Chapter Duapuluh Tiga

7.3K 660 25
                                    

Selamat Hari Pahlawan!💪

1K vote lanjut double chapter, yuhuuu!

👀

Pak Brata, papa Claudy sudah sampai dengan selamat di sebuah hunian yang penuh dengan pepohonan hijau di sekelilingnya. Dengan papan bertuliskan 'Panti Kasih Ibu' pak Brata benar-benar menampakkan senyum cerah nan berseri-seri, pak Brata tak sabar untuk bertemu dengan anak kesayangannya yang telah lama tak ia temui.

"Mari, om." Laki-laki yang menuntun pak Brata mempersilahkan pak Brata untuk menemui sang pemilik panti.

Melihat pemandangan di sekitar, membayangkan nasib anaknya selama ini tanpa dirinya dan juga ibunya. Ah, rasanya pak Brata benar-benar tak habis pikir, kejadian naas tersebut harus menimpa dua mahluk yang ia sayangi.

Sampai depan pintu, pak Brata mengetuk dengan sangat hati-hati. Merapihkan sedikit bajunya, semoga pertemuan pertama ini dapat diterima.

Penasaran, akan seperti apa sosok anaknya itu. Mirip mendiang ibunya, kah? Sama cantiknya pasti. Pak Brata tersenyum kemudian. Sampai pintu panti terbuka, menampilkan sosok wanita yang dengan hangat menyambut.

"Nak Faisal? Ada apa?" Tanya ibu panti.

"Ada beberapa keperluan yang ingin saya sampaikan, bu." Jawabnya.

Mengerti akan pentingnya sebuah keperluan itu, ibu panti mempersilahkan kedua tamunya untuk masuk. "Mari, masuk." Keduanya pun ikut masuk dengan senang hati.

Duduk di ruang tamu, sang ibu panti mempersilahkan. Lalu pamit membuatkan teh untuk keduanya. "Saya buatkah teh terlebih dulu, permisi."

"Silahkan,"

Sampai sekitar lima menit berlalu, ibu panti kembali dengan sebuah nampan yang di atasnya terdapat dua cangkir teh juga kue.

"Monggo di minum,"

"Terima kasih banyak, bu."

"Maaf, memangnya ada keperluan apa yah?" Ibu panti mulai bertanya, rasa penasaran menggugahnya.

"Perkenalkan, ini pak Brata salah satu pemilik perusahaan ternama di sini, bu." Ibu panti mengangguk mengerti.

"Lalu?"

"Beliau memberikan kepercayaan kepada saya untuk menyampaikan bahwa salah satu putri yang berada di sini adalah anak kandung beliau," oke, sekarang ibu panti mengerti akan dibawa kemana arah pembicaraan ini.

"Siapa yang nak Faisal bicarakan memangnya?"

"Syafa Nur Madina," Deg!

Benarkah? Ibu panti membatin dalam hati.

"Kalau boleh tau, Syafa di mana yah bu?" Kini pak Brata yang bertanya.

Ibu panti gelagapan, ada rasa tak rela melandanya. Salah satu anak kesayangannya akan bertemu ayah kandungnya. Namun, ibu panti belum siap jika Syafa akan dibawa pergi untuk tinggal bersama dengan ayahnya.

"Bu?"

"Ah, i-iya pak. Nak Syafa sedang tidak ada di sini. Nak Syafa sedang berada di rumah kekasihnya," alis pak Brata naik menikung, terdengar seperti penasaran siapa laki-laki yang berhasil memikat anak gadisnya itu. Sedangkan Faisal, mengepalkan jarinya membuat sebuah amarah di sana.

"Kekasihnya?"

Ibu panti mengangguk membenarkan? "Iya, pak."

"Siapa gerangan laki-laki tersebut?"

MAS ASKARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang