Untitled - 16

3.2K 512 18
                                    




📖









Jeno melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Saat ini, ia hanya ingin cepat sampai di apartement dan segera memeluk Jaeminnya. Terlalu banyak yang terjadi hari ini, membuatnya lelah dan moodnya hancur, terlebih setelah bertemu dengan Jung Eun tadi.


Ia bahkan menghiraukan bunyi gemerucuk dari perutnya dan membatalkan niatnya untuk mampir ke kedai Taeyong.


Sesampainya di unit apartemennya, ia langsung disuguhkan dengan pemandangan yang 'sungguh indah' dari dua orang yang sedang terlelap di depan perapian.


Ya, itu Jaeminnya yang sedang tertidur pulas bersandar nyaman di pelukan Renjun, yang duduk bersandar pada sofa di belakangnya.


Entah apa yang harus Jeno lakukan sekarang. Berteriak? Ia tidak mungkin mengagetkan kesayangannya yang tertidur dengan pulas itu. Atau mungkin membangunkan mereka sambil marah. Entahlah, yang pasti sekarang Jeno sudah duduk bersimpuh di hadapan Jaemin sembari mencoba melepas lingkaran tangan Renjun di pinggangnya.


Keduanya menggeliat tanpa membuka mata, dan malah semakin menyamankan diri masing-masing dalam dekapan hangat itu.


Cukup sudah. Hari ini sudah cukup banyak yang membuat kepala Jeno hampir pecah. Dan sekarang ia sedang menekan amarahnya yang hampir memuncak.


“Lee Jaemin!” sentak Jeno cukup keras.


Keduanya sontak terbangun dan membuka kedua mata. Jaemin awalnya sedikit kebingungan lalu setelah ia berbalas tatap dengan Jeno, ia tersenyum simpul.


“Ah, kau sudah pulang,” ucap Jaemin sambil mengusap kedua matanya dengan punggung tangannya.


Begitu juga dengan Renjun, yang langsung melepas dekapannya pada Jaemin dan beringsut menjauh dari posisinya semula.


“Kau pulanglah. Terima kasih sudah menemaninya hari ini,” ujar Jeno pada Renjun dengan datar.


Renjun mengangguk, ia tidak mau atau sengaja menghiraukan nada bicara Jeno yang aneh barusan.









📖









Setelah Renjun berpamitan pulang, Jaemin kini sibuk di dapur. Ia tengah membuatkan teh hangat untuk Jeno. Kemudian membawanya dengan hati-hati ke ruang tamu. Di mana Jeno masih dengan pakaian lengkapnya yang belum ia ganti, duduk dengan wajah yang sangat Jaemin benci; menatap lurus ke depan dengan tajam.


“Kau lelah? Apa sudah makan?” tanya Jaemin seraya melepaskan jas yang dikenakan Jeno dengan hati-hati.

The Lost MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang