Chapter 18

1.5K 139 4
                                    

Belum sampai Taeyong di ruang tunggu dering telpon nya kembali berbunyi, ternyata dari Yuta segera Taeyong menjawab panggilan tersebut

" Kenapa? " Tanya Taeyong To the point

" Maaf tuan, apakah Anda bisa ke kantor sekarang? " Tanya Yuta, sebenarnya diseberang sana Yuta sedang gugup karena kabar buruk yang baru saja ia dapat dari agen informasi kepercayaan Taeyong

" Apa ada masalah? " Taeyong mengernyitkan dahinya

" Sepertinya ini masalah tuan, ini mengenai Aditama " rasanya Yuta ingin resign dari pekerjaan ini tapi apalah daya

" Baiklah aku ke kantor sekarang " Taeyong pun memutuskan panggilan dan segera ke ruang tunggu untuk berpamitan pada Adinda, walaupun ia khawatir dengan keadaan Adinda sekarang
Setelah berpamitan akhirnya Taeyong kembali ke kantor dan menyisakan Adinda bersama Lucas. Sebenarnya sedari tadi Lucas ingin sekali menghajar Taeyong karena ia merasa pasti dalang dibalik semua ini adalah manusia yang satu itu namun keinginan nya harus ia urungkan karena keberadaan Adinda

Langkah terburu buru menggema di ruangan tunggu yang memang sepi terlihat dokter Jinhwan berlari menandakan ia panik. Langsung saja Jinhwan memeluk Adinda dengan erat

" Bang Nathan gak akan kenapa kenapa, percaya Din " Jinhwan mengusap kepala Adinda, membuat Adinda kembali menangis.

Jinhwan kaget saat ia baru saja tiba di rumah sakit dokter siska memberi tahu bahwa keluarga Adinda ada yang sedang dioperasi, Jinhwan langsung tahu pasti itu Nathan jika bukan lantas siapa lagi?

Dokter Devan yang melakukan tindakan operasi keluar bersama dokter Hanbin dan beberapa perawat, raut muka mereka tidak bisa ditebak membuat jantung Adinda berpacu lebih cepat, bahkan tangannya kini sudah meremas Sneli yang dipakai Jinhwan.

***

Taeyong melamunkan apa yang sudah terjadi. Informasi tentang keluarga Aditama baru saja ia terima dari agen informasi kepercayaan nya. Yuta hanya menunduk setelah menjelaskan beberapa hal tentang keluarga Aditama pada Taeyong.

" Kenapa kalian sangat telat memberi tahu kepada ku sialan?!" Bentak Taeyong pada Yuta, membuat Yuta yang dihadapannya terkejut.

" Maaf tuan, agen informasi kesulitan meretas identitas keluarga Aditama karena mereka memang sengaja merahasiakan sebagian identitas mereka " jelas Yuta, semoga saja alasan ini membuat Taeyong sedikit tenang

" SIALAN! BAGAIMANA BISA NATHAN BRENGSEK ITU ADALAH KAKAK DARI KEKASIH KU" emosi Taeyong kian membuncah, pantas saja tadi ada Lucas sekretaris Nathan ia kita Lucas adalah saudara nya Adinda.

" ternyata selama ini aku yang membuat Adinda hancur " Taeyong pun mulai melemah. Yuta sebenarnya kaget karena atasannya baru kali ini merasa bersalah

"Yuta bagaimana aku menjelaskan pada Adinda? "Taeyong menangkap kan kepalanya pada meja lalu mulai menangis membuat

" Tuan tenanglah saya yang akan menjelaskan nya " pinta Yuta membuat Taeyong mendongak, lihatlah mafia yang satu itu kini pipinya dihiasi dengan air mata, hidungnya memerah dan matanya pun terlihat bengkak

" Tenang tuan saya yang akan menjelaskan nya " pinta Yuta

" Jangan Yuta, aku takut ini akan berakhir. Untuk sementara sembunyikan dulu semua dari Adinda " pinta Taeyong tegas.
Sebelum menjawab permintaan Taeyong, telepon masuk dari Adinda dengan segera ia pun menjawab nya.

" Taeyong..." Suara Adinda terdengar lemah di seberang sana membuat dunia Taeyong rasanya hancur begitu saja, firasat buruk bersarang di kepalanya

" Kakakku..." Sebelum melanjutkan perkataannya terdengar suara jatuh dan teriakan di seberang sana dengan segera Taeyong mengambil kunci mobil nya dan berlalu ke rumah sakit tanpa memutuskan panggilan telepon dari Adinda.

***

Sinar cahaya mulai memasuki pandangan Adinda, setelah beberapa kali mengerjapkan matanya kini Adinda sudah sepenuh nya sadar.

Taeyong pun menghampiri Adinda yang baru saja diperiksa oleh dokter Siska, untunglah Adinda hanya lelah dan shock ringan.

Dengan segera Taeyong memeluk Adinda yang terduduk di brangkar,isakan kembali terdengar dari Adinda membuat hati Taeyong terasa tercubit. Semua ini ulahnya andai saja dari dulu ia tahu Adinda adalah keluarga Aditama ia pasti akan memilih jalan damai dengan Nathan.

" Dokter Devan bilang peluru itu mengenai pembuluh darah kak Nathan, dan kak Nathan mengalami Exsangunation atau perdarahan besar besaran " jelas Adinda saat ia mulai tenang

" Maaf ya " ujar Taeyong, Rasa bersalah nya kini kian membesar
" Kenapa minta maaf ? "  Adinda mendongak, namun Taeyong hanya tersenyum.

" Infusanku lepas aja, aku mau liat kak Nathan dulu " Adinda pun melepaskan infusannya saat telah disetujui oleh dokter Siska lalu pergi ke ruang jenazah.






















- To Be Continue -

The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang