Chapter 2

4.5K 316 0
                                    

Operasi berjalan dengan lancar, adinda keluar bersama dokter hanbin selaku dokter anestesi selama operasi berlangsung,adinda dan dokter hanbin memang berteman dekat,selain apartemen mereka yang bersebelahan mereka juga teman dari zaman sekolah menengah. Kini keduanya mulai berjalan beriringan menuju ruang recovery untuk melihat keadaan pasien yang baru saja telah di operasi.

" Sekarang tinggal menunggu pasien sadarkan diri saja Bu " jelas adinda pada wali pasien tersebut

" Terimakasih dokter". Adinda pun membalas perkataan ibu itu dengan senyum setulus hati,percayalah hal yang membahagiakan nya adalah ketika menyelamatkan nyawa pasien dan mimpi buruk baginya adalah ketika kehilangan pasien diruang operasi.

Setelah mengecek vital korban keduanya beriringan menuju kantin rumah sakit untuk mengisi perut mereka yang mulai berbunyi tanda cacing di perut sudah demo. Tetapi saat mereka mulai masuk ke area kantin tiba tiba adinda merasakan tangan nya dicekal oleh seseorang,saat dirinya berbalik ternyata seseorang yang tidak mau ia temui dulu untuk sekarang,siapa lagi kalo bukan Taeyong? Mengerti akan keadaan bahwa temannya butuh privasi dokter hanbin pun pergi meninggalkan mereka berdua dengan senyum manis tanda ia pamit pada adinda lalu meninggalkan nya begitu saja

"Mau apa sampe nyusul ke rumah sakit segala?" Tanya adinda ketus saat hanbin sudah pergi dari hadapan mereka berdua

"Aku minta maaf,aku lupa tadi soalnya ada meeting mendadak" alasan saja tuan muda yang satu ini padahal ia sudah membunuh karyawannya sendiri

" Gausah buat janji kalo emang gabisa tepatin " ujar adinda lalu pergi meninggalkan Taeyong begitu saja
Saat hendak mengejar adinda handphone Taeyong berdering menandakan ada telpon masuk, dari yuta- sekretaris pribadi nya. Langsung saja ia menggeser tombol hijau lalu menempelkan handphone ke telinga

"Ada apa?" Tanya Taeyong to the point

" Eum,itu maaf tuan tapi tuan Aditama berulah kembali" jawab sang sekretaris ragu,takut akan tuannya marah besar

" Sialan! Berulah apa lagi dia?!" Tanya nya lagi dengan wajah penuh kemarahan dan kepanikan

"Sepertinya tuan Aditama melaporkan pada pihak berwajib mengenai gudang senjata untuk penjualan tuan Karna polisi mulai menggeledah gudang persenjataan dan menangkap pegawai disana" jelas yuta dengan was was

"Kurang ajar! Cepat halangi polisi itu,sogok,ancam atau bagaimana pun caranya itu asal gudang kita aman, pindah kan persenjataan ke tempat lain"
titah Taeyong kepada yuta dengan emosi

" Baik tuan" setelah yuta menjawab Taeyong sambungan pun diputus sepihak oleh si tuan yang sekarang menahan emosi,kenapa keluarga aditama sangat menggangu hidup nya,setelah tuan besar Aditama beserta nyonya Aditama ia lenyapkan sekarang ia harus menghadapi si tuan muda aditama yang sangat menjadi hama dikehidupannya.

Taeyong pun melangkahkan kaki keluar dari rumah sakit melupakan masalahnya dengan pujaan hati,ia lebih memikirkan bagaimana cara menghancurkan hama satu itu.

Apakah Taeyong akan membunuh tuan Aditama saat itu juga?


















- To Be Continue -

The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang