Chapter 10

634 95 4
                                    

VOTE
VOTE
VOTE
VOTE
VOTE
VOTE
VOTE
VOTE
VOTE
VOTE

DON'T FORGET






ONCE AGAIN


Eonni!! aku berangkat ya!”

“Iya, hati-hati.” Lambaian tanganku mengakhiri pertemuan mata kita. Hari ini hari bahagianya Yoonaa eonni. Jika mengingat Yoona eonni membuatku mengingat kolaborasi antara aku, Chanyeol sunbaenim, dan juga dengannya. Waktu begitu cepat berlalu maka kita juga harus mengikuti cepatnya waktu dan juga harus bisa menggunakannya dengan baik. Seperti hari ini, aku akan menggunakan waktu dengan baik karena jadwalku yang benar-benar sesak itu kini bisa aku luangkan sedikit untuk mendatangi pernikahan Yoona eonni. Senang melihat dia sudah ada penjaganya. Semenjak pikiranku berkeliaran, waktu memang berjalan begitu cepat terbukti dengan berhentinya mobilku saat ini

“Wendy-shi

“Ya?”

“Kita sudah sampai” perjelasnya sambil menunjukkan sebuah jalan lorong yang jelas terlihat dihias dengan satu foto yang lumayan kecil, walau kecil namun tetap terlihat dengan jelas itu foto Yoona eonni dan suaminya. Kakiku mulai menyusuri lorong itu hingga kakiku bertemu dengan karpet merah sedikit tebal tanda kita akan memasuki tempat pernikahan, kemudian kaku melangkah maju lagi. Kini mataku dimanjakan dengan begitu banyak hiasan cantik nan mewah. Penuh warna perak dimana-mana.

“Yoona eonni benar-benar memakai warna ini” gumamku

Langkahku tak berhenti disana, kaki menuruti pikiran yang tertarik untuk mendekat pada ayah dan ibu Yoona eonni. Kemudian aku mulai melangkah menemui beberapa temanku yang juga teman Yoona eonni.  Tak lama setelah itu, pembawa acara memimpin jalannya acara seperti sebagaimana mestinya. Ia mempersilahkan mempelai laki-laki memasuki ruangan yang akan mempertemukannya dengan mempelai wanita,  lagu romantis mulai diputar walau sedikit pelan namun terasa begitu menyentuh diikuti dengan masuknya mempelai wanita dengan gaun pernikahan yang tak kalah cantik dengan pemakainya dan juga pria gagah namun tampak bijaksana mendampinginya.
Aku tahu dengan jelas ini karena ini lagu terromantis yang pernah aku dengar. Endless Love, lagu ini mengiringi momen-momen bahagia Yoona eonni melewati kami dengan senyum yang merekah lebar begitu juga senyum kami semua yang ikut merasakan rasa bahagianya walau hanya melihat wajahnya dari jauh.
Musik perlahan menghilang kamipun mulai hening. Pembawa acara mempersilahkan Pendeta menjalankan cerita romantis Yoona eonni dan suaminya hari ini. Ada begitu banyak kata yang diucapkan pendeta, namun ada satu kalimat yang membuatku tersadar jika kita sebagai manusia ini bukanlah makhluk tuhan yang diciptakan hanya untuk menggunakan rasa egois untuk memenuhi keinginan hati namun juga harusnya menemukan kebahagian sejati yang membawa rasa makmur dalam kehidupan kita hingga akhir hayat nanti.

Waktu berjalan dengan sebagaimana mestinya. Tibalah saat aku harus memberikan tanda rasa bahagia sebagai rasa menghargai Yoona eonni  dan suami, aku mulai menyanyikan lagu kolaborasiku dengan John Legend “Written on The Stars” yang jelas-jelas begitu cocok dengan suasana hari ini, mengalunnya lagu ini menuju akhir bait membuatku sadar begitu bahagianya Yoona eonni saat ini. Kemudian, waktunya kembali karena ada teman Yoona eonni lainnya yang jelas juga ikut memberikan tanda rasa bahagiannya untuk Yoona eonni. Dan aku tahu itu siapa. Dia Chanyeol sunbaenim. Ia menyanyikan salah satu lagu romantic favoritku,  Everyday, Every Moment Together dari Paul Kim

Waktuku berakhir disini. Jadi, aku bertemu dengan Yoona eonni  sebagai salam terakhirku. Jujur saja lagu yang mendampingi kita selama berada di pesta ini sungguh-sungguh membuatku ingin menangisi keadaan bahwa kini aku hanya seorang diri yang tak tahu kapan harus mengakhiri kesendirian itu. Beautiful dinyanyikan Crush yang digunakan sebagai soundtrack  dari drama terromantis pada tahun itu.

