Sudah tiga hari Sherly terkurung diruangan gelap ini, takut. Itulah perasaan yang ia rasakan sepanjang hari, harapannya hanya satu yaitu Nathan datang menolong nya. Berhubung keluarga nya tinggal di Jerman jadi ia tak punya harapan lagi selain Nathan dan Adinda.
Sebetulnya ia belum tau siapa penculiknya dan apa maksudnya menculik nya, padahal Sherly rasa ia tidak pernah membuat masalah terhadap siapapun.
Klek
Pintu yang tadinya tertutup rapat kini mulai terbuka ia benar benar takut dengan situasi ini mengingat para kedua pria yang menjaga pintu didepan selalu berbuat kasar kepada nya.
Namun kali ini bukan kedua pria itu melainkan seorang pemuda tampan juga tinggi yang datang, tentu saja Sherly tau dia siapa. Lee Taeyong,ternyata yang menculik nya adalah Lee Taeyong.
"Halo sweety, bagaimana kabarmu heum? Apa baik? " Tanya Taeyong saat sudah berada didepan Sherly, Taeyong pun mengangkat dagu Sherly membuatnya mendongak menatap Taeyeong yang kini tersenyum licik
" Ku dengar kau kekasih tuan muda aditama" tampak jeda dari Taeyong, perlahan tangan nya mengusap lembut rambut Sherly namun sedetik kemudian ia menjambak rambut Sherly sehingga membuat Sherly berteriak tertahan kain hitam yang menutupi bibirnya.
" Nathan memang pandai sekali mencari kekasih, kau benar benar cantik " Taeyong terkekeh lalu melepas jambakan nya lalu berjalan menuju pintu, sebelum meninggalkan ruangan itu Taeyong sempat tersenyum manis
" Tunggu jagoan mu datang ya cantik " lalu tubuh tegap itu pun menghilang dari balik pintu.
Lagi lagi yang bisa Sherly lakukan adalah menangis dan mencari cara agar ia bisa keluar dari ruangan ini.
***
Ini sudah hari ke empat sejak Sherly hilang, Nathan sudah mengerahkan semua anak buah nya untuk mencari Sherly, dan empat hari ini juga Nathan terus mendapati omelan dari ibu Sherly yang panik dan langsung terbang dari Jerman ke Jakarta.
Nathan melamunkan hal apa saja yang terjadi yang akan menimpa Sherly, dan entah mengapa pikirannya tertuju pada bajingan yang bernama Lee Taeyong, ia yakin bahwa dalang dibalik ini semua adalah bajingan satu itu.
Dering ponsel yang menandakan adanya Vidio call masuk membuat lamunan Nathan buyar, tertera nomor tak dikenal disana, dengan ragu Nathan menggeser ikon berwarna hijau guna menjawab Vidio call dari nomor tak dikenal tersebut.
Pertama yang ia lihat adalah gelap lalu kamera mulai menyorot kepada satu titik sudut yang dicahayai oleh lampu yang sudah mulai berenang lalu dibawah lampu itu terdapat seorang gadis yang menundukan wajah nya lesu dan tampilan nya yang sudah benar benar berantakan dan jangan lupakan ada beberapa luka di sekujur tubuhnya.Mata Nathan sukses membelalakkan tatkala ia melihat jelas wajah gadis itu, ya siapa lagi jika bukan Sherly. Lalu kekehan terdengar jelas dari sana
" Hallo, selamat malam tuan muda aditama, bagaimana rindu padaku? "Nada sinis mulai dilontarkan dari Silawan bicara yang ia ketahui adalah Lee Taeyong. Setelah ia tadi keluar dari ruangan yang ditempati Sherly ia kembali lagi ke ruangan itu dengan ponsel digenggaman nya.
" Yakk! Sialan kau, apa yang kau lakukan bajingan" refleks karena amarah Nathan berteriak kencang
Terdengar kembali kekehan dari sebrang sana " apa yang aku lakukan ya? Aku tidak tau. Mungkin balas dendam atas apa yang kau lakukan pada bagian perutku yang telah anak buahmu berikan padaku? "Terdengar nada menyindir disana
" Bebas kan dia bodoh! Kau punya urusan dengan keluarga ku bukan dengan nya! " Nathan benar benar muak dengan bajingan tampan yang satu ini
" Bukankah dia akan menjadi keluarga mu juga suatu saat nanti? "Tanya Taeyong dengan nada mengejek juga merendahkan
" Tutup mulut mu sialan! Sekarang dimana kamu?! " Nathan kembali berteriak pada layar ponselnya yang terhubung panggilan Vidio call tersebut
" Oke tampan aku tak mau berlama lama basa basi, aku menelpon mu untuk mengucapkan selamat tinggal pada kekasih mu" jeda beberapa detik " so say goodbye sweetheart" lalu panggilan dimatikan sepihak
"Yakk! Lee Taeyong! " Nathan lagi lagi berteriak emosi, apa yang dimaksud dengan selamat tinggal?
Nathan pun menelpon sekretaris nya untuk mengarahkan anak buah nya mencari keberadaan bajingan sialan itu sampai dapat, ia benar benar igngin menghabisi manusia tanpa otak yang satu itu sampai mampus kalau bisa. Namun sesaat itu teringat Adinda, ia takut. Takut terjadi sesuatu pada adiknya yang ia miliki satu satunya.
***
Diruang gelap itu Taeyong dan anak buah nya mulai menumpahkan bensin ke berbagai penjuru ruangan setelah selesai mereka pun keluar ruangan dan membakar jerigen bekas bensin tersebut terlebih dahulu. Setelah itu Taeyong tersenyum licik
" Bakar sekarang " perintah nya kepada salah satu anak buah nya, dengan patuh anak buah nya mulai menyalakan pematik api lalu membakar rumah tua yang sudah terlumuri bensin tersebut, setelah kobaran api menyala ia memasukan kembali pematik api tersebut kedalam jaketnya. Menghiraukan fakta bahwa masih ada seseorang didalam sana dengan keadaan terikat.
Begitu kobaran api mulai membesar Taeyong lagi lagi tersenyum dan meninggalkan area rumah tua yang sepi itu bersama anak buahnya.
Ada yang masih melek kah jam segini?
- To Be Continue -
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia
FanfictionKisah seorang mafia dan seorang dokter yang berakhir dengan menyedihkan dikarenakan pembunuhan seseorang yang sangat berarti di kehidupan sang dokter [AU] ©riskadewirr_ 2019 - End -