NEW
Lagi-lagi aku terbangun mengenakan hanbok. Namun, kini aku berada di sebuah ruangan luas. Lambat laun menyadari bahwa tempat itu bukan tempat pertama kali aku muncul di masa lalu ini.Kamar ini begitu luas. Lengkap dengan meja kecil, kumpulan kertas yang masa sekarang biasa disebut buku dan juga yang paling aneh ada hanbok milik ratu disana. Aku terbangun memperhatikan diriku, memegang rambutku hitam panjang terkepang
"Aaakh!!" Mendengar teriakanku ada seseorang masuk menanyakan keadaanku dengan aturan baku
"Apa Ratu baik-baik saja?" Dia mengulangi pertanyaannya karena tak mendengar jawabanku. Tapi, tunggu dulu!
Ratu? Apa dia bilang aku ratu?! Gumamku
"Tunggu! Apa maksud anda?" Dia menggeleng
"Jangan berbicara seperti itu Ratu dan tolong maafkan saya jika saya membuat kesalahan" Pernyataannya sambil membungkuk dalam-dalam seperti para dayang yang meminta maaf kepada Ratunya dalam drama-drama yang sering aku lihat. Aku mendekat, membangunkannya dari posisinya dan memberitahukan bahwa dia tidak bersalah
"Aah, syukurlah Ratu" Senyumnya terpancar dari sana
"Aku hanya merasa tidur beberapa waktu lalu membuatku ingin mandi. Jadi, tolong siapkan untukku" Tak jeda lama, setelah itu dayang itu mengatakan jika semua sudah siap
"Semua sudah siap, Ratu"
"Baiklah. Terima Kasih" Perasaan aneh menjalar dalam tubuhku. Seakan-akan aku memainkan peran Ratu dalam sebuah skenario drama kerajaan.
Berendam dengan bunga-bunga wangi ini membuatku memutar balik pemikiranku. Aku terus tertarik dalam mimpi seperti di masa lalu ini setiap hari bahkan aku tidak mengetahui tentang banyak hal disini. Cukup menantang. Tak tanggung-tanggung aku seorang Ratu dari negara ini. Tanggung jawab besar yang kupegang walau ini hanya sekedar mimpi.
Kemudian lamunanku tersadar karena panggilan dayang Yongja. Itu namanya, ia memberitahu jika setelah ini aku akan bertemu dengan Raja, Ayah Mertua, dan juga beberapa Menteri untuk menunjukkan rasa hormat mereka kepadaku atas tanggung jawab yang kini aku pegang sebagai Ratu negara. Mengerikan
"Apa tidak bisa aku tidak bertemu Ayah Mertua?" Tanyaku yang sudah yakin dengan jawabanyanya namun aku masih ingin mencoba agar pertemuan ini gagal
"Maaf, Ratu. Yang Mulia adalah orang yang pantas menemani Yang Mulia Raja untuk memimpin negara ini. Ayah Yang Mulia Raja sendiri pula yang memilih anda dengan anaknya. Maaf. Tetapi Ratu harus bertemu dengan Yang Mulia Raja dan Juga Ayahnya"
"Aku dipilih sendiri?"
"Iya. Ratu. Ayah Yang Mulia Raja mencari ke berbagai tempat dan akhirnya menemukan Ratu yang menurut beliau cocok dengan Yang Mulia Ratu"
Tak sadar beberapa menit kemudian aku sudah mengenakan hanbok Ratu saat perbincangan kita ini mulai selesai. Kini, tiba waktunya aku menemui Ayah Mertua dan juga Suamiku. Gila.
Aku tertidur dan mempimpikan menjadi ratu Korea? Gumamku
Tempat pertemuan sudah di depan mataku. Kasim Raja mulai menyebutkan namaku
"Yang Mulia Ratu Maharani sudah datang, Yang Mulia!" Terdengar balasan dengan suara sedikit serak dari dalam mengijinkanku masuk. Semua mata memandangku. Langkah kakiku pasti memasuki tempat pertemuan itu, nampak kulihat disana laki-laki tua sepertinya itu Ayah Mertuaku. Aku membungkuk dengan sopan. Namun, tempat duduk Raja maaih kosong disana. Dia tidak datang.
Kenapa dia tidak ada? Apa dia tidak setuju dengan perjodohan ini?! Pikiranku mulai sibuk, hingga membuat Ayah Mertuaku mempertanyakan tingkah lakuku
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH ; WenYeol
FanfictionMataku menatap cincin hijau di atas meja itu sambil meneguk air sontak menarik kembali memori dari tidurku semalam dengan berjuta tanda tanya. Aku terbangun dengan mengenakan hanbok. Kenapa banyak orang di luar yang berbicara dengan formal seolah-ol...