DUMB
Mengejutkan. Semua di luar ekspektasiku, mendapatkan kata-kata romantis dari Chanyeol ah Raja maksudku. Pasalnya dia memiliki wajah Chanyeol dengan badan seorang Raja di sini. Aku kadang bingung apa yang terjadi dengan diriku sendiri. Kemudian aku berfikir ini aku atau ratu yang sedang aku lakukan. Aku melamun cukup lama hingga aku sadari ada seseorang yang sedang memandangiku tanpa jeda. Mataku menemui matanya, ia sedang menatapku begitu bebas hingga aku mulai menyadari jika makanan kita mulai dingin.
"Astaga! Moon! supnya dingin!" Teriakku setelah mengecek keadaan makananku dan makanan miliknya.
"Dan berhenti memandangiku" Perintahku mulai tak nyaman dengan tatapannya yang lekat memandngi setiap gerak-gerikku
"Kenapa? Kau istriku! Aku bebas memandangimu!" Bantahnya sederhana lalu mengambil sendok dan mulai memakan supnya. Perkataannya sederhana namun berakibat fatal untuk merahnya pipiku karena malu dengan segala ucapan manisnya untukku
"Kau malu?" Tanyanya menyadari tingkah lakuku yang mencolok akan rasa malu. Pipi ini mulai aku pegang untuk menutupi merahnya namun mengundang gelak tawanya
"Kau benar-benar malu? My Star?" Ejeknya setelah menjeda kegiatan makannya. Aku tak menanggapi pertanyaanya bahkan melihat matanya saja aku tidak berani. Sungguh! Malu! Tawanya sontak mengisi keadaan canggung kita berdua. Bagaimana tidak! Tempat makan ini hanya ada kita berdua serasa restoan yang sudah dipesan khusus untuk aku dan dia jika itu di masa depan.
Makanan kita habis begitu saja dan berujung kita pulang menuju istana dengan berjalan beriringan. Hening. Tidak ada yang berniat memulai percakapan antara kita berdua. Aku sibuk dengan berbagai kegiatan agar aku terbiasa berjalan berdua dengan dia seperti ini. Kemudian pertanyaan penting muncul dalam kepalaku.
"MOON!" Panggilku yang masih berdampingan dengannya. Walau malu namun rasa penasaran tetap memenuhi otakku.
"Iya?" Dia menjawab tanpa memandangiku, ia menatap lurus ke arah jalan pulang kita dan itu membuatku berani menanyakan hal ini
"Kenapa kau memilihku sebagai permaisurimu?" Dia berhenti berjalan. Sontak membuatku juga ikut berhenti dan juga kaget namun aku lanjutkan pertanyaanku
"Maksudnya dari sekian banyak wanita yang bisa saja jadi permaisurimu, kenapa kau memilihku?" Pertanyaan ini sesungguhnya juga bisa aku tunjukkan untuk Chanyeol karena waktu itu belum sempat aku menanyakan ini kita sudah putus lalu ada begitu banyak kejadian setelahnya hingga saat ini aku tidak tahu kenapa dia memilihku untuk menjadi seseorang yang iapertahankan bahkan Jaehyun juga menjadi bagian yang membuat dia kesal jika Jaehyun dekat denganku.
"My Star!" Panggilan itu lagi keluar dari mulutnya. Tangannya tak diam, mulai mendekati jari jemariku yang sedikit kedinginan dan menggenggamnya kemudian ia menuntunku berjalan kembali
"Kau mengingat apa yang aku katakan tadi saat menunggu makanan datang?" Kepalaku secara otomatis mengangguk mendengar pertanyaannya dan seakan mengerti jawabanku, ia melanjutkan kembali perkataannya
"Seakan takdir sama seperti bulan dan bintang. Aku dan kamu. Kita sudah ditakdirkan untuk bersama . Dan kita akan selalu bersama hingga akhir." Tak puas dengan jawabannya, aku menghentikan langkah kakiku begitu juga genggaman tangan kita terputus disana
"Tunggu! Ada banyak wanita di luar sana yang bersedia menjadi permaisuri bahkan juga bisa lebih baik daripada aku. Jika jawabannya hanya takdir itu aneh, Raja?" Setelah mendengar jawabanku ia mendekat dan menggenggam kedua tanganku, mengarahkan mereka berdua kearah bibirnya dan mengecup mereka
"Takdirku bersamamu mana mungkin aku lebih memilih dengan wanita lain Ratuku! dan ingatlah kau yang terbaik untukku tak ada yang lain. Bisa berhenti berfikir jika kau tak cocok bersanding denganku?" Mendengar penjelasannya ekspresiku memberikan reaksi tak puas dengan jawabannya, kemudian dia melanjutkan kegiatannya menyakinkanku
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH ; WenYeol
FanfictionMataku menatap cincin hijau di atas meja itu sambil meneguk air sontak menarik kembali memori dari tidurku semalam dengan berjuta tanda tanya. Aku terbangun dengan mengenakan hanbok. Kenapa banyak orang di luar yang berbicara dengan formal seolah-ol...