Chapter 12

1.4K 148 6
                                    

Pemakaman telah selesai dari tiga puluh menit yang lalu namun Nathan masih tetap berdiam diri ditempat Sherly dimakamkan
" Nak sudahlah, biarkan ia pergi dengan tenang " ibu Sherly mengusap bahu Nathan dengan pelan

" Maaf bu, Nathan gak bisa menjaga Sherly " Nathan masih menatap makan Sherly dengan tatapan sendu

" Tidak apa apa nak, mungkin ini sudah takdir " ibu Sherly masih mengusap bahu Nathan

" Padahal Minggu depan Nathan mau melamar Sherly Bu " mata Nathan kini mulai berkaca-kaca lagi

" Tidak apa apa nak, mungkin belum jodoh. Sudah ya sekarang kita pulang kamu butuh istirahat " ajak ibu Sherly yang disetujui oleh Nathan.

Di mobil Nathan pun hanya melamun, rasanya ia benar benar marah pada Lee Taeyong yang berani berani nya membunuh kekasih nya, dan yang ia khawatir kan sekarang adalah Adinda.
Apakah Taeyong tau bahwa Adinda adalah adiknya, karena selama ini Adinda jarang menggunakan nama keluarga Aditama, apakah Taeyong mengetahui nya?

" Tuan Anda baik baik saja? "Tanya Lucas dari bangku pengemud yang membuat lamunan Nathan buyar

" Ya aku baik baik saja, saat sudah sampai rumah Tolong kamu jemput Adinda dirumah sakit setelah jadwal praktek nya beres dan ajak kerumah jangan ke apartemen " pinta Nathan. Ia harus segera memberi tahu Adinda sebelum adiknya yang satu itu terancam bahaya karena si Brengsek yang satu itu.

" Baik tuan, saya akan menghubungi nona Adinda " .

***

Adinda baru saja melepas seragam OK yang ia gunakan lalu keluar dari ruang operasi. Rasanya tubuhnya lelah karena baru saja melaksanakan operasi usus buntu belum lagi kemarin ia lembur di rumah sakit karena ada kecelakaan diarea pembangunan sebuah hotel, itulah sebabnya Adinda tidak pergi ke pemakaman Sherly hari ini.
Adinda masuk ke ruangan jaga yang terlihat sepi, sepertinya dokter yang lain masih sibuk dengan pekerjaan nya. Setelah melepas sneli nya Adinda mendudukkan tubuhnya di kursi, jam jaga nya akan habis setengah jam lagi. Karena ia tidak ada pasien lagi akhirnya ia memilih untuk memejamkan mata nya sejenak, mengistirahatkan matanya yang sedari tadi mulai menangtuk.

Namun belum lima menit ia memejamkan matanya, terdengar nada dering tanda ada panggilan masuk dari handphone Adinda, tertera nama Lucas disana.

" Selamat sore nona, maaf mengganggu waktu kerja Anda. Tuan Nathan meminta Anda untuk datang kerumah " ucap Nathan diseberang sana

" Jam kerjaku akan habis tiga puluh menit lagi, nanti aku akan mengambil mobil ku dulu di apartemen lalu kerumah kakak " jawab Adinda
Kakaknya pasti sedang kacau sekarang, mungkin mengajaknya jalan jalan sore di taman kota untuk melepas kesedihan kakak nya bukan lah ide yang buruk.

" Tidak usah nona, saya sudah di taman rumah sakit saya akan menunggu Anda "

Terdengar helaan nafas dari Adinda " baiklah, tunggu aku tidak apa apa kan? "

Adinda merasa kasian pada Lucas karena pastinya ia akan menunggu lumayan lama dan semoga saja tidak ada pasien lagi diluar jam praktek nya sehingga ia bisa menghibur kegalauan Nathan.

" Baik nona" panggilan pun ditutup oleh Adinda, lalu ia pun membereskan barang barang nya dan berlalu ke kamar mandi di ruang jaga. Hari ini Adinda belum mandi karena banyaknya pasien dirumah sakit.

***

Adinda melangkah kan kakinya memasuki rumah keluarga nya yang kini hanya ditinggali oleh Nathan dan beberapa asisten rumah tangga. Saat memasuki ruang keluarga ia dapat melihat kakaknya sedang duduk dengan laptop di pangkuan nya yang menampilkan kurva pemasukan perusahaan bulan ini, huft kakaknya yang satu ini sedang galau pun masih saja sempat untuk bekerja bukannya malah mengistirahatkan sejenak pikiran dan hati dari kenyataan yang menghantam perasaanya.

Tepukan mendarat di punggung kokoh Nathan, membuat lelaki itu terperanjat kaget lalu menatap ke belakang melihat si pelaku yang hampir membuat jantungnya copot.
Nathan menarik lengan Adinda agar duduk disebelah nya, lalu menghembuskan nafas nya kasar sebelum ia berbicara

" Dek, Kakak udah bilang kan kamu harus udahan sama Taeyong Taeyong itu " kini ucapan Nathan pun terdengar seperti perintah ditelinga Adinda

" Kenapa sih? Kakak harus kasih tau dulu dong alasannya " tanya Adinda dengan nada sinis dan mata yang mendelik terhadap Nathan

" Kalo kakak jujur sama kakak kamu percaya gak? " Setelah mendengar nada bicara Adinda yang sini kini Nathan mulai melembutkan nada bicaranya

" Tergantung kak " nada bicara Adinda masih sinis

" Percaya gak, kalo yang ngebunuh Sherly adalah Taeyong " tanya Nathan hati hati ia takut adiknya langsung emosi begitu saja

" Apa sih kakak, jangan main tuduh dong kakak aja gak punya buktinya" dan benar saja emosi Adinda langsung tersulut

" Kakak emang gak punya bukti tapi kanㅡ" belum sempat Nathan melanjutkan penjelasan nya Adinda malah memotong pembicaraan nya

" Udah deh kak jangan asal tuduh dulu gara gara pikiran kakak lagi kalut,lagian kan kakak belum aku kenalin sama Taeyong. Udah ya kak hari ini aku capek banget, aku pulang " Adinda pergi begitu saja menghampiri Lucas dan memintanya untuk mengantarkan pulang

Sedangkan Nathan kembali melamun bagaimana bisa sekarang adiknya itu bersikap kurang ajar terhadap nya, apakah ini pengaruh Lee sialan Taeyong itu? Benar benar kurang ajar sekali pikirnya.























- To Be Continue -

The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang