setelah duduk, karena ia yakin bahwa sang Mama pasti memiliki jawaban atas pertanyaan yang kini bersemayam di otaknya.

"Dengerin Papa bicara dulu yah, Bang." dan ternyata sama saja, Mama pun tak bisa memberikan jawaban atas pertanyaannya. Akhirnya Aska hanya bisa pasrah, ia menghela nafas frustasi di sana. Dan mulai dengan seksama mendengarkan apa yang akan sang Papa sampaikan.

"Bagaimana kabarmu, hm?" Papa sedang berbasa-basi saat ini, dan sungguh Aska sebal mendengarnya. Papa selalu saja punya cara untuk bermain-main dengan Aska, dan selalu saja berhasil membuat Aska kesal luar biasa.

"Pa, jangan berbasa-basi. Aska gak bisa lama-lama, Aska mau cari Syafa." ucap Aska mendapat sebuah smirk aneh dari sang Papa. Sungguh, Aska merinding melihatnya.

"Tidak bisa diajak bercanda," aih, Papa receh sekali. "Papa sudah memikirkan sesuatu." ucapan Papa membuat Aska bertanya-tanya, sesuatu apa maksudnya?

"Maksud Papa?" penasaran Aska.

"Kamu akan segera bertunangan, ya kan, Debila?" Aska menatap tak percaya sang Papa. Jadi, Papa nya akan menjodohkan ia dengan Debila?

"Pa, jangan bercanda, deh." Aska sangat amat tak terima. Ia sama sekali tak terima jika ia harus bertunangan dengan gadis lain.

"Niat Papa sudah bulat, Papa akan tetap melakukan pertunangan ini." Aska menendang kaki bangku Ucup di sampingnya hingga membuat Ucup hampir saja terjatuh jika Cipa tak menahannya.

"Pa, aku sama Debila hanya sekedar teman SMA, dan sama sekali aku gak kepikiran untuk bertunangan dengan wanita lain selain Syafa. Pa, jika ini menyangkut masalah foto itu, Aska jamin, Aska sama sekali gak ada niat seperti apa yang tergambar di foto, karena gambar akan menipu jika kita pintar mengambil angle." Aska menjelaskan dengan menggebu, ia sangat yakin bahwa ia sama sekali tak mencium Debila seperti yang berita bullshit itu katakan.

"Sabar, Bang." Mama mencoba menenangkan anak pertamanya itu.

"Papa akan tetap melakukan pertunangan ini." tegas Papa berucap dan langsung Aska tolak.

"Enggak!"

"Iya!"

"Enggak!"

"Iya!"

"Enggak..!!"

"Salah lagi kalau kamu setuju." Papa tiba-tiba membuat sebuah lelucon hingga mereka yang sedari tadi hanya diam menyimak kemudian tiba-tiba tertawa.

MAS ASKARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang