se. nan. di. ka /sênandika/
n. wacana seorang tokoh dalam karya susastra dengan dirinya sendiri di dalam drama yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, konflik batin yang paling dalam dari tokoh tersebut, atau untuk menyajikan informasi yang diperlukan pembaca atau pendengar. (KBBI Online Edisi Kelima)
Jakarta, 2022.
Benar kata peribahasa, seperti pinang pulang ke tampuknya, apa-apa sudah pada tempatnya. Interpretasi peribahasa itu terpampang nyata hari ini di sebuah gedung tempat berlangsungnya acara pernikahan Ashita. Akhirnya, gadis itu menemukan tambatan hatinya dan tidak merasa kosong lagi, pikir sebagian besar teman-temannya.
"Aku gak nyangka deh, Aci akhirnya nikah juga haha!" Laki-laki yang digandeng lengannya oleh Rahma hanya bisa terkekeh.
"Ya masa dia mau jomblo mulu? Tuhan tuh nyiptain segala sesuatunya berpasangan, Ra, dan harusnya kita seneng karena temen kamu akhirnya dapet jodoh yang baik."
Rahma mengerucutkan bibirnya yang terpoles lipstik pink nude hari ini, berbeda dari hari biasanya. Ashita yang memintanya untuk mengenakan semua hal berbeda dari kebiasaanya ketika menghadiri pesta pernikahan Ashita. Ada-ada saja memang.
"Hai, Ra!" Pasangan jangkung—Ody dan kekasihnya—menyapa Rahma dengan riang. Maudy menggandeng lengan sang kekasih mesra dan ow, ada sebuah cincin berbatu ruby di jari manis tangan kirinya.
Mulut laki-laki "kesayangan" Rahma mulai menggoda, "Duh, yang udah siap nyusul mah bahagia banget ya, ciee ciee!"
Ody tertawa lepas sembari menatap kekasihnya yang hanya bisa tersipu malu, padahal biasanya malu-maluin, "Apaan deh! Lo gak liat nih muka cowok gue sampe item saking malunya?"
"Ih, aku gak item, yang!"
Rahma dan lelakinya tertawa melihat perdebatan pasangan itu.
"Yang lain mana deh?" Ody menatap sekeliling, "Mereka gak telat kan? Gila kali ya, udah cetar gini dandanan gue masa mereka telat sih?"
"Sejak kapan Maudy Kamelia jadi bawel kaya Divya gini? Oh, tau nih pasti gara-gara pengaruh kangmas calon suami kan? Hahaha!"
"Jih, apaan sih!" lagi-lagi sepasang kekasih bertubuh jangkung itu tertawa malu.
Trak. Trak. Trak.
Keempat orang itu menoleh karena mendengar bunyi heels sepatu yang kompak, pasti ketiga wanita Gucci Gengges sudah tiba. Benar saja, tiga wanita—terbalut kebaya hijau soft dan kain ikat berwarna perak dengan desain berbeda, sama seperti yang dikenakan Rahma juga Ody—sudah nyengir menatap mereka. Divya, Thalassa, dan Nayla.
"Gue hampir bikin pengumuman orang ilang aja ke Bareskrim terdekat, untung lo semua keburu nongol," Ody dan mulut isengnya kini menjadi maklum untuk mereka.
"Yee, janganlah! Masa iya artis internasional kita masuk halaman New York Times gara-gara dilaporkan ilang ke polisi? Kan gak lucu haha!" Nayla meledek.
Mereka semua kompak tertawa mendengar ledekan Nayla barusan.
"Astogeh, dicariin kalian padaan ye taunya disini!" Azriel dengan suara khasnya, "Buruan ke belakang pintu noh, pengantennya panik-panik ajaib ngira pengiring kaga dateng!"
"Ohiya! Keasikan ngeledek teteh jadi lupa jadi pengiring gue!" Tangan lentik Thalassa menepuk dahi, "Yuk guys!"
Kelima perempuan itu kompak berjalan terburu-buru menuju tempat Ashita berada sembari berusaha menerobos kerumunan tamu yang hadir.
Hari itu bukan hanya hari yang bersejarah bagi Ashita, tapi juga untuk kelima temannya. Sebab, untuk pertama kalinya mungkin, sebuah bucket bunga pengantin ditangkap oleh lima wanita sekaligus.
"Mungkin itu tanda kalo lo semua bakal dapet akhir yang baik sama-sama." Ashita sore itu berkata kepada lima temannya yang masih bingung bagaimana hal tersebut bisa terjadi.
Ya, masa depan siapa yang tau kan?
Jakarta, 13 Februari 2019
10:34 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
S E N A N D I K A | ✔
ChickLit❝Hidup bagi kamu seperti apa? Untuk apa atau siapa kamu hidup? Untuk dirimu, untuk masa lalumu, atau untuk apa-apa yang tidak mungkin kamu raih?❞ © 2018 by Savagepage.