LIFE
Mataku mengerjap. Perlahan cahaya matahari menusuk mataku. Silau. Mataku memandangi seluruh isi ruangan itu. Aku belum paham aku sedang berada di mana. Lalu pandanganku beralih ke arah seseorang yang sedang tertidur sambil menggenggam erat jari kiriku. Aku seperti mengenal dia. Dia terlihat tidak asing bagiku.
Tanganku aku gerak-gerakan sedikit lalu dia merasakannya dan terbangun dari tidurnya. Kemudian dia mulai mengetahui bahwa aku sudah terbangun, buru-buru ia memelukku yang masih sedikit bingung namun aku paham siapa dia. Dia Chanyeol. Aku juga merindukan dia sebenarnya tetapi badanku maaih lemas untuk membalas pelukan kerinduannya. Tetapi aku yakin pasti jika aku juga merindukan dia.
Tak lama setelah kegiatan peluk-peluk ini, ia menelepon banyak orang. Aku tidak tahu siapa tapi yang pasti setelah ia menelepon ada seseorang yang datang setelah beberapa menit kemudian. Itu saudara laki-lakiku, Jaehyun. Dia tersenyum bahagia menghampiriku. Aku seperti mengetahui senyuman itu, tetapi aku tidak tahu di mana. Dia sedikit memelukku. Dia berkata jika ia merindukanku. Aku memahami apa yang ia katakan namun, aku seperti sedikit lemas dan hanya diam lalu sedikit tersenyum kepadanya.
Tak lama setelahnya, ada banyak orang berdatangan dari para memberku, seperti Kakak Irene, Joy, Yeri, Seulgi lalu anak-anak New Boys teman-temannya Jae dan juga manager Mark yg dulu pernah membantuku. Aku mengingat dia. Dia tersenyum kepadaku seolah merasa lega melihatku terbangun dari keadaan ini.
Beberapa hari kemudian~
Matahari selalu datang menjemput di kala aku masih ingin menikmati rasa kantukku setelah kemarin malam meminum obat dari resep dokter. Mataku terpaksa membuka dengan lebar. Tanganku terasa hangat karena ada seseorang yang sedang menggenggamnya erat. Itu Chanyeol.
"Selamat Pagi" Sapanya sambil tersenyum lebar, belum sempat aku menjawabnya ia sudah menambahkan pertanyaan kepadaku.
"Apa tidurmu nyenyak?" Dia menatap lekat ke arahku karena saat ini alat-alat yang waktu dulu digunakan dokter untuk menangani aku sudah dilepaskan.
"Nyenyak dan baik, Chanyeol Sunbaenim" Jawabku sedikit malas. Aku sudah bisa berbicara dan menggerakan seluruh badanku tidak seperti di awal aku terbangun dari koma aku seperti baru saja kembali ke dalam badanku. Aneh rasanya.
Tak lama setelah itu, ada seseorang mengetuk pintu dan Chanyeol membukakan pintu untuknya. Dia terlihat akrab dengan Chanyeol. Itu Jaehyun. Tepat setelah Jaehyun memberikan bunga kepadaku, aku cepat-cepat bertanya kepadanya.
"Kalian sudah berbaikan?" Pertanyaanku karena kebingungan dengan keadaan ini. Aku hanya ingat jika mereka berdua tidak berhubungan dengan baik namun, sekarang mereka terlihat akrab. Itu aneh, bukan?. Kemudian keduanya tertawa mendengar pertanyaanku. Sedangkan aku hanya memasang wajah bingung di sana.
"Jadi, begini Kak." Penjelasan Jaehyun terjeda karena ia sedang mendudukan pantatnya ke arah kursi di sebelah kasurku.
"Sewaktu Kakak koma aku sering menjenguk Kakak dan harus sering bertemu dengan Chanyeol Sunbaenim dan dari sanalah kita akrab. Aku mulai perbincangan jika aku ingin berterima kasih kepadanya karena pada saat itu dia sedang terluka namun masih bisa menggendong dan mengantarkan Kakak ke rumah sakit, walau setelah itu ia juga jatuh karena kehabisan energi setelah kecelakan kalian." Penjelasannya terhenti lagi dengan teriakan Chanyeol yang tidak terima.
"Aku memang seperti itu jika berhadapan dengan seseorang yang aku sayangi" Perkataannya penuh makna di selingi dengan senyum manis yang ia arahkan untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH ; WenYeol
FanfictionMataku menatap cincin hijau di atas meja itu sambil meneguk air sontak menarik kembali memori dari tidurku semalam dengan berjuta tanda tanya. Aku terbangun dengan mengenakan hanbok. Kenapa banyak orang di luar yang berbicara dengan formal seolah-ol...