Nama yang Tertukar

935 103 0
                                    

Han berjalan penuh semangat menuju ruang kelas. Senyumnya merekah, mata sipitnya berbinar. Hembusan angin menyibak rambut keritingnya. Angin pun tahu, Han sedang bahagia.

“Tomy! Aku sudah menemukan arti namaku. Hahaha…”

Mata Tomy membulat, “Wah, apa artinya?”

“Kata Ayah, keluarga kami itu ibarat pohon, ibu sebagai akar, Ayah sebagai batang, aku sebagai dahannya, dan Abangku rantingnya, gambaran keluarga yang utuh, kuat dan selalu bersama.” Han memonyongkan mulutnya.

“Hahaha…jadi namamu tidak memiliki arti sendiri ya? Kasihan sekali!”

Han mendengus, “Dahan itu fungsinya menguatkan ranting. Ingat! aku bisa menguatkan Abangku!”

“Sebentar, mungkin nama kalian tertukar, harusnya kakakmu bernama Dahan. Masa adik ukurannya lebih besar daripada kakaknya, Hahaha...” Tomy berlalu sambil terus terbahak.

Batin Han bergemuruh, benar juga, kenapa namaku Han sedangkan Abang bernama Ran. Sepertinya tertukar.

***

Han berjinjit. Melangkah pelan-pelan menuju meja belajar Ran. Matanya sibuk mencari-cari buku harian kakaknya.

“Sedang apa kau di sana?”

Han mematung. Ia tak mampu membalikkan badannya.

“Sudah pernah ku katakan, kau harus meminta izin!”

“Maaf, Abang Ran…aku hanya penasaran, apakah nama kita tertukar? Barangkali kau tulis kisahnya di buku harian?”

Ran duduk dengan tenang di ranjangnya. Mushaf Al-Qur’an di genggam di lengan kanannya. Sesekali matanya menatap Han yang masih tertunduk di tempatnya.

“Nama kita tidak tertukar!”

“Benarkah?” Han mendekat.

Ran mengangguk.

“Tapi, Bang…dahan ukurannya lebih besar daripada ranting. Seharusnya kau bernama Dahan karena usiamu lebih besar dariku.”

“Tidak selalu begitu maknanya, Han!”

“Tidak, Bang! Aku yakin Ayah salah memberi nama. Nama kita tertukar, Bang! Harusnya aku bernama Ranting. Kalau saja namaku tidak tertukar, pasti teman-temanku tidak akan pernah mengejekku!”

Ran menarik nafas cukup dalam, “Han…wa’ainur-ridha ‘an kulli ‘aibin kaliilatun, kamaa anaa ‘aina-ssukhti tubdi-l-masawiya.

Han terdiam.

Ran tersenyum, “Jika kita melihat sesuatu dengan positif, maka semuanya akan terlihat baik. Sebaliknya, jika kita melihat sesuatu dengan negatif, maka semua yang tampak adalah kejelekan.”

“Tapi, Bang....Ah, pokoknya aku harus mencari tahu kenapa nama kita bisa tertukar.” Han melangkah menuju pintu kamar. Lalu menutupnya dari luar.

***

Rindu Tanpa LafazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang