A W A N : Start Point

239 25 6
                                    

Aku hidup.

Ragaku utuh pun indraku.

Lain jiwaku,

Dia sekarat dan sebentar lagi mati.

Inginku sampai,

Harapku hempas hancur.

Akulah keutuhan yang kosong.

Tanpa kamu.

Awan.

n. ki. Tempat jauh yang tinggi sekali, ki. Senang sekali. (KBBI Edisi Keempat hlm. 103)

Menginjak kepala dua, sebagian besar orang akan merasa tua dan mulai pusing memikirkan bagaimana hidupnya ke depan nanti. Pun, sebagian besar lainnya juga berpikir bahwa masa dewasa dan bersenang-senang melakukan apa yang diinginkan sebelum tua dan peyot tiba. Dan ada lagi sebagian besar lainnya, yang berpikir untuk menggabungkan kedua pemikiran tersebut.

Mana yang benar kira-kira?

"Ra, gue kayaknya gak bisa balik bareng lo deh," Suara memelas Ashita membuat kepala bersurai cokelat gelap milik Rahma mendongak ke atas kubikel kawannya itu yang sedari tadi dia tumpangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra, gue kayaknya gak bisa balik bareng lo deh," Suara memelas Ashita membuat kepala bersurai cokelat gelap milik Rahma mendongak ke atas kubikel kawannya itu yang sedari tadi dia tumpangi. Kini wajah melas Ashita terlihat jelas lengkap dengan bibir manyunnya.

"Si Bu Rindu tuh, gue disuruh liputan ke Serawak besok anjir! Dikira gue the flash apa yang beberes barang semenit kelar?" gadis berambut cokelat itu masih misuh-misuh perihal penugasannya setelah resmi menjadi jurnalis di Batas.

Memang manusia, dikasih sesuai keinginan mengeluh tapi kalau tidak diberi sesuai keinginan lebih ngeluh.

Rahma hanya bisa merespon kegiatan mengeluh Ashita dengan senyuman sambil berkata, "Ci, kan dulu lo yang pengen banget pengen jadi jurnalis, inget? Nikmatin aja deh."

"Ah, emang lo yak! Percuma gue ngomong ama mantan budak proker kaya lo sama Ody. Yang ada gue abis dikhotbahin kaya sekarang. Gue balik, jangan kemaleman ya!" Ashita berpesan sambil membawa beberapa barang juga tas yang membuatnya terlihat seperti orang mau pindahan.

"Iya, hati-hati, Ci!" tangan lentik Rahma melambai pada sosok mungil Ashita yang sudah menjauh dengan cepat.

Kejadian Atreo yang "tiba-tiba bangkit dari kubur"—kalo kata Thala dan Azriel—sempat membuat kondisi mood Ashita terganggu cukup besar. Apalagi, kini laki-laki itu menjadi salah satu pemegang saham terbesar di Batas, makin menjadi saja gadis 24 tahun itu.

Untungnya, Bu Rindu menepati janjinya untuk menjadi jurnalis resmi disana meskipun wawancara yang seharusnya dia lakukan tidak berjalan mulus. Jadinya kan Ashita cukup sering tugas lapangan dan tidak akan bertemu dengan Atreo jika lelaki itu mengunjungi kantor.

Dan setiap Atreo ke kantor—teman baiknya—Ashita Soteria akan melancarkan jurus seribu bayangan alias ngacir. Jadilah Rahma yang menjadi sasaran Atreo. Padahal dia sudah jarang ke Batas, hanya jika ada revisi atau hal mendesak lainnya. Namun setiap itu pula Atreo datang. Apes memang.

S E N A N D I K A | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang