TRUTH
Orang-orang datang menemuiku setelah aku kembali mengenakan baju kekuasaan milikku. Aku hanya duduk terdiam di tempatku. Setelah beberapa lama aku menyadari bahwa aku masih berada dalam balutan kemewahan milik Ratu, seseorang mendatangiku. Dialah yang membuat keributan di luar saat aku akan pergi tidur tadi. Dayang Yongja meneriakan namanya dan aku memperbolehkannya masuk.
"Maafkan aku Ratu" Dia berlutut dalam di hadapanku karena dia merasa bersalah merasa membangunkanku dari tidur
"Sebenarnya apa yang ingin kau sampaikan? Sampa-sampai kau harus mendatangiku waktu malam begini?" Pertanyaanku kangsung menuju tepat sasaran pemikiran
"Sekali lagi maafkan aku, Ratu. Aku sama sekali tidak bermaksud mengganggu Ratu. Tetapi tadi saya mendapatkan pandangan masa depan saya. Dan saya melihat Ratu sedang menangis di samping sungai di luar istana. Aku hanya berfikir bahwa Ratu akan- maaf sebelumnya bunuh diri. Jadi bergegas menemui Ratu dan menghentikan pemikiran buruk itu." Penjelasannya cukup membuatku berfikir negative seperti yang ia fikirkan
"Astaga! Kau bisa melihat masa depanku? Apa yang terjadi kepadaku di masa depan ? Dan kenapa kau tidak bisa kembali ke sana?" Banyak pertanyaan aku lontarkan ke arahnya, pasalnya ini baru saja terjadi selama ini aku bisa kembali ke masa depanku sendiri tetapi kenapa sekaang aku malah terjebak di dunia milik Ratu. Ini sungguh di luar pemikiranku
"Aku rasa-" Ucapannya terhenti, Hatiku berdebar menunggu jawabannya
"Aku rasa Yang Mulia harus memulai misinya"
"Misi? Aku bahkan tidak paham apa yang akan aku kerjakan di sini! Bagaimana aku memulai misi yang aku tidak tahu akan aku apakan!" Aku mulai sedikit emosi dengan semua keadaan ini, namun dia begitu tenang menanggapi pertanyaanku berbanding terbalik dengan keadaannya sewaktu mendatangiku tadi. Aku sempat berfikir bahwa dia sedikit aneh.
"Aku fikir Yang Mulia Ratu pastinya sudah tahu semua yang ada di kehidupan ini. Yang Mulia Ratu adalah Ibu dari negara ini dengan seorang Raja yang harus anda damping terlebih lagi Raja bukanlah Raja yang sama dengan ayahnya terdahulu, aku fikir itu yang menjadi misi Ratu" Kaget. Hanya ekspresi itu yang kini tak bisa aku tutupi.
Memang benar aku Ratu di sini, tetapi aku benar-benar belum mengerti apa yang akan aku selesaikan dalam misiku ini
"Baiklah, Kang Yong Min. Apa masih ada yang ingin kau sampaikan kepadaku?" Perkataanku terlontar setelah beberapa detik aku hanya terdiam
"Aku berharap Yang Mulia Ratu dapat menyelesaikan misinya karena adahal buruk yang terjadi kepada Yang Mulia jika anda tidak bisa menyelesaikannya. Sekalipun anda tidak paham misinya, anda harus menemukannya dan menyelesaikannya" Aku terdiam mendengar perkataanya, setelah itu ia berpamitan dan meninggalkanku sendiri dengan pemikiranku sendiri
Sebenarnya apa yang harus aku lakukan?
Apa yang akan terjadi jika aku gagal menyelesaikan misi ini?
Dan apa maksudnya dengan mengatakan bahwa Raja berbeda dengan Ayahnya?
ASTAGA!!
"Astaga, aku harus keluar agar pikiranku bisa jernih" Kaki melangkah keluar disambut dengan larangan dari Dayang Yongja karena ini sudah larut malam dan terlebih lagi di luar sangat dingin begitu katanya
"Aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin menghirup udara sebentar saja. Tolong tinggalkan aku sendiri saja sebentar" Perintahku lalu berlalu meninggalkan Dayang Yongja dan penjagaku yang lain. Kakiku hanya terus melangkah hingga menemukan tempat yang tepat untuk berfikir. Mataku menemukan tempat yang begitu hening dan tenang ditambah juga pemandangan cantik yang memantul dari air sungai itu. Cahaya bulan begit terang disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH ; WenYeol
FanfictionMataku menatap cincin hijau di atas meja itu sambil meneguk air sontak menarik kembali memori dari tidurku semalam dengan berjuta tanda tanya. Aku terbangun dengan mengenakan hanbok. Kenapa banyak orang di luar yang berbicara dengan formal seolah-ol...