“Kamu suka lagunya?” tanyanya setelah melihatlu sedikit termenung sambil mendengar lagu itu

“Eeh.. eonni!! Selamat ya! Akhirnya!!” teriakku begitu sadar itu Yoona eonni yang akan aku temui tadi

“Aku baru akan menemuimu” ia tersenyum mendengar perkataanku

“Kamu terlihat begitu murung. Kenapa?”

“Aaahh, tidak. Bagaimana mungkin hari bahagia ini aku habiskan dengan murung saja” Buru-buru aku membantahnya

“Iya benar.” Senyumnya mendampingi percakapan kita.Percakapan kita mulai melebar dan mulai membahas begitu banyak topik tak jua melewatkan perihal pacar

“Jadi? Bagaimana hubunganmu dengannya?” tanyanya penasaran karena pernah tahu perohal hubunganku dengan Chanyeol sunbaenim

“Kita-“ belum selesai menjawabnya, tiba-tiba seseorang mendekat dan menyapa Yoona eonni

“Hai!! Nuna!” suaranya sontak membuatku mengenalinya. Itu jelas-jelas suaranya

“ Hai Chanyeol!!”

“Ooh ada Wendy juga” ucapnya ketika menyadari aku juga ada disana

“Halo sunbaenim!” sapaku dengan sedikit membungkuk padanya. Kemudian dia memulai percakapan dengan pertanyaan kabar dan hal-hal lain yang mengikuti topik itu. Sampai akhirnya ia mulai pamit karena jadwalnya yang juga begitu padat. Tepat setelah Chanyeol membalikkan badanyya, Yoona eonni mendekatkan bibirnya  kearah pendengaranku

“Ada apa dengan kalian berdua?" notasinya terdengar begtu penasaran

“Kita sudah putus beberapa bulan yang lalu”

“Astaga!! benarkah?” hanya anggukan kepalaku yang bisa ia lihat kini

“Heem.. padahal kalian berdua pasangan yang membuatku begitu iri dengan kemesraan kalian” kini notasinya berubah, jadi terdengar kecewa

“Maaf. Tapi ini yang terbaik untuk kita berdua”

“Apa perusahaan yang melakukan itu? Atau kalian yang-” pertanyaan mulai beruntun datang ketika aku menyadarinya aku sudah memotong itu

“Keputusan kita berdua. Keyakinan kita berdua akan hal yang terbaik”

Waktuku telah tiba. Tiba saatnya untukku kembali pulang dan memenuhi jadwalku selanjutnya. Aku mulai berpamitan padanya, kakiku melangkah mengarungi lorong kemudian sampai pada tempat parkir mobil tadi, tiba-tiba ada seseorang mendekat padaku

“Kamu belum menjawab?”

“Untuk apa?” aku mulai bingung topik apa yang ia bicarakan

“Kertas yang ada dalam kadomu” perjelasnya dengan mendekat kearahku

“Oh iya! Maaf. Aku belum tahu akan menjawab apa jadi, biarkan waktu yang menjawab semua” anggukan kutunjukkan sebagai akhir pertemuan mata kita, tapi tidak untuknya karena kini ia menggenggam tanganku

“Aku harap aku masih memiliki kesempatan agar kita bisa kembali lagi” belum sempat memberikan tanggapan kepadanya, ia sudah berjalan menjauh dari hadapanku. Kini tinggal aku dan pikiranku

Apa aku bisa memulai ini lagi?




ADUUH!! BUCIN CHANYEOL KEMBALI!1 GIMANA? WENDY MAU GAK NIH?!

BREATH ; WenYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang