Chapter 20

194 28 3
                                    

It's You

Mataku mengerjap. Secercah cahaya masuk membuat pandanganku mengenali keadaan sekitar. Badanku terasa hangat dan tak ada luka disana-sini seperti terakhir kali aku rasakan. Aku merasa baik. Kemudian aku terpikir akan sesuatu. Badanku langsung terbangun, dan bergegas berjalan keluar.

"Yang Mulia?" Panggil Dayang khawatir memperhatikan tingkahku yang aneh. Aku memang tidak berbicara dan hanya berjalan menuju istana Raja

Sesampainya disana, tanpa menunggu kasim memanggil namaku aku menyuruhnya membuka pintunya agar aku bisa cepat-cepat menemui Raja. Aku khawatir. Aku terakhir melihat dia tergeletak dengan darah yang banyak disekujur tubuhnya. Saat aku sudah berhadapan dengannya,tanganku meraih pundaknya kemudian memeluknya.

"Ratu?" Tanyanya kebingungan dengan tingkahku, pasalnya ia sedang membaca beberapa berkas di meja Rajanya bersama beberapa menteri disana

"Ada apa, Ratu?" Tanyanya kembali setelah pertanyaan pertama tidak aku jawab. Pelukan ini aku lepaskan. Mataku memandangi wajahnya yang memperlihatkan wajah mengesalkan disana disertai seringai juga

"Apa anda merindukan aku?" Mendengar pertanyaannya membuatku gugup kemudian menyadari dimana tempatku sekarang dan ada berpasang-pasang mata menatapku dan juga dia karena tingkahku ini. Tanpa menjawab, aku terburu-buru berjalan menuju pintu keluar.

Astaga! Memalukan!

"Ratu!" Tak menghiraukan panggilan Raja, langkah kaki hanya menginginkan jalan keluar dan meninggalkan suasana memalukan tadi.

Langkah kakiku berjalan menuju sebuah tempat sekitar istana Raja dengan sungai kecil di sana. Mataku memandangi indahnya pemandangan itu, bagaimana tidak disini udaranya begitu segar, ada bunga-bunga bermekaran disini dan juga kapal kecil di atas sungai ini. Rasa penasaran mendorong kakiku melangkah menaikinya. Aku beranggapan dengan tidak adanya dayang dan yang lain aku bisa bebas melakukan apapun. Namun, saat akan memasuki kapal itu seseorang mengagetkanku

"Sedang apa Yang Mulia Ratu di sini?" Pertanyaannya mengagetkanku yang sontak membuat kapal itu tergelincir dari labuhannya tadi, dan secara otomatis aku jatuh duduk di dalam kapal kecil itu. Aku merasa beruntung kapal ini tidak terbalik. Karena aku tidak bisa berenang apa lagi dengan baju Ratu ini. Sebelum kapal ini mulai menjauh seseorang menangkapnya. Dia Pangeran Kwangmin. Dia menaiki kapal itu juga kemudian duduk dan mengambil dayung untuk menjalankan kapal itu.

"Apa Ratu lelah di dam ruangan?" Kata pembukanya

"Tolong berhenti memanggilku Ratu, hanya panggil aku kakak. Raja adalah kakakmu begitu juga aku" Pernyataanku karena merasa tidak suka dengan nama panggilannya kepadaku, namun tak seperti yang aku harapkan

"Ingat Ratu! Semua orang memiliki haknya masing-masing dan salah satunya aku yang lebih suka memanggilmu Ratu"

"Hmm.. baiklah!" Tak lama perkataanku terhenti karena pemandangan indah di depan. Tempat itu begitu cantik dengan begitu banyak bunga di sana

"Bisa kita berhenti di sana?" Pintaku dengan menunjuk-nunjuk tempat itu seperti anak kecil yang begitu suka datang ke tempat yang dipenuhi dengan mainan. Walau tak ada jawaban, kenyataan yang pasti kapal itu berhenti tepat di depan tempat indah itu.

"Astaga indah sekali!" Rasa bersemangat membeludak dalam diriku membuat aku kurang memperhatikan keadaan sekitar hanbokku contohnya, aku terjatuh karena menginjak hanbokku sendiri namun belum aku terjatuh ke dalam air Pangeran Kwaming dengan sigap menangkapku. Bagai adegan dalam drama yang sering aku lihat, dia menangkapku dengan erat dan menatapku lekat-lekat walau tak dekat. Keadaan tiba-tiba berubah menjadi penuh dengan rasa canggung.

BREATH ; WenYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang