Chapter 19

1.7K 147 6
                                    

Adinda berjongkok didepan makam Nathan, mengusap batu nisan itu lalu kembali menangis

" Maaf kak, bahkan sebelum kakak pergi kita belum baikkan. Kakak sabar ya aku bakal cari orang yang udah bikin kakak pergi " Adinda terus mengusap batu nisan itu.

"kakak baik baik disana ya, pasti seneng ya bisa barengan sama bunda sama ayah. Tapi kak disini aku sendiri " Adinda kembali menangis lagi kini rintik hujan pun mulai turun karena cuaca memang sedang buruk hari ini.

Tiba tiba Adinda tidak merasakan kembali air yang mengguyur badannya. Ternyata Taeyong yang sedari tadi menunggu di mobil menyusul Adinda dengan payung lebar di genggamannya

" Pulang ya? " Pinta Taeyong lalu disetujui oleh Adinda.

Setibanya mereka di rumah keluarga Aditama mereka disambut oleh Lucas yang sedari tadi telah menunggu Adinda pulang. Tanpa banyak bicara Adinda meninggal kan Taeyong dibawah bersama Lucas, biarlah ia dianggap tidak sopan karena meninggalkan tamu yang penting ia bisa sendiri dulu Untung menenangkan pikiran nya.

" Hey tuan muda, saya tau anda pasti dalang dibalik semua ini. Tunggu saja aku akan membongkar semua kebusukan mu di depan nona Adinda " Lucas berbisik tepat ditelinga Taeyong " dan aku harap kau meninggalkan nona Adinda saja dari sekarang karena jika nona Adinda tau sebenarnya ia pasti akan sangat membencimu " lanjut Lucas.

Taeyong menatap manik Lucas dengan tatapan tajam nya lalu menubrukan bahunya ke bahu Lucas " aku permisi " Taeyong pun pergi dari rumah Aditama itu dengan segera.

Setelah mobilnya keluar dari pekarangan keluarga Aditama ia pun menelepon Yuta

" Yuta, awasi sekretaris Aditama jangan sampai ia berhasil membongkar semuanya pada Adinda"

***

" Nah begitu nona untuk menghitung kurva nya " Setelah seminggu Adinda mengurung diri di kamar akhirnya ia mau juga untuk keluar dengan bujukan dari dokter Jinhwan yang terus menerus mengunjungi bahkan menggedor pintu kamar Adinda dan mengajaknya refresing ke pantai. Dan Adinda pun memutuskan untuk belajar meneruskan usaha keluarga nya dan resign dari rumah sakit meninggalkan pekerjaan nya menjadi seorang dokter.

" Lucas kenapa ini sangat sulit sekali? Lebih baik aku membedah tubuh mu saja daripada harus mengurusi ini " Adinda memijat keningnya,huftt rasanya lebih mudah menjadi dokter daripada harus berurusan dengan setumpuk dokumen ini.

" Semangat nona tenang saja aku akan membantumu "Lucas terkekeh melihat atasannya ini mengeluh, maklum jika Adinda mengeluh selama ini ia tidak pernah belajar tentang bisnis atau apapun itu.

" Lucas kita lanjut kan saja besok, dan jangan lupa tetap cari tau info pembunuh kakakku " Pinta Adinda lalu membereskan peralatan tulis nya yang berceceran

" Baik nona, saya sudah menghubungi Kim Doyoung ia adalah kepala detektif kepolisian terbaik nona kerjanya pun sangat cekatan "  jelas Lucas. Adinda pun pergi dari ruangan kerja di rumahnya, dan untuk sementara ini kantor biar lah Lucas yang mengurus Adinda masih belum terbiasa.

Adinda menutup pintu lemari es nya, setelah mengambil satu gelas dingin ia pun mengistirahatkan tubuh nya di sofa ruang keluarga sembari menonton televisi.

Mata Adinda sudah akan mulai terpejam namun panggilan dari Lucas membuat Adinda tersadar kembali, tepat dibelakang Lucas terlihat Taeyong dengan senyum manisnya.

" Tuan Lee datang nona, permisi " Lucas pun berlalu, namun saat berhadapan dengan Taeyong ia menajamkan pandangan nya
Setelah Lucas pergi Taeyong pun duduk disamping Adinda lalu bersandar pada bahu nya, rasa bersalah itu hinggap lagi di diri Taeyong apa dia memang harus mengaku atau semakin menyembunyikannya lagi?

" Ngelamun aja " tegur Adinda membuat Taeyong tersentak
Taeyong tersenyum " aku minta maaf ya " Taeyong menarik kepala Adinda agar menjadi bersandar pada bahunya

" Kenapa?" Tanya Adinda, ia penasaran mengapa dari kemarin Taeyong meminta maaf padanya
Taeyong tersenyum lalu mengingat kembali ketika ia membunuh tuan dan nyonya Aditama yang notabene nya orang tua Adinda, belum lagi ia telah membunuh Nathan dan jika Adinda tau apakah ia akan tetap bersama nya?

" Kamu kenapa sih, jadi sering ngelamun? " Tanya Adinda untuk kedua kali nya

" Gapapa kok " jawab Taeyong lalu memeluk erat tubuh Adinda,merasakan aroma tubuh manis Adinda. Entah mengapa Taeyong merasa jika pasti sebentar lagi adalah waktu nya mereka berpisah.

Adinda ikut melingkar kan tangannya di pinggang Taeyong " kalo ada apa apa cerita ya sama aku"
Taeyong menganggukan kepalanya " suatu saat kamu bakal tau kebenaran nya "






















- To Be Continue -

Halloo!
Aku cuman mau bilang kalo cerita ini udah mau tamat ya hehe, terimakasih kalian yang sudah menyempatkan baca cerita ini walaupun masih banyak kekurangan hehe.
Dan untuk gantinya aku bakal publish cerita baruu❤️

The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